Anggap aja itu rumah keluarga Kavindra
--------------------
Di kamar Rellex ...
Ada Ravel lagi nemenin Relvin sebentar di kamar adiknya. Sedangkan Rellex sebagai adik dari Ravel sedang berkutat di sebuah meja, tangannya sibuk menakar bubuk susu untuk diminum Relvin.
"Rawrrr ... Kalo udah gede jangan lupa bilang RAWRRR ... Gemes ucul bener sih elahh gue kokop bibirnya sini sama om."
Rellex memandang dari jauh tingkah kakak kedua-nya yang emang definisi pecinta anak kecil.
"Jangan sampe pas gede si Relpin tingkahnya kek elu," ucapnya masih memunggungi Relvin dan Ravel.
"Biarin sih, lagian lo udah punya bayi ... Emaknya kaga ada njir. Sayang deh punya kamar gede isinya cuma berdua doang, yang satunya masih piyik kek tikus kegeprek," julid Ravel.
"Mang ngapa dah? Ga punya pasangan juga ga bakal kiamat sekarang juga. Lagian si Relpin ga ngomong minta mama tuh, ngapa lo yang jadi ribet? Harusnya lo tuh pacaran bukan lewat virtual, ini cuma modal hp doang tapi calon kakak ipar kaga pernah dibawa ke rumah. Sedangkan adeknya dijodoh-jodohin mulu."
"Ya emang, masa lo gedein Relpin tanpa pasangan? Gue ajarin si Relpin ngomong mama biar lo turutin kemauannya bisa dapatin mama."
Rellex menatap Ravel dengan tatapan tajamnya.
"Sekali ngomong, lo ga segan-segan langsung gue kepret." ancamnya.
Bukan Ravel yang berhenti menjahili adiknya. Dia mengulang ucapan Rellex barusan.
"Sikili ngiming, li gi sigin-sigin lingsing gii kiprit."
Rellex yang mendengar hanya bisa membuang nafasnya. Kenapa juga dia harus menjadi anak bungsu dari ke-empat saudara kandungnya yang benar-benar ajaib?
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA Y PAPA
Teen FictionDi malam pulang kerjanya, Yurdaka harus mengalami kejadian pahit di hidupnya ketika seorang yang tidak dia kenal merebut keperjakaannya. Pelecehan seksual. Sampai akhirnya Yurdaka yang merupakan omegavers pun hamil dan melahirkan bayi laki-laki. Tet...