1

101 10 4
                                    

Typo bertebaran mohon di maklumi ya sayang-sayangnya aku.

.

.

.
Happy Reading~

"Ayahanda, aku menolak tawaranmu!"

"Menolak perintah dari Sang Raja, sama halnya seperti kau menjemput ajalmu sendiri"

Tidak terima dengan penolakan dari putranya, Raja Pradipta pemegang tahta dinasti Dipta sangat murka dengan keputusan sang anak.

Putranya menolak untuk di jodohkan dengan wanita pilihannya.

"Tahta telah menutup mata hati Ayahanda, Ayahanda bahkan tidak pernah memperlakukan ku selayaknya seorang anak akhir-akhir ini" Terdengar rasa kecewa yang mendalam dari ucapan tersebut.

"PRADIPTA! Jaga ucapanmu."

"Yang mulia juga bernama Pradipta sama seperti diriku."

PLAK

Tamparan cukup keras, mendarat pada wajah mulus sang anak.

Pradipta menatap tak percaya ke arah sang Ayah.

Pradipta tidak merasakan sakit pada bagian wajahnya yang telah di tampar oleh sang Ayah, tapi hatinya! Hatinya sakit sekali, rasanya seperti ia dihujami oleh ribuan tombak panah.

Sang raja menatap tangannya yang bergemetar.

"Mingyu... "

Tak menggubris ucapan dari sang Ayah.

Mingyu dengan tergesa-gesa berlari menuju kamarnya.

Ia tidak peduli jika harus di gantung atau di hukum mati karna telah kurang ajar meninggalkan seorang Raja tanpa memberi hormat terlebih dahulu.

Sesampainya Mingyu ke dalam kamarnya, ia segera mengunci pintu kamarnya dan langsung membaringkan tubuhnya pada ranjang empuk kesayangan nya.

Mingyu menangis sesenggukan, hatinya sakit sekali mendapat tamparan dari sang Ayah.

Deandra Mingyu Pradipta, putra tunggal dari Raja Pradipta.

Akhir-akhir ini Mingyu sangat merasa kecewa pada setiap keputusan yang di buat oleh sang Ayah.

Semenjak Ibunya meninggal Ayahnya sangat berubah drastis. Selalu memarahi Mingyu bahkan tidak segan-segan untuk menghukum Mingyu.

✯_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_✿_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_⁠_✯


Malam ini Mingyu berniat untuk kabur, ia sudah memikirkan matang-matang segala konsekuensi yang akan dia terima jika Ayah nya sampai mengetahui ini.

Mingyu tidak peduli, keputusannya sudah bulat sekarang.

"Cristoper, aku yakin bahwa kau bisa membantuku untuk keluar dari tempat ini" Mingyu mengusap-usap pelan kepala kuda kesayangannya dan bersiap untuk menunggangi kuda tersebut.

Mingyu tidak memiliki teman satupun selain Cristoper walaupun Cristoper hanya seekor kuda tapi Mingyu selalu menceritakan segala hal pada Cristoper kuda putih kesayangannya itu.

Sepertinya malam ini Mingyu sangat beruntung, karna tidak ada satupun penjaga yang menjaga gerbang di bagian depan.

"Mencurigakan, kenapa tidak ada yang menjaga area bagian depan" Gumam Mingyu.

Time Travel [Mingyu+Svt]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang