VIII

227 38 39
                                    

Yerim membuka matanya tersentak menatap sekelilingnya yang dipenuhi nuansa putih, setelah beberapa kali mengerjapkan mata, yerim pun bangkit untuk duduk

Matanya membulat saat perlahan ia melihat papanya tersungkur kebawah dengan seorang pria berjaket hitam menyeringai pada papanya menginjak kepala sang papa dengan tanpa perasaan

Pria itu menatap yerim sadar jika ia ketahuan, iapun pergi dari sana setelah mengeluarkan kata kata pada wendy

Perlahan airmata yerim keluar dan suara parau khas orang baru bangun itu dipaksa memanggil orang yang paling disayanginya

" pa...papa ....papa bangun "

Airmatanya semakin deras ia berusaha untuk bergerak namun kondisinya sangat lemah, ia menatap kekanan dan kekiri berusaha untuk mencari penopang untuknya namun tidak ada

Matanya menatap tombol darurat di dinding dan buru buru menekannya

" papa jangan tinggalkan yerim " ucapnya menangis tersedu

" pasien shon yerim bangun " ucap perawat dan segera bergegas untuk mengecek

Dilain sisi eomma irene yang kebetulan lewat juga segera melangkahkan kakinya cepat mendengar nama cucunya disebut

Langkah perawat terhenti saat melihat wendy terkapar dengan darah segar mengalir dilantai

Perawat yang kaget pun segera menghampiri wendy dan mengecek nadinya

" yatuhan " ucapnya

Ia menatap kedepan dan kebelakang dan akhirnya melihat eomma irene yang shock

" bu, tolong tekan lukanya, saya akan panggilkan bantuan "

Sang perawat bergegas berlari mencari tim bantuan meninggalkan eomma bae yang berjalan dengan badan gemetar, mulutnya terus menganga meelihat wendy yang terkapar, airmatanya ikut mengalir

Saat berdiri didepan wendy ia menatap kesamping dimana yerim sedang menangisi wendy

Ia menelan ludah menatap yerim

" tidak apa..apa .... papamu akan baik baik saja " ucapnya tersenyum tipis meskipun matanya menampilkan ketakutan

Eomma irene berjongkok dan menekan luka wendy, ia mengangkat kepala wendy di pahanya dengan tangis terus mengalir di wajahnya

" bertahanlah nak "
























Irene berlari menuju ruang monitor cctv, keadaannya sangat buruk setelah melihat keadaan wendy, ia dengan mata merah penuh amarah membuka keras pintu itu membuat penjaga disana terbangun dari tidurnya

" KENAPA KAU BISA TIDUR DISAAT BEKERJA !!! " teriaknya penuh amarah dan frustasi

Kedua orang itu menatap irene dengan rasa takut, bisa saja mereka kehilangan pekerjaan mereka

" dok...dokter irene, maaf kami salah " ucap mereka ketakutan

Irene mengambil nafas dalam menghembuskannya dengan pelan mencoba untuk mengatur emosinya
Ia memegang dahinya merasa pusing

" periksa cctv 2 jam yang lalu di lorong isolasi " ucapnya dingin membuat kedua orang itu cepat cepat mencari rekaman itu

Irene terus menunggu, ia terus menggigit jari kukunya dengan tangan gemetar, airmatanya juga semakin deras membuat kedua orang itu merasa iba dan membuat mereka semakin fokus pada rekaman

" bu.... apa ini yang ibu cari ? "

Mata irene menatap ke layar , hanya dengan melihat tinggi dan cara berjalan pria direkaman itu dia tau siapa pelakunya

circleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang