Round 9: Unexpected

440 103 81
                                    

Naruto belong to Masashi Kishimoto

Penggunaan latar, tempat, penamaan dalam karya ini hanyalah untuk kepentingan jalan cerita.
Semua yang tertuang dalam karya ini hanyalah fiksi dan karangan semata.
Happy Reading~

➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
*Urutan gelar bangsawan dari yang paling tinggi ke rendah dalam cerita ini:
Kaisar/Permaisuri—Raja/Ratu—Duke—Prince/Princess—Marquiss—Earl—Viscount—Baron—Baronete








"Pffftt .... hahahahaha."

Hinata terlihat sedang membaca buku dengan merebahkan dirinya di ranjang, sementara kakinya diangkat menjulang keatas bertumpu pada dinding. Sebagai seorang putri dari bangsawan tingkat rendah pun, its not profesional and its not ethical.

Berbeda dengan nona Briare yang sedang bersantai, Yuuhi mondar-mandir dengan gelisah. Sudah banyak cara yang ia lakukan untuk membujuk sang nona agar tidak bertingkah seperti ini dan menuruti semua perkataan baginda Kaisar yang disampaikan. Tapi usahanya tak membuahkan hasil.

"Nona, jika sampai baginda Kaisar tahu, beliau tidak akan membuat anda mudah keluar dari sini." tegur Yuuhi merasa begitu cemas.

Tak mengindahkan perkataan pelayan pribadinya, Hinata meneruskan kegiatannya dan masih terbahak-bahak karena buku yang ia baca.

Grek.

Suara pintu dibuka dari luar, lalu menampilkan silhuet dua orang lelaki yang datang. Sontak membuat Hinata mendongak, berusaha melihat siapa gerangan yang bertamu di tengah malam seperti ini.

"Yy...Yang Mulia?" Yuuhi berlutut sambil menundukkan kepalanya saat mendapati orang tersebut bukanlah pelayan seperti biasanya, melainkan Naruto bersama sang sekretaris. Udara dingin membelai jubah kekaisaran yang dipakai pria itu, membuatnya terlihat garang dengan tatapannya yang tajam.

Saat itu juga, Hinata memperbaiki posisinya, lalu duduk bersimpuh di atas ranjang. Sesaat, ia sempat menyembunyikan novel dengan menindihnya. Kali ini, gadis itu hanya sanggup menunduk dan terdiam seketika.

Tak membalas sapaan Yuuhi, Naruto menerobos masuk ke dalam, lalu memposisikam dirinya tepat di hadapan Hinata. Kedua matanya memindai ke segala arah dan mendapati tumpukan buku di meja masih utuh tak tersentuh.

Naruto menghela napas, apa yang harus dilakukannya agar Hinata lolos dalam uji pengetahuan besok? Tidak ada waktu lagi sekarang, tapi dirinya tidak bisa menyerah begitu saja. Apakah harapan itu masih ada?

Masalahnya, pengujian besok memiliki poin 50% dari total pengujian kelayakan sebagai permaisuri. Tidak mungkin juga memberitahu Hinata tentang hal ini, yang ada gadis itu semakin sengaja untuk tidak meluluskan diri.

Naruto mengatur napasnya, raut muka penuh emosi sebelumnya perlahan memudar. Saat ini, dirinya harus sangat tenang menghadapi karakter Hinata yang tidak biasa.

Lalu, sang Kaisar menadahkan satu tangannya ke arah Hinata, ujung-ujung jarinya bergerak-gerak menuntut sesuatu. Tak ada satu kalimat yang dilontarkannya saat itu, namun dari sorot matanya, Hinata tahu apa yang diinginkan oleh Yang Mulia Kaisar.

Dengan gerakan lambat, Hinata terpaksa meraih novel yang ditindihnya. Lalu menyerahkannya kepada Yang Mulia Kaisar. Kali ini matanya memejam, akankah hal ini membuatnya dihukum lebih berat?

A Time For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang