Foreword

1.4K 120 55
                                    

Naruto belong to Masashi Kishimoto

Penggunaan latar, tempat, penamaan dalam karya ini hanyalah untuk kepentingan jalan cerita.
Semua yang tertuang dalam karya ini hanyalah fiksi dan karangan semata.
Happy Reading~

➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
*Urutan gelar bangsawan dari yang paling tinggi ke rendah dalam cerita ini:
Kaisar/Permaisuri—Raja/Ratu—Duke—Prince/Princess—Marquiss—Earl—Viscount—Baron—Baronete.







Hinata

*

"Konon, Kaisar Willowmere tidak hanya memiliki kepribadian yang buruk, tetapi juga wajah yang buruk rupa. Kurasa karena itu Kaisar merasa malu, karena hampir tidak pernah menunjukkan dirinya di hadapan rakyat."

Seorang gadis remaja tengah bercerita dengan antusias kepada 3 anak-anak yang berusia 7 tahunan di suatu kebun. Mereka berempat duduk melingkar di rerumputan, seolah tak peduli akan kotornya pakaian mereka setelah ini.

"Ooow, apa karena hal itu kekaisaran kita tidak memiliki permaisuri sampai sekarang?" Tanya Udon, salah satu dari anak-anak tersebut.

"Bingo! Aku curiga Kaisar tenyata sudah tua renta, siapa juga yang sudi menjadi istrinya? Kudengar beliau juga orang yang sangat lamban. Aku yakin yang mengerjakan semua hal di istana kekaisaran adalah kaki tangannya." Imbuh gadis itu panjang lebar dengan ekspresi yang meyakinkan.

Ketiga anak di hadapannya terlihat kecewa, namun membuat sang gadis terkikik geli dalam hati. Memang anak-anak mudah sekali dihasut, begitu pikirnya.

Sejak dulu memang sudah tersebar berbagai rumor tentang kaisar Willowmere, gadis itu hanya melebih-lebihkan saja karena sedang kesal dengan yang bersangkutan.

Surat yang dikirimkannya secara anonim tempo lalu, sangat penting. Namun gadis itu merasa belum ada tindakan apapun dari sang Kaisar. Bukan sekali dua kali ia mengirim surat. Alih-alih sebuah tindakan, balasan pun tidak ia dapat.

"Ahh, sial sekali kita dipimpin oleh Kaisar yang seperti itu. Kupikir beliau sedikit lebih muda dan gagah perkasa seperti di buku dongeng yang dibacakan ibuku sebelum tidur." Timpal Moegi tampak kecewa.

"Oohh! Tapi tahun depan Kakak bisa ikut pesta dansa di istana, bukankah itu kesempatan bagus untuk melihat langsung wajah Yang Mulia Kaisar?" Imbuhnya dengan penuh harap.

"Hmm, benar juga. Tapi sayangnya aku tidak tertarik." Tolaknya sambil tersenyum kecut.

"Huh? Kenapa? Bukankah Kakak menyukai dansa? Pesta di istana pasti jauh lebih baik daripada hanya menari dibawah hujan kan?" Sahut Konohamaru.

Gadis itu terlihat berpikir sejenak, namun segera menepis semua kemungkinan yang muncul dalam benaknya, lalu memilih untuk segera mengalihkan pembicaraan.

"Hmph, sudahlah. Hey, kalian tahu? Mungkin juga Kaisar adalah seorang imp—"

Gyut.

Belum selesai dengan kalimatnya, seseorang telah menarik telinga gadis itu sampai membuatnya seketika berdiri.

"Imp— apa? Hentikan bualanmu itu. Kau memberikan pengaruh buruk pada anak kecil!" Seru wanita paruh baya yang tiba-tiba datang mendapati keponakannya yang telah menyebarkan gosip miring tentang Kaisar kepada anak-anak.

A Time For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang