XIII

333 64 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.
.

"CHARLEY, tunggu!!" Seseorang menahan tangan Charley yang hendak pergi ke perpustakaan kota. Di detik itu juga Charley menoleh, dan dia terkejut ketika tahu jika yang menahan tangannya adalah Violin. Dia pun juga melirik Stevia yang berdiri di samping gadis itu. Charley menepis tangan Violin dengan sedikit kasar, lantas menatap mantan temannya itu dengan alis yang terangkat satu.

"Ada apa?!"

Violin menelan saliva nya ketika manik Charley yang dingin menembus masuk ke dalam retina matanya. Sangat menusuk hingga membuat hatinya terasa nyeri.

"Ada hal yang mau gue omongin sama lo." Ujar Violin. Membalas tatapan Charley.

"Soal?" Dan kini Stevia maju, membuat pandangan Charley tertuju ke arah gadis itu. Gadis yang pernah bilang kepadanya jika ada seseorang yang tak menyukai hubungannya dengan Miko.

"Ini soal hubungan lo sama Miko Charley." Ujar Stevia. Charley mengerutkan kening nya.

"Dan ini ada kaitannya dengan Ghefani," Lanjut Stevia. Charley tertegun di tempatnya.

.
.
.

Setelah diberikan beberapa fakta oleh Stevia dan juga Violin terkait setiap hal yang berhubungan dengan kisah percintaannya dan Miko, Charley di posisinya hanya terdiam; tanpa ingin bergeming. Di kedua mata Violin dan Stevia nampak jelas jika Charley terlihat sangat tenang; seakan-akan menganggap fakta yang di dengar tak terlalu penting.

Tapi kenyataannya, di balik manik matanya yang tenang itu... Charley menahan pedih yang amat terasa di dalam lubuk hatinya. Hatinya seakan tercekik; sampai ingin membuat nya berteriak sekencang mungkin guna menghilangkan rasa sesak yang menyiksa. Semua fakta yang dirinya dengar sekarang benar-benar sukses meluluhlantahkan hati Charley yang belum terlalu pulih. Charley merundukkan kepalanya, terkekeh miris dalam rasa sesak yang mencekik lehernya.

Ah, sepertinya Tuhan benar-benar sedang ingin mengujinya saat ini.

Stevia dan Violin hanya bisa terdiam ketika melihat gerak-gerak yang Charley tampilkan.

"Lo bisa buktiin perkataan lo, Stevia?" Charley menegakkan kepalanya, dan kembali menatap Stevia. Stevia mengangguk mantap. Dia di buat tertegun ketika melihat kedua mata Charley yang memerah; namun tidak ada air mata di sana.

"Gue sendiri yang denger perkataan mereka waktu itu, Charley." Ujar Stevia. Lalu mengeluarkan handphonenya untuk menunjukkan sebuah rekaman suara ke arah Charley.

Charley mendengar rekaman tersebut dalam diam. Senyum nya tertarik tipis ketika telinganya mendengar suara temannya. Ghefani. Dengan suara pemuda yang dapat Charley pastikan adalah Michael.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CHARMIKOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang