운명² ; the bluepires

27 14 1
                                    

SIERRA menghentikan langkahnya yang tengah menelusuri koridor saat menyadari Alice mengikutinya di belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SIERRA menghentikan langkahnya yang tengah menelusuri koridor saat menyadari Alice mengikutinya di belakang. Gadis itu terus mengekorinya seperti seorang penguntit tetapi secara terang-terangan. Sierra mencoba mengabaikannya tapi tetap saja ia merasa sangat terganggu.

"Lo bisa berhenti ngikutin gue?"

Saat Sierra berbalik, Alice menatapnya dengan tatapan kesal. "Gue nggak bakal berhenti ngikutin lo sebelum lo jawab pertanyaan gue!"

Sierra bersedekap dada. "Lo mau jawaban apalagi, Alice?"

"Kenapa lo nggak ngelawan Tanaya dan justru pura-pura lemah di depan semua orang?" Alice kembali mengungkit kejadian kemarin. Tampaknya gadis itu masih tak terima dengan sikap Sierra yang berlagak lemah di depan orang lain, padahal gadis itu sangatlah tangguh. Alice juga menyadari kepura-puraan Sierra, tetapi ia masih tak mengerti apa tujuan Sierra melakukan itu.

"Biar lo tahu kalau gue serius sama ucapan gue, gue nggak bakal bisa melindungi lo." Sierra menjawab dengan singkat.

"Bukannya kita udah sepakat kemarin? Lo udah setuju buat melindungi gue!"

"Gue berubah pikiran."

Alice merasa semakin kesal. "Lo rela diri lo sendiri terluka demi tetap menyembunyikan kekuatan lo?"

"Lo mau gue ngelawan Tanaya dengan kekuatan gue?"

"Itu emang digunakan buat melindungi diri 'kan?!"

"Tapi gue nggak menggunakannya buat itu, Alice." Suara Sierra menjadi lebih serius. "Kenapa lo obses banget sama kekuatan gue?"

Alice mengepalkan kedua tangannya di kedua sisi tubuhnya. "Gue emang pengen memanfaatkan lo buat tameng! Tapi gue juga nggak terima kalau lo diem aja pas Tanaya semena-mena sama lo!"

"Mereka nggak bakal berani ganggu gue lagi."

"Selama nggak dilihat Hysen sama Juan 'kan? Mereka bakal tetap bakal ganggu lo, Sierra!"

"Lo berisik tahu nggak?" Sierra tak tahan lagi, ia mendekat hingga memojokkan Alice ke dinding. "Lo terobsesi dengan perlindungan dari gue, atau sama kekuatan gue?"

Sierra tak berhenti hingga tangannya mencengkram leher Alice, tak mencekik, tapi mampu membuat gadis itu menahan nafasnya.

"Alice, kalau lo terlalu berisik, gue bisa berbuat apa pun sama lo dengan kekuatan gue ini," desisnya penuh peringatan, matanya menatap dengan tajam.

"Lo— lo yakin?" Alice mencoba berani. "Lo aja nggak ngelawan Tanaya, gimana caranya lo mau— akh!"

Sierra menyeringai saat cengkraman tangannya pada leher Alice sedikit mengerat, dan gadis itu mencoba berontak melepaskan diri. "See? Gue nggak menggunakan kekuatan gue, ini masih pakai tenaga, tapi lo nggak bisa berkutik sama sekali 'kan?"

"S— sakit..." Alice meringis kesakitan saat kuku tajam Sierra menusuk kulit lehernya.

Sierra tak mendengarkan, ia justru semakin erat mencekik leher Alice. Bibirnya menyunggingkan senyuman puas saat melihat wajah kesakitan gadis itu. Sebelum kemudian senyumannya luntur dan digantikan ekspresi datar dan matanya yang menatap begitu tajam dan dalam.

FATE: Red Blue [ENHYPEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang