Round 1: First Glance

668 112 44
                                    

Naruto belong to Masashi Kishimoto

Penggunaan latar, tempat, penamaan dalam karya ini hanyalah untuk kepentingan jalan cerita.
Semua yang tertuang dalam karya ini hanyalah fiksi dan karangan semata.
Happy Reading~

➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
*Urutan gelar bangsawan dari yang paling tinggi ke rendah dalam cerita ini:
Kaisar/Permaisuri—Raja/Ratu—Duke—Prince/Princess—Marquiss—Earl—Viscount—Baron—Baronete









"Aku mencintaimu, duke. Selalu. Apa kau juga mencintaiku?"

"Tolong katakan bahwa kau mencintaiku juga."

"—Aku kesini bukan untuk menyelamatkanmu. Akulah yang memimpin penyerangan, membantai semua orang di istana ini. Termasuk membunuh semua keluargamu."

"Your Grace, apa yang harus kita lakukan padanya?"

"Jadikan dia tahanan rumah di Baum Hall."

Zrakk.

Klap.

"Ughh." Naruto terbangun dari mimpi buruk yang selama ini terus menghantui tidurnya. Namun ia masih merasa beruntung ketika menyadari bahwa semua itu hanyalah mimpi belaka. Padahal, lelaki itu sedang memeriksa susunan acara dan anggaran pesta dansa yang akan diadakan bulan depan, tapi malah berujung ketiduran diatas meja kerja.

Bisa jadi karena baginya kegitan tersebut terlalu membosankan, sampai tidak membuatnya cukup antusias untuk sekedar memeriksa, apalagi berniat menghadirinya nanti.

Semenjak diangkat sebagai Kaisar di umurnya yang ke 18 tahun hingga sekarang, Naruto hanya menghadiri pesta dansa istana sebanyak 3 kali. Itupun sebagai bentuk formalitas, selebihnya ia selalu mangkir. Sambutan pun selalu diwakili oleh dewan penanggungjawab pesta.

Lelaki itu menguap, lalu menoleh ke arah jendela yang terbuka dengan lambaian gorden yang diterpa angin. Sesaat lalu ia mengira hari sudah pagi, namun ternyata belum terlalu larut untuk menuju dini hari.

Setelah menutup jendela, ia memutuskan untuk keluar dari ruang kerja menuju kamarnya. Istana kekaisaran tampak lengang ketika ia berjalan melewati koridor utama. Namun, masih terlihat beberapa pelayan dan ksatria yang bersiaga di beberapa titik.

Naruto menghela napas setelah membuka pintu kamarnya. Ruangan itu begitu luas, tak banyak dekorasi hingga membuatnya terlihat sepi. Selama ini, ia memang jarang tidur di kamarnya sendiri. Sibuk mengurus kekaisaran dan banyaknya urusan di luar istana yang mengharuskannya bepergian, menjadikannya terbiasa tidur di mana saja.

"Aku belum menikah, tapi kenapa selalu memimpikan masalah rumah orang tangga orang lain yang begitu tragis?" Celotehnya pada diri sendiri setelah merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Naruto menatap langit-langit kamarnya dengan gusar. Inilah yang tidak ia sukai saat memiliki waktu luang. Ia akan bermimpi aneh saat tidur, lalu membuatnya berpikir secara berlebihan setelah terbangun.

"Aku tidak bisa melihat wajah kedua orang itu, tapi suara mereka terlalu jelas seperti berbicara tepat di telingaku. Menyebalkan." Gerutunya, lalu memejamkan mata. Naruto masih tidak mengerti kenapa selalu memimpikan hal seperti itu. Apa karena ia merasa kesepian selama ini?

A Time For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang