2/365 : ETMY 6 (Symphony of Night)

383 42 6
                                    

Sejak kejadian dua hari yang lalu, pikiran Asya seolah terus bertarung dengan batinnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak kejadian dua hari yang lalu, pikiran Asya seolah terus bertarung dengan batinnya.  Batinnya merasa ia untuk meminta maaf dan mempertanyakan apa maksud dari perlakukan dari sosok Kalix, namun otaknya seolah menyanggah dengan hebat dan berpikir untuk membiarkannya saja.

Malam ini, pukul 08.30, Asya masih bertarung dengan beberapa berkas dan laporan yang sedikit lagi akan selesai.

Tadi pagi, Direktur Utamanya tidak masuk kantor karena ada acara non formal dengan keluarga. Maka sebagai salah satu tim Sekretaris utama tentu saja setumpuk perkerjaan tentu langsung datang menghampiri Asya.

Setelah lima belas menit berlalu berkutat dengan berkas, keyboard dan komputer kantor, akhirnya Asya bisa me rilex kan tubuhnya. Kemudian, karena tidak ingin berlama-lama di kantor, Asya segera membereskan segala berkas di mejanya.

Setelah memastikan semua berkas dan barang-barangnya tertata rapih, Asya melangkahkan kakinya keluar dari ruang Tim Sekretaris Direktur Utama.

Asya memasuki ruang emas tersebut dengan perlahan.

Saat berada di dalam, gadis itu hanya disambut dengan alunan suara angin yang berasal dari jendela besar di depannya yang dibiarkan terbuka, saking heningnya ruangan tersebut, hanya suara angin malam dan ketukan dari Heels milik Asya.

Jendela besar tersebut telah ditutup dengan rapat oleh Asya. Sebelum benar-benar meninggalkan kantor, Asya sedikit membereskan ruangan sang Direktur

Meskipun penghuninya tidak datang sedari pagi, setidaknya Asya harus memastikan bahwa esok hari ruangan emas ini telah rapih dan bersih untuk digunakan oleh sang pemilik.

Ketika gadis itu sedang menyusuri rak meja di belakang sofa besar, tiba-tiba retinanya melihat sepasang sepatu yang seolah menggantung pada pinggiran sofa cokelat tua di depannya.

Asya tidak bisa menampik rasa penasarannya. Sembari memegang kemucing merah di tangan kanan, gadis itu melangkahkan kakinya menuju Sofa panjang tersebut, dan seketika matanya membulat sempurna ketika ia melihat sosok yang ada di pikirannya sedari tadi sedang berbaring sempurna dengan mata tertutup.

Sungguh, Asya tidak mengetahui kapan pemilik ruang emas ini datang dan sejak kapan berada di kantor.

Kemudian, Asya meletakkan kemucing pada meja kaca di belakangnya.

Posisi Asya saat ini sedikit berjongkok dengan pandangannya menatap langsung pada wajah sang pemilik ruang emas. Asya bingung harus berbuat apa, ingin membangunkan orang tersebut namun tidak tega dan jujur saja ia merasa termangu kala melihat sosok di depannya yang begitu menawan.

2/365 : ENCHANTED TO MEET YOU  (Kenari dan Sangkar Emas)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang