Suatu malam, setelah salah satu pertengkaran hebat dengan ibuku, aku merasa tidak tahan lagi. Aku keluar dari rumah, tanpa tujuan, hanya berjalan ke mana kakiku membawaku. Aku merasa seperti melarikan diri dari sesuatu, tapi aku tidak tahu apa itu. Air mata mengalir tanpa henti, dan untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa benar-benar sendirian.
Aku akhirnya sampai di taman, tempat pelarianku yang biasa. Namun kali ini, rasanya berbeda. Kedamaian yang biasanya kurasakan di sana sudah tidak ada lagi. Aku duduk di bawah pohon besar, menggenggam buku catatanku erat-erat. Aku ingin menulis, tapi tidak ada kata-kata yang keluar. Hanya ada kekosongan.
Tiba-tiba, aku merasa ada seseorang yang duduk di sebelahku. Aku menoleh dan melihat seorang wanita tua dengan senyum lembut di wajahnya. "Kamu terlihat sangat sedih," katanya dengan suara pelan. Ada sesuatu dalam tatapannya yang membuatku merasa aman, seolah-olah dia tahu apa yang aku rasakan tanpa aku perlu mengatakannya.
Tanpa berpikir panjang, aku mulai menceritakan semuanya—tentang pertengkaran di rumah, tentang perasaanku yang selalu disalahkan, tentang bagaimana aku merasa terjebak dan tidak tahu harus berbuat apa. Wanita itu mendengarkan dengan penuh perhatian, tanpa menginterupsi, hanya sesekali mengangguk untuk menunjukkan bahwa dia mendengarkan.
Setelah aku selesai bercerita, dia berkata, "Kadang-kadang, dalam hidup, kita tidak bisa mengubah keadaan di sekitar kita. Tapi kita bisa mengubah cara kita melihat dan menghadapi keadaan tersebut. Kamu tidak bisa mengontrol apa yang orang lain lakukan atau katakan, tetapi kamu bisa mengontrol bagaimana kamu meresponsnya."
Kata-kata itu masuk jauh ke dalam hatiku. Untuk pertama kalinya, aku mulai menyadari bahwa mungkin, hanya mungkin, aku bisa menemukan kekuatan dalam diriku sendiri untuk menghadapi semua ini. Aku tidak harus terus-menerus menyalahkan diriku sendiri atau mencoba mengubah orang lain. Mungkin yang perlu aku ubah adalah bagaimana aku memandang diriku sendiri.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Luar di Balik Pintu
Short StoryCerpen ini mengisahkan perjalanan hidup seorang remaja perempuan yang tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak harmonis. Dalam setiap langkahnya, dia selalu merasa salah di mata kedua orang tuanya, dianggap keras kepala, dan disalahkan atas segal...