Young Lady Uchiha

171 28 1
                                    

"Shh..." Ringisan kecil terdengar dari bibir Boruto. Merasakan perih pada kulitnya, tetapi eskpresi yang ia tunjukkan justru membuat jantung berdebar saking menariknya.

Di saat yang bersamaan, Sarada yang dengan polosnya mengira bahwa ucapan Boruto adalah perintah, memilih menggigit bahu lelaki itu kuat-kuat. Dahinya berkerut ketika dapat ia rasakan rasa aneh yang menyeruak di dalam mulutnya.

Nona Uchiha itu bangkit, terduduk tepat di samping Boruto yang berbaring. Pandangannya lurus ke depan sementara mulutnya terbuka, menampakkan cairan merah yang memenuhi mulutnya. Perlahan ujung jari Sarada terangkat untuk menyentuh lidahnya yang terjulur keluar, yang telah berubah menjadi merah pekat.

Pemandangan itu membuat Boruto menurunkan arah pandangan.

Tetapi beberapa saat setelahnya, ia kembali melirik ketika Sarada terlihat mengatupkan bibir. Gadis itu perlahan mendorong darah yang memenuhi mulutnya ke dalam tenggorokan, menelannya. Bahkan gadis itu terlihat mengulum bibir bawahnya dan menjilatnya di dalam mulut.

Tidak sedikit pun perlakuannya terlewat dari penglihatan Boruto, lelaki yang menatap lurus padanya. Iris biru lelaki itu terlihat melebar, menunjukkan keterkejutan.

Sejujurnya ia tidak mengharapkan perlakuan ini, tetapi Boruto berbohong jika ia mengatakan bahwa ia tidak menyukainya.

"Kau sengaja melakukannya?" Tanya Boruto.

Gadis ini mempermainkannya, persis seperti yang selalu ia lakukan sebelum bertemu dengan traumanya.

"Apa selama ini kau berpura-pura untuk mempermainkan 'ku?" Boruto bertanya sekali lagi.

"Kau berbohong?"

"Tidak ... Berbohong ...."

Sudut bibir Boruto terangkat.

Sebenarnya jika Sarada berbohong tentang semua ini dan memanfaatkannya, hal itu juga tidak masalah. Karena seperti yang ia katakan, ia tetap diuntungkan.

Sarada dan kekuasaan adalah dua tujuan yang setara, ingin ia miliki. Mendapatkan salah satunya saja tidak masalah bagi Boruto, karena cepat atau lambat ambisi yang lainnya akan dengan mudah menyusul.

Pandangan Boruto beralih, lelaki itu melirik pada penguntit yang masih mengikuti mereka. Mata-mata Sasuke Uchiha itu tidak dapat disebut mata-mata karena tingkahnya yang mengikuti secara terang-terangan. Entahlah, mungkin memang sengaja begitu agar Boruto tidak melakukan hal aneh-aneh pada Nona kesayangan Uchiha.

"Ayo berjalan-jalan sebentar" Boruto bangkit, menarik tangan Sarada yang tengah makan untuk berdiri.

Jika orang itu mengikuti mereka dengan sembunyi-sembunyi, mungkin Boruto tidak akan merasa begitu terganggu.

"Apa-apaan manusia bodoh itu," ujarnya sembari melirik pada orang suruhan Sasuke itu yang kepalanya menyembul dari balik pohon.

|•••••|

Di sisi lain orang yang ditugaskan mengikuti mereka secara terang-terangan itu, Taka, namanya, mengamati bagaimana Boruto menarik Sarada untuk berdiri. Bagaimana cara keduanya bergandengan sembari berjalan, lalu bagaimana cara Sarada terjatuh karena tidak memperhatikan langkah.

"Nona Sarada!" Teriaknya, langsung berlari mendekati.

Taka berjongkok di samping Sarada yang terduduk di atas rumput, menyentuh pundak gadis itu sembari menanyai tentang keadaannya.

Perlahan, pandangan khawatirnya terangkat, melirik pada tangan Boruto yang santai, tergantung di samping tubuh.

Bukankah sebelumnya mereka bergandengan tangan? Pikirnya.

Queen Disaster {BORUSARA}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang