“nyonya, anda dipanggil oleh yang mulia permaisuri. ” ucap Annette pada pagi hari itu. Selir Vallen yang sedang mengecek kembali barang bawaan nya, reflek menoleh ke Annette.
“baiklah, dimana permaisuri? ” tanya Selir Vallen kepada Annette.
“beliau berasal di taman dekat istana utama. ” ucap Annette.
“baiklah, mari kita pergi bersama. ” ajak Selir Vallen.
Selir Vallen dan Annette berjalan pelan menuju taman dekat istana utama. Perjalanan menuju istana utama memerlukan waktu kurang lebih 10 menitan.
Di tengah taman, terlihat Permaisuri Isabella sedang memetik serangkai mawar merah dengan penuh kehati hatian.
“salam untuk yang mulia Permaisuri. ” ucap Selir Vallen dan Annette bersamaan. Secara reflek, Permaisuri Isabella menoleh kebelakang, ke arah mereka berdua.
“Selir Vallen, kemarilah ada yang perlu saya bicarakan dengan anda. ” ucap Permaisuri to-the-point.
Annette yang tau kalau akan ada pembicaraan serius segera meninggalkan Permaisuri Isabella dengan Selir Vallen berdua.
“mari duduk dulu, Selir Vallen. ” ajak Permaisuri Isabella. Mereka berdua duduk berhadapan di tengah taman mawar merah.
“apa yang akan anda bicarakan, Permaisuri?” tanya Selir Vallen.
“sebelum kamu pergi saya aku akan memberikan mu kalung ini.” ucap Permaisuri Isabella sembari menunjukkan sebuah kalung dengan berlian berwarna biru tua yang sangat indah.
“ini adalah kalung turun temurun dari keluarga Kekaisaran. Aku memberikannya kepada mu. Kalung ini akan melindungimu saat kamu dalam bahaya dengan syarat kamu memakainya. ” ucap Permaisuri Isabella. Permaisuri Isabella memberikan kalung itu kepada Selir Vallen.
“maaf, Permaisuri Isabella saya tidak pantas untuk menerima kalung itu. Kalung itu adalah kalung turun keluarga Kekaisaran, dan pasti itu adalah barang berharga bagi semua anggota keluarga Kekaisaran. ” ucap Selir Vallen, ia menolak secara halus karena merasa tidak pantas untuk memiliki kalung tersebut.
Sembari tersenyum simpul, Permaisuri Isabella berkata “tak apa, ambil saja kalung itu. Kalung itu akan melindungi mu dari mara bahaya. Lagi pula tadi malam saya dimimpikan oleh leluhur saya, Permaisuri pertama Kekaisaran Aidra. Dia berkata untuk memberikan kalung ini kepada mu. Saya tidak tau mengapa leluhur saya ingin memberikan kalung nya kepada mu. Dan pasti pilihan leluhur saya tidak akan salah. ”
“saya juga tak apa memberikan mu kalung ini. Kalung ini akan menjagamu, wahai sahabat ku. Apakah kau berkenan menerimanya? Tidak ada kata tidak, ini adalah perintah. Kau harus menerima kalung ini. ” perintah tegas Permaisuri Isabella.
“b-baiklah.” ucap Selir Vallen. Selama berteman dengan Permaisuri Isabella, Selir Vallen belum pernah diberi perintah tegas seperti ini. Dan karena itu, pasti Selir Vallen merasa gugup.
Kalung dengan berlian berwarna biru tua itu tegeletak di meja nakas kamarnya. Saat sedang melamun, lamunan itu dibubarkan dengan kedatangan Annette. Annette membawa sebuah nampan berisi makanan makanan.
“nyonya sedari tadi belum sarapan. Saya bawakan nyonya sarapan. ” ucap Annette yang masih membawa nampan berisi makanan itu.
“bawa ke meja di balkon, aku akan makan disana. ” ucap Selir Vallen. Selir Vallen mengambil kalung pemberian Permaisuri Isabella lalu ditaruh di kotak perhiasannya.
Selir Vallen pergi ke balkon untuk menyantap sarapannya. Menu sarapannya pagi ini adalah sup ikan kesukaannya. Selir Vallen sangat menyukai olahan ikan, terutama sup ikan salmon khas Kekaisaran Aidra.
Sup ikan salmon dipadukan dengan nasi merah adalah makanan kesukaan Selir Vallen selam berada di Kekaisaran Aidra. Selir Vallen memakan makanannya dengan hikmat dan sangat menikmati rasa yang serasa menari nari di dalam mulut.
Butuh waktu 15 menit untuk menghabiskan makanan favorit Selir Vallen itu. Kini saatnya Selir Vallen pergi ke halaman depan istana Kekaisaran Aidra. Tak lupa Selir Vallen memasukkan kotak perhiasannya di cincin penyimpanan nya.
Tapi, sebelum memasukkan kotak perhiasannya, ia mengeluarkan kalung yang diberikan oleh permaisuri Isabella. Kalung itu dikenakannya di leher jenjang Selir Vallen.
Gaun biru tua dengan kalung berlian biru tua serta topi bangsawan berwarna biru tua pula menambah kecantikan yang dimiliki Selir Vallen.
Selir Vallen dan Annette berjalan menuju halaman depan Kekaisaran. Sebenarnya, di dalam lubuk hati terdalam Selir Vallen masih berat untuk meninggalkan Kekaisaran Aidra ini. Di Kekaisaran Aidra, Selir Vallen mendapatkan banyak sekali pembelajaran yang mengubah hidupnya.
Selir Vallen tiba dihalaman depan istana Kekaisaran Aidra. Disana sudah terdapat banyak orang yang menunggunya.
Selir Vallen menundukkan kepalanya dan memberi salam. “salam kepada semua, maaf telah membuat kalian menunggu. ” ucap Selir Vallen tulus. Seutas senyum terbit diwajah semua orang.
“tidak apa apa Selir Vallen. ” ucap Permaisuri Isabella.
“semua sudah dipersiapkan dengan baik, akan ada 25 orang pengawal dan 5 orang pelayan yang akan menemani kalian selama perjalanan ke kerajaan Sapphire. Sebaiknya, perjalanan segera dimulai. ” ucap Kaisar Niklaus.
Permaisuri Isabella mendekat kearah Selir Vallen dan langsung memeluk Selir Vallen. “Selir Vallen, entah mengapa saya serasa ingin menangis. Saya memiliki firasat kalau kita tidak akan bertemu lagi. ” ucap Permaisuri Isabella, setetes air mata jatuh dari lubuk matanya.
“kita akan bertemu kembali, setelah semuanyaa selesai aku akan kembali kesini, mengunjungi mu. ” ucap Selir Vallen.
Pelukan itu dilepas oleh Permaisuri Isabella. “baik baiklah disana, segera selesaikan urusan mu. Ingat, selalu kenakan kalung yang aku beri. Ini demi keselamatan mu. ” ucap Permaisuri Isabella.
“ya, aku akan mengenakan kalung yang kau berikan setiap saat. ” ucap Selir Vallen. Selir Vallen berjalan menuju kereta kuda yang sudah dipersiapkan.
Selir Vallen satu kereta kuda dengan Annette. Saat semua orang telah siap, perlahan tapi pasti, kuda mulai melangkah maju meninggalkan area istana Kekaisaran.
Dengan berat hati, Selir Vallen meninggalkan Kekaisaran Aidra. Banyak kenangan di Kekaisaran Aidra, dari bertemu dengan teman lama sampai mempelajari hal hal yang baru.
Dengan lambaian tangan yang mengarah ke istana Kekaisaran, Selir Vallen meninggalkan Istana Kekaisaran untuk kembali ke asal nya, Kerajaan Sapphire.
“ibu, aku tadi lihat Selir Vallen mengenakan kalung turun temurun keluarga Kekaisaran. Kalau tidak salah, itu adalah kalung milik Permaisuri Dimi yang beliau dapat dari hadiah ulang tahun pemberian Pangeran Rhaf. ” ucap Pangeran Stephano.
“ya itu adalah kalung milik Permaisuri pertama kita, Permaisuri Dimi. ‘dia’ memintaku untuk memberikan kalung itu kepada Selir Vallen. ” ucap Permaisuri Isabella.
“ apa? ‘dia’? Tumben sekali. ” ucap Pangeran Stephan yang ikut dalam obrolan Permaisuri Isabella dengan Pangeran Stephano.
“sudahlah, biarkan orang menurut ‘dia’ kalung itu tidak lebih berharga daripada kalung pemberian Kaisar Agustin.” ucap Permaisuri Isabella.
“oh iya, hampir saja lupa bahwa Permaisuri Dimi dan Pangeran Rhaf hanya sebatas hubungan tanpa status. ” ucap pangeran Stephano.
“haha... ” Kaisar Niklaus, Permaisuri Isabella, Pangeran Stephan, dan Pangeran Stephano menertawakan kisah cinta leluhur mereka, Permaisuri Dimi.
Jangan lupa Vote and komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Selir Terbuang dari Kerajaan Sapphire
FantasyJika kebanyakan selir akan disayang oleh Raja, maka selir satu ini tidak. Angelina Vallencia yang akrab dipanggil selir Vallen, seorang selir dari Kerajaan sapphire yang dilupakan oleh rajanya. Sampai pada suatu saat selir Vallen dikirim ke Kekaisa...