Round 12: Obstinate

457 96 42
                                    

Naruto belong to Masashi Kishimoto

Penggunaan latar, tempat, penamaan dalam karya ini hanyalah untuk kepentingan jalan cerita.
Semua yang tertuang dalam karya ini hanyalah fiksi dan karangan semata.
Happy Reading~

➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿
*Urutan gelar bangsawan dari yang paling tinggi ke rendah dalam cerita ini:
Kaisar/Permaisuri—Raja/Ratu—Duke—Prince/Princess—Marquiss—Earl—Viscount—Baron—Baronete











➿➿➿➿➿➿➿➿➿➿*Urutan gelar bangsawan dari yang paling tinggi ke rendah dalam cerita ini:Kaisar/Permaisuri—Raja/Ratu—Duke—Prince/Princess—Marquiss—Earl—Viscount—Baron—Baronete

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hinata (20 y.o)

Generated by AI






Sebelumnya,

Satu tahun telah berlalu, Hinata beserta Asuma dan Yuuhi berada di wilayah bagian paling barat. Mereka berada di desa kecil yang subur. Rencananya, hari ini mereka akan kembali pulang ke Briare.

Yuuhi tengah mengemas barang-barang dan membuat persediaan makanan yang akan dibawa selama perjalanan nanti. Sementara Hinata pamit pergi keluar untuk berjalan-jalan menikmati udara segar.

Asuma tak mengawalnya karena sedang menitipkan surat untuk dikirim ke istana. Melaporkan bahwa hari ini mereka akan kembali pulang ke Briare.

Hinata berada di dataran yang agak tinggi, di dekatnya ada banyak rumah sederhana berbahan bambu, kayu dan jerami yang dibangun oleh warga. Ia menatap rumah-rumah itu dengan miris.

Sesungguhnya, tempat tersebut tak layak huni. Bahkan terlalu berisiko untuk ditinggali. Bagaimana tidak? Mereka membangunnya di tempat yang rawan longsor. Apa tidak ada seorang pun yang memperingatkan mereka tentang hal ini?

Lama berdiam diri sambil mengamati aktivitas beberapa keluarga di sana, tiba-tiba hujan turun dengan sangat deras di siang hari yang mendung. Langit pun ikut bergemuruh. Sesekali petir juga terdengar memecah bunyi hujan yang terus turun.

Tak segera kembali ke penginapan, sontak yang dipikirkan Hinata untuk pertama kali saat itu adalah memperingatkan mereka yang ada di dekat dataran tinggi untuk segera pindah ke tempat yang lebih aman.

Namun, baru selesai Hinata bicara, suara gemuruh lain mulai terdengar disertai gempa kecil. Semua orang di situ seketika terkejut dan berbondong-bondong keluar dari rumah dan menyelamatkan diri.

"Tolooong!" Teriak seorang wanita tua di tengah hiruk pikuk beberapa warga yang berlari. Lantas membuat Hinata tergopoh-gopoh menghampiri.

A Time For UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang