02. Rencana Quality Time

18 7 49
                                    

Alooww lagi, Ders! Bagaimana kabarnya? Semoga selalu baik dan terus bersyukur ya? Jika tidak baik, fii ucapin terimakasih karena sudah berhasil melewati ketidabaikkan dihari ini yaa! Kamu-kalian semua keren!

Siap untuk membaca? Happy reading, Ders sayang!

.

Mari, habiskan waktu bersama. Buat kenangan lebih banyak lagi, kenangan yang menyenangkan agar kelak jika ada yang pamit untuk pulang, dia akan abadi dengan segala kenangannya.

.

Jam menunjukkan pukul delapan malam lebih sepuluh menit, Safira berada didalam kamarnya. Gadis itu tengah melakukan panggilan video dengan kedua sahabatnya, Callista dan Lala.

"Gue bilang juga apa, si kudanil itu sayang sama lo! Definisi Abang yang baik cuma agak kayak setan dikit!" Lala mengatakan itu setelah mendengarkan cerita Callista saat pulang sekolah bersama Fazli tadi, gadis itu bilang akan bercerita saat mereka video call.

"Mana bener lagi." Callista bicara, setelah mendengarkan perkataan Lala dan langsung disambut oleh tawa Lala. Callista memperhatikan Safira yang sedari tadi menyimak, ia terus menyuap wafer favoritnya.

"Sa, lo kok diem aja, sih?" tanya Callista, tidak biasanya Safira diam menyimak cukup lama percakapannya dengan Lala.

"Gapapa, gue lagi makan gak boleh ngomong," jawab Safira terdengar masuk akal tapi, gadis itu masih memikirkan hal lain, yang hanya ia dan Tuhan yang tau.

Callista sebenarnya tidak percaya, ia sangat mengenal kedua sahabatnya itu. Mereka bukanlah orang yang baru saling kenal, akrab lalu sama-sama saling menganggap satu sama lain sebagai sahabat karena sudah akrab. Mereka bertiga sudah menjalin hubungan persahabatan hampir 5 tahun lamanya, itu bukan sesuatu yang singkat bukan?

"Besok Minggu, kan? Gimana kalo besok kita jalan-jalan, gue deh yang traktir!" kata Lala memulai topik baru, menawarkan sebuah tawaran yang tidak akan merugikan.

"Kemana?" tanya Safira setelah menghabiskan sekitar 5 potong wafer rasa cokelat, ia tidak mau terlihat seperti mengabaikan kedua sahabatnya.

"Pasar malem aja, deh! Katanya weekend nanti terakhir, bro!" Lala terlihat antusias membicarakan rencana mereka besok seraya mengubah posisinya, gadis itu tadinya berbaring terlentang dengan posisi miring ke kanan, berubah menjadi telungkup sambil menyadarkan hp di bantal.

"Gue ngikut aja, lagian gak ada acara juga pas weekend," celetuk Callista yang mengubah posisinya yang berbaring di sofa menjadi duduk bersandar.

"Ajak Fazli, biar dia jadi babu," kata Lala sambil tertawa, Safira menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Gue juga sama kayak Callista." Safira meraih lagi wafernya lalu memakannya.

"Ta, si kudanil ajak ya?" tanya Lala seraya tersenyum ke arah Callista yang memasang wajah datar.

.


"Gue pasti ikut, dong!"

Tiba-tiba Fazli muncul, hampir seluruh wajahnya mengisi layar panggilan video Callista. Kedua gadis itu sedikit terkejut akibat wajah Fazli yang muncul tiba-tiba, Safira sampai tersedak wafernya dan Lala yang menjauh dari ponselnya.

"Fazli, dodol!" Callista menarik bahu cowok itu agar menyingkir dari hadapan ponselnya, cowok itu ditarik agar duduk disebelahnya.

"Fazli setan! Gue kaget!" hardik Lala sambil mengelus dadanya, ia menoleh ke kamera yang menyorot ke arah Safira yang masih batuk-batuk lalu meminum air dan Callista melakukan hal yang sama.

RATALA [Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang