Buku kuno

21 15 7
                                    

Di sebuah negara cina tepatnya di Desa Xi'an terdapat seorang guru yang paling tersohor. Ia memiliki banyak murid dari seluruh penjuru dunia. Namun hanya tiga murid kesayangan dari guru tersebut. Tiga murid tersebut yakni Felix, Melvis,  dan Harry. Alasan guru sangat menyayangi ketiga muridnya, yaitu mereka yang sangat amat patuh pada sang guru sekaligus mereka adalah murid paling terlama dari guru tersebut. Tetapi bukan berarti guru membedakan ketiga murid tersebut dengan murid lainnya. Guru membagi rata kasih sayangnya dan pengajaran ilmu bela diri beserta ilmu kebatinan yang guru wariskan kepada murid-muridnya.

Ketika pagi hari menjelang siang, pedepokan pelatihan sedang ramai dengan murid murid yang sedang membicarakan tentang ketiga murid kesayangan maha besar guru. Sebab ketiga murid kesayangan guru tersebut, melakukan sebuah kesalahan sehingga mengharuskan mereka menghadap sang guru di pendopo pengadilan. Tempat tersebut adalah tempat paling sakral dan paling menyeramkan, karena tempat itu adalah pertemuan murid dengan sang guru saat mereka melakukan kesalahan dan di tempat tersebut mereka akan di adili atas kesalahan yang di lakukan. Sekaligus dengan hukuman yang harus mereka dapat saat kesalahan mereka di ketahui oleh maha besar guru.

Di tempat tersebut, Felix, Melvis dan Harry harus merasakan ketakutan terbesar saat sesuatu yang mereka lakukan tertangkap basah oleh salah satu murid yang saat itu melihat ketiganya pergi menuju ke tempat ruang bawah tanah. Ruang bawah tanah adalah hal yang paling di larang untuk di kunjungi oleh siapapun yang berada disana, hanya maha guru besar yang dapat kesana. Karena kecerobohan mereka, alhasil murid tersebut melaporkan kepada guru dan juga menyerahkan satu buku kuno yang berhasil mereka ambil di ruang bawah tanah tersebut.

Saat lonceng berbunyi itulah pertanda bahwa maha besar  guru telah datang dan siap mengadili mereka. Rasanya seperti tidak ada pasokan udara yang bisa mereka hirup. Semua memberi hormat begitu juga dengan mereka saat sang guru datang. Suasana semakin mencekam kala tatapan guru mengarah kepada Felix, Melvis dan Harry. Tatapan yang tenang namun dapat mencekik.

" Kenapa kalian pergi ke ruang bawah tanah tanpa se izinku, bukankah sudah pernah kubilang jangan ada yang pergi kesana ", ucap sang guru memulai persidangan hari ini.

" Jawab!! ", Bentak sang guru kepada mereka.

Rasanya tenggorokan mereka seperti ada batu besar yang membuat nya tercekat dan tak bisa berkata-kata lagi selain hanya diam dan menundukkan kepala.

" Maaf guru, kami hanya penasaran. K-kami tidak berniat untuk kesana dan untuk buku itu, seperti ada sesuatu energi yang menarik kami untuk mengambil nya.", Jawab Felix dengan rasa takut.

"Maafkan kesalahan kami yang sangat lancang pergi ke tempat itu tanpa se izinmu guru ", Ucap Melvis seraya menyatukan tangan untuk meminta maaf pada maha guru besar.

" Maafkan kami karena sudah melanggar peraturan dari guru. Jika hukuman adalah tebusan atas kesalahan kami, kami siap menerimanya", ujar Harry kali ini.

Tanpa banyak bicara dan tanpa menentukan akhir dari proses pengadilan hari ini, sang guru membubarkannya. Tidak ada yang berani membantah sekalipun mereka. Semua kembali ke asrama pelatihan dengan segala pertanyaan yang berada di benak mereka. Tidak seperti biasanya maha guru besar meninggalkan tempat pengadilan tersebut tanpa memberikan sebuah hukuman pada pelaku nya. Namun kenapa kali ini sang guru hanya diam.

                                  🍁🍁🍁

Pagi telah tiba menyisakan embun pada dedaunan sebab hujan deras semalam. Dan pagi hari ini setelah sarapan, ada panggilan atas nama Felix, Melvis dan Harry untuk menemui maha besar guru di ruangannya. Semua yang berada di meja makan saling bertanya satu sama lain ada apa sebenarnya dan apakah masalah mereka kemarin belum selesai. Tapi yang jelas pertanyaan pertanyaan tersebut tidak memiliki jawaban selama ketiga orang tersebut tidak pergi ke ruang maha besar guru.

Setelah menyelesaikan makan pagi, secepatnya mereka pergi menemui sang guru di ruangannya. Semakin dekat jarak mereka dengan ruangan sang guru semakin juga jantung mereka berdetak tak kalah cepat. Bahkan rasanyaa yang datang kepada maha besar guru hanyalah arwah mereka bukan raga mereka. Rasa ketakutan tidak bisa mereka sembunyikan, apapun hukuman yang di berikan sang guru harus mereka terima dengan lapang dada sebab bagaimanapun itu adalah kesalahan mereka.

Ketika mereka telah sampai di depan pintu ruangan maha besar guru, mereka di persilahkan masuk oleh pelayan maha besar guru. Setelah ketiganya duduk, maha besar guru datang dengan membawa buku kuno yang telah mereka ambil dari ruang bawah tanah kemarin. Ketiganya saling pandang saat guru menyerahkan buku tersebut kepada mereka.

" Buka buku itu " titah guru kepada mereka.

Mereka hanya diam tak berkutik tidak juga mencoba untuk melakukan perintah dari sang guru, sebab mereka bertiga kemarin sudah mencoba untuk membukanya namun tidak bisa terbuka sama sekali buku tersebut. Hanya dari pandangan mereka, sang guru sudah paham bahwa ketiganya masih bingung juga takut untuk melakukannya.

" Pegang buku itu bersama sama dan pejamkan mata kalian. Ucapkan dalam hati niat kalian untuk membuka buku itu", ucap sang guru memberi instruksi kepada mereka.

Akhirnya demi kepatuhan mereka terhadap sang guru, mereka melaksanakan yang telah di intruksikan oleh maha besar guru. Ajaibnya buku tersebut dapat terbuka setelah mereka sama sama memegang bukunya dan mengucapkan niat untuk membuka buku tersebut dengan hati yang tulus.

" Tidak ada yang bisa membuka buku itu selama bertahun-tahun. Hanya kalian yang bisa membukanya karena kalian memiliki hati yang tulus dan persahabatan kalian yang kuat ", tutur guru kepada ketiga muridnya.

Mereka sangat kagum saat melihat isi buku tersebut, sebab sesuatu yang ingin mereka temui berada di buku itu. Sesuatu yang tidak pernah di lihat sebelum sebelumnya. Sesuatu tersebut tak bukan adalah dragon ( naga ). Hewan mitologi yang sampai saat ini orang orang tidak pernah menjumpai nya bahkan hanya sekedar melihat kerangkanya.

" Kalian sudah jelas tau sekarang isi dari buku itu kan, itu artinya kalian harus siap untuk menjalankan sebuah misi ", ujar sang guru pada mereka.

" Misi apa yang harus kami selesaikan, guru?" Tanya Alex pada maha besar guru.

" Tentu kalian sudah pernah mendengar bahwa naga dan manusia tidak pernah bersatu. Tugas kalian adalah menemukan dimana keberadaan naga sekarang dan menyatukan manusia dengan naga, menghilangkan perselisihan sekaligus dendam diantara keduanya ", jelas sang guru.

" Selesaikan tugas itu sampai tuntas. Jangan pernah kembali jika tugas kalian belum terselesaikan!", Tegas sang guru memperingati ketiga muridnya.

Setelah mendapatkan perintah untuk menemukan hewan mitologi tersebut. Ketiganya kembali ke ruangan masing-masing dengan pikiran yang saling berkecamuk. Mereka sebenarnya senang tapi disisi lain mereka juga khawatir karena jika tidak bisa menemukan hewan tersebut apalagi tidak bisa menyelesaikan tugasnya maka mereka tidak akan pernah bisa kembali. Dendam di antara naga dan manusia sudah melegenda, cerita itu bahkan sudah tersebar dimana mana. Cukup sulit jika harus membuat para manusia bisa melupakan perselisihan dengan hewan yang mereka sebut sebagai hewan berdarah dingin dan haus akan darah.

THREE DRAGON HURTERS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang