6

211 52 3
                                    

Mina sudah melangkah masuk ke area perumahan itu. Kaeden masih memegang tangannya dan Mina rasa harus menunggu sampai Kaeden melepaskannya baru dia bisa lepas. Yang membuat Mina teralihkan adalah banyaknya pelayan yang ada di bagian depan rumah. Memakai pakaian yang sama dan dengan gestur yang sama.

Mereka semua menundukkan tubuh dan segera memberikan salamnya pada Kaeden. Itu membuat Mina terkejut karena mereka yang cukup keras. Kaeden yang terbiasa hanya melangkah melewati mereka dengan tangan masih bertaut dengan Mina. Bahkan satu tangan Kaeden ada di pinggang ramping gadis muda itu.

Masuk ke rumah, kepala pelayan yang tampak memiliki pakaian yang berbeda mendekati mereka. Kepala pelayan menunduk sebentar dan menatap tuan mudanya. "Tuan Muda, Nona ini ...."

"Panggil nyonya muda."

Mina terkejut. Kemudian menatap Kaeden yang tentu seperti biasa, bersikap datar saja.

Sementara para pelayan yang ada di belakang kepala pelayan sedikit berbisik yang membuat Mina tidak nyaman. Tapi mereka kemudian memberikan sapaan pada Mina. Mungkin mereka semua tidak menyangka saja kalau nyonya barunya begitu muda dan tampak masih kecil. Dengan tubuh yang juga kurus, itu membuat segalanya menjadi tampak seperti Kaeden bersama gadis di bawah umur. Dengan rambut yang dikepang juga membuat penampilan Mina jauh lebih muda lagi.

"Apa kau lelah?"

Mina yang mendengar pertanyaan dengan nada datar itu tidak akan berpikir kalau Kaeden memang peduli sampai menanyakan keadaannya. Tapi dia mengangguk. Karena dia memang lelah. Akhir-akhir sejak kehamilan, Mina hanya tahu kalau dia lebih banyak tidur dan kadang dia tidak dapat lagi membuka mata malam hari. Saat petang datang, dia akan tertidur. Itu membuat rutinitasnya menjadi kacau.

"Aku akan mengantarmu ke kamarmu. Kau bisa istrirahat di sana."

"Apa tidak apa-apa?"

"Memangnya kenapa?"

Mina menatap sekitar, dia tadinya kau mengatakan kalau dia baru saja datang, mana mungkin akan langsung tidur di rumah orang. Tapi mana mengerti Kaeden dengan apa yang dia khawatirkan. Jadi Mina hanya menggeleng dan mengikuti langkah Kaeden.

Dia dibawa le lantai atas. Kaeden berhenti dan menunjukkan di mana kamarnya berada. Ada di ujung kanan sementara kamar Mina ada di ujung kiri. Ada kamar lain di tempat itu yang seharusnya adalah milik ibu Kaeden. Mina tidak berani bertanya soal wanita itu, dia takut kalau seperti yang dia dugakan.

Bukankah biasanya wanita kaya memang akan sedikit sombong? Apa ibunya akan menerima Mina? Mina memikirkannya tapi semakin dipikirkan, semakin Mina dipenuhi kekhawatiran. Jadi dia lebih suka tidak memikirkannya sebelum waktunya.

Kaeden membukakan Mina pintu. Dia kemudian mengangguk mempersilakan masuk. Setelahnya Mina hanya melenggang tanpa mengatakan apa pun. Dan tentu saja Kaeden tidak merasa perlu mengatakan basa-basi. Dia menutup pintu dan berjalan pergi. Meninggalkan Mina dalam ketertekanan yang tadinya tidak dia perlihatkan. Tapi setelah sendiri, dia tidak bisa berhenti mengelus dadanya menetralkan napasnya.

Melangkah, Kaeden tiba di ruang tengah. Dia duduk di sofa dengan kaki menyilang. Kemudian tangannya mengetuk dagu menatap ke meja seolah ada sesuatu yang begitu mengusiknya pada meja itu. Tapi jelas bukan meja yang mengusiknya melainkan sosok kecil yang sekarang ada di kamar yang memang sudah dipersiapkan beberapa hari yang lalu.

Kaeden masih ingat betapa keras detak jantungnya saat mendengar Oliver yang masuk ke rumahnya dan berteriak mengatakan sesuatu yang tidak pernah Kaeden bayangkan. Bahwa gadis mungil yang dia libas tubuhnya mengandung anaknya.

Dia masih ingat percintaan panas mereka. Bagaimana tubuh itu begitu kecil dan seolah jika Kaeden lebih keras saja padanya, tubuh itu akan patah. Siapa sangka dibalik tubuh kecil menggemaskannya, Mina malah sanggup menahan gerakan Kaeden. Menerimanya tanpa sedikit pun terganggu pada kebesarannya yang menembus kehangatannya. Gadis itu memang terlihat kesakitan waktu itu, jelas perawan. Tapi itu tidak membuat Mina mengeluh. Malah dia menahan semuanya dan membuat Kaeden tidak bisa menghilangkan bagaimana gigi kecil itu menggertak menahan getaran dan gerakannya.

Kaeden sudah merasa kalau dia tidak akan pernah lagi bisa menyentuh perempuan lain setelah ini. Ibunya jelas membuat langkah yang salah. Atau memang langkah itu tepat. Karena Kaeden setelahnya tidak lagi melakukan hubungan semalam yang biasa dia lakukan untuk mengusir bosannya.

Lalu Oliver datang mengatakan kalau gadis kecilnya hamil. Dan itu kembar. Oliver rupanya mengutus orang untuk mengikuti gadis itu. Tidak membiarkannya lolos dari pengawasan. Bukan untuk tahu dia hamil atau tidak, melainkan untuk menjaga jika Kaeden mencarinya. Siapa sangka malah mereka mendapatkan hal yang sangat besar.

Keluarga Vaughn memang sulit mendapatkan keturunan. Dan Kaeden juga pernah melakukan hubungan satu malam dengan beberapa wanita. Dia tidak munafik, dia memiliki kebutuhan yang cukup besar untuk seks. Meski dingin dan jelas tanpa perasaan, hasrat tetap bukan sesuatu yang mudah untuk dikendalikan. Jadi dia butuh tempat melampiaskan. Itu makanya Oliver membantunya memilih wanita yang tepat. Tanpa penyakit dan tanpa drama.

Hanya saja malam itu ibunya berhasil campur tangan. Memasukkan obat perangsang ke dalam minumannya dan membuat ibunya sendiri yang mencari wanita yang tepat untuk Kaeden. Siapa yang sangka ibunya malah akan memilih wanita yang sangat muda. Dan ibunya juga seprtinya mencampurnya dengan obat herbal yang entah dia temukan di mana.

Makanya Mina bisa langsung hamil. Tapi yang membuat mereka sama-sama terkejut adalah gadis itu mengandung anak kembar. Ada dua janin dalam perut kecilnya yang membuat Kaeden sendiri memikirkannya menjadi tidak nyaman.

"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Oliver yang baru saja masuk.

Kaeden tidak lagi menatap ke meja, dia menatap ke dinding sekarang. Pria itu lebih suka menatap benda mati dari pada benda hidup.

Oliver mencari. "Di mana kakak ipar?"

"Tidur. Dia tampak lelah."

"Kau benar, aku juga melihat beberapa kali dia mengusap keringat di dahinya. Sepertinya anak-anakmu membuatnya lelah."

Kaeden melirik. Dengan tajam.

Oliver segera menelan ludah dan cengengesan. "Aku datang mengantar apa yang kau inginkan. Latar belakang Mina Grover dan beberapa hal yang terjadi di tahun-tahun belakangan ini. Dan kau tahu, gadis itu benar-benar hidup dalam kengerian. Aku yang membacanya saja bergidik ngeri."

Kaeden mengulurkan tangan. Mengambil berkas itu dan segera membukanya. Membuka satu per satu dan memandangnya teliti. Memiliki seorang ibu dan ayah, dua kakak laki-laki yang keduanya tidak berguna. Kemudian ayah dan ibunya yang selalu membuat dia bekerja membanting tulang demi menghidupi mereka semua.

"Bahkan ibunya mengambil uang kuliahnya. Yang aku yakini itulah alasannya masuk ke tempat penjualan gadis perawan itu. Karena dia butuh uang untuk hidup dan kuliah. Dia meninggalkan keluarganya setelah perkelahian yang panjang. Para tetangga bahkan mendengarnya dan mendengar teriakan Mina. Tetangganya mengatakan kalau Mina memang kerap menjadi budak pekerja oleh keluarganya sendiri."

***

Ready Ebook di playstore
Tamat di karyakarsa
Bisa beli pdf di aku

Sampai jumpa mingdep 😘

My Little Darkness (SEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang