Hidup Nesya Hazellia atau biasa dipanggil Asya, semula sangat sederhana dan terhindar dari segala hiruk piruk ibukota Nusantara. Hingga, pada saat malam tahun baru kejadian kelam menimpa gadis 23 tahun itu.
Beberapa hari kemudian, setelah insiden m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari Senin yang penuh akan segala kesibukan.
Ruang Tim Sekretaris Utama Al Sina Group pagi ini terlihat jauh lebih sibuk dari pada hari – hari sebelumnya.
"Asya, tolong reminder pihak divisi keuangan dan marketing terkait rapat bulanan nanti sore,"
"Baik, Pak Andreas,"
"Bu Zainab. Bagaimana progress laporan perkembangan keputusan dewan direksi lalu?" tanya Pak Andreas pada Bu Zainab yang terlihat sibuk dengan pekerjaannya.
Jika biasanya ruangan ini akan memiliki suasana tenang walaupun dengan segala kesibukan yang ada. Namun, hari ini jauh dari kata 'tenang'.
Asya melihat jam dinding ruangan dengan lesu.
Pukul 09.30 dengan segunung pekerjaan yang siap menanti jari jemari mungil Asya serta otak pintarnya agar segera menyelesaikan pekerjaan tersebut.
"Asya, lusa Pak Bos ada agenda tahunan sebagai pembicara di SMA Ganeswara. Tolong kamu menggantikan saya untuk mendampingi beliau ya, sekalian tolong buatkan itinerary perjalanan dinas beliau di Pulau Gane selama tiga hari ya,"
Tanpa sadar, Asya mengedipkan kedua mata hazelnya hingga lima kali kedipan setelah mendengar perkataan Pak Andreas.
"Apakah nanti Pak Andreas akan menyusul?"
"Tidak. Saya dan Zainab harus menghandle kantor dan menyiapkan agenda rapat dengan dewan direksi,"
"Baik,"
***
Malam harinya.
Setelah menyelesaikan dan mengecek ulang segala berkas dan itinerary untuk perjalanan dinas sang Bos, Asya membaringkan tubuhnya pada kasur. Kedua netranya menangkap pemandangan langit malam ibu kota dari balik jendela Apartement.
Helaan nafas berat menjadi tanda bahwa gadis dengan piyama merah mudanya terlah berhasil menjalani hari senin yang begitu melelahkan.
Asya pun memejamkan kedua mata hazelnya perlahan. Ia mencoba memberikan ruang istirahat bagi tubuhnya. Tanpa menutup gorden kamar, gadis itu perlahan mulai memasuki alam mimpi.
Beberapa detik sebelum benar-benar memasuki alam mimpi, Asya berdoa dan berharap agar esok hari akan menjadi hari yang lebih baik dan tenang untuknya. Semoga ...
***
Sore hari, di hari Selasa, puncak musim hujan akan berlalu.
Jalanan pusat kota Nusantara terlihat basah. Orang-orang berlalu lalang lengkap dengan payung yang mereka bawa. Pengendara motor yang masih mengenakan mantel hujannya, dan tubuh mobil yang terlihat basah setelah menerjang hujan yang mulai membasahi Nusantara sejak siang tadi.
