E P I L O G

928 55 17
                                    

Job well done, standing ovation

Yeah you got what you wanted

I guess you won

And I don't want to hear, they don't know you like I do

Even I could've told you

But now we're done

Cause you, play me like a symphony

Play me till your fingers bleed

I'm your greatest masterpiece

You ruin me.

We're that song you wouldn't sing

Just a broken melody, you're killing me

You, play me like a symphony

Play me till your fingers bleed

I'm your greatest masterpiece

You ruin me.

(You Ruin Me – The Veronicas)

***

Akhirnya ku tau,

Senyum terpatri di bibirmu bukan untukku.

Kendati itu untukku,

Tak dari hati sampai ke matamu.

Bila Bulan pernah berkata,

Sakit ia rasa saat harus tenggelam di angkasa.

Demi Matahari yang terang untuk Bumi,

Tanpa sadar melukai Bulan yang mengorbankan diri.

Dan akhirnya ku tau,

Harapan selama ini tak berarti.

Perasaan yang begitu suci bisa dilaknatkan hati.

Semu merah yang hangat di pipi,

Merupakan awal dari pedih patah hati.

Bila Hujan pernah memutuskan pergi,

Ia tak lagi rela jatuh demi hadirnya Pelangi.

Biarpun tahu tetesnya dapat menyamarkan luka,

Tuhan pasti mendengar doa, "Mohon, buat aku lupa.".

***

(a/n)

Selamat malam, Good Readers!

J datang membawa epilog~~~~~

Akhirnya cerita ini kelar juga:")  terimakasih yang udah nyempetin baca dan juga yang udah mengapresiasikan cerita ini dengan Votes dan Comments. mean a lot to me, aseli!:")

Maaf cerita ini masih jauh dr kata layak... u,u maaf ngecewain dan maaf php mulu. Kritik dan saran, akan didengar dengan baik oleh penulis:) Selamat menunggu cerita J yang lain!

wufyu.

lots stars,

J.

Buat Aku LupaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang