MALAM!
Je post berpart-part nih... yaiy wkwk. sori hiatus sebulan. i l y readers!
enjoy!
_____
"Thanks buat hari ini ya, semuanya! Hasil foto tadi, kirim ke email KF—Klub Fotografi, aja. Biar nanti kita pilih bareng-bareng yang terbaik, buat di masukin ke Blog dan di lampirin ke berkas Proker. Pada hati-hati, ya." Ujar Reuben sebelum menghilang bersama sebagian besar anggota. Kini, tersisa Alika, Fania, Lista, Bima, dan Naufal.
"Al, kenapa?" tanya Lista.
Alike menggelengkan kepalanya. Kejadian di kereta tadi masih terus berputar di otaknya. Tanpa sadar, membuat jantungnya berdetak tak normal, lagi. "Lo balik sama siapa?"
"Bima. Lo sama Rama?" Alika menggeleng. Bagaimana bisa ia di tempatkan berdua dengan Rama—lagi—bila kenyataannya, kini mendengar nama Rama saja sudah mendebarkan hati.
Fania dengan tiba-tiba menghampiri Alika, "Lik, lo balik sama siapa?"
Alika menoleh dan menatap punggung Rama dan Naufal yang menjauh. "Sendiri, kayaknya. Kenapa?" binar mata Fania berubah cerah. "Bareng, dong! Gue sendiri, juga." Dengan keterpaksaan—sedikit—Alika menganggukkan kepalanya.
"Lis, Bim, gue sama Fania duluan, ya." Lista dan Bima tersenyum mengangguk.
Sepanjang perjalanan, tidak ada yang membuka percakapan. Fania sibuk dengan dunianya, dan Alika sibuk dengan fikirannya.
Perempuan ini kan, yang dapat mengalihkan dunia Rama dalam sesaat?
Alika teringat oleh rasa kecewanya. Ia menghela nafas. Diam merupakan pilihan pertama yang ia pilih untuk saat ini.
***
Alika : Lis, jalan yuk. Bete banget dirumah
Lista : kemans beb?
Alika : Nonton yukkkk
Lista : serius, nih? Gue priper deh bentar
Alika : Oke. lo ajak bima sama naufal aja
Lista : nah. Lo rama ya
Alika : EH JANGAN. Tau gitu gue hubungin naufal ajadeh
Lista : kenapa lu wkwkwk
Alika : ogah gue ah. Nanti ribet ew
Lista : udahhh gapapa. Bai gue pgn mandi
Alika : udah gue chat ya mb
Tak berapa lama, setelah rapi dengan pakaiannya, Alika mengangkat telpon yang masuk di ponselnya.
"Kenapa, Lis?" ia menjepit ponselnya diantara bahu dan telinganya, karena tangannya yang sibuk memasukkan barang-barang yang akan dibawanya ke dalam tas selempang. Terdengar suara bising kendaraan, membuat Alika yakin kalau Lista sudah berada di jalan menuju mall.
"Rama gak ikut. Katanya dia sakit."
Alika mengerutkan dahinya, mengingat bahwa Rama malah sangat semangat untuk ikut bergabung. "Loh? Rama tadi bilang ke gue dia ikut, kok. Dia malah izin buat ajak adiknya. Mereka juga udah jalan." Di seberang sana, terdengar Lista yang memberitahu berita mengenai Rama kepada... entah siapa. Mungkin Bima.
"IH, dia tuh kutu kupret banget emang. Tadi pas di tanya Bima, katanya dia gak bisa. Gue cincang nih nanti di bioskop." Alika hanya tertawa sambil menuruni anak tangga di rumahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Buat Aku Lupa
Short Story"Kenapa lo berhenti saat gue pun belum mulai?" ×××××× "Rasanya sakit, An." Sakit itu tiba-tiba meluap tanpa permisi. Membuka seluruh luka yang bahkan sembuh pun tidak. "Dan saat tau sama-sama punya rasa, tapi kenyataannya gak bisa bersama. Sakitnya...