Di kamar Ravel, terdapat sang pemilik kamar yang mendengar decihan dan dumelan dari sosok pria sedang menggendong bocah laki-laki.
Orang itu ialah Rellexkiel Zeukreum si bungsu dari empat saudara yang kini berada di kamar sang kakak kedua karena dirinya dipanggil oleh Ravel untuk datang ke kamarnya.
Rellex mengiyakan dan pergi ke kamar Ravel sembari membawa Relvin agar selalu dalam pengawasannya.
"Ck, dikira lo manggil gue ada hal penting." Rellex menatap datar wajah Ravel.
Yang ditatap hanya menyengir dikala sang adik menatap dirinya datar.
"Penting anjir. Semoga aja besok dia datang ke toko, biar gue yang ngomong sama dia buat datang terus antengin Relpin. Supaya ga nangis pas kita lagi handle customer, yang ada keteteran kalo lengah sebentar ke Relpin," ujarnya.
"Lo suruh gue ke kamar lo cuma bahas yang ga ada manfaatnya."
"Manfaatnya banyak, de. Si Relpin anteng pas sama si boti itu terus lo sama gue bisa fokus bantu mom handle lagi rame. Lo ga mau kan kejadian si Relpin nangis tapi ga ada yang redain nangisnya berakhir ada customer yaitu si boti yang bisa berhentiin Relpin nangis."
"Gue bisa juga berhentiin Relpin nangis. Tapi, posisi gue waktu itu juga keteteran."
"Nah kan! Emang lo tuh butuh pasangan kek boti itu yang bisa pahami anak kecil."
"Selain si boti itu, gue juga pasti bisa nemuin sendiri pasangan buat diri gue sendiri," balas Rellex mencium kening Relvin yang tertidur di bahunya.
"Yaudah sih kalo lo yakin bisa dapatin pasangan kek si boti itu, bakal gue kasih apresiasi tepuk tangan banyak-banyak buat lo. Asli," ucap Ravel tegas.
Rellex menghembuskan nafasnya mendengar tuturan si kakak kedua.
"Kalo gue ga bisa dapatin pun, gue mungkin bakal pilih si boti itu. Tapi, gue ga yakin dia bakal pilih balik gue sebagai pasangannya, secara gue lebih pentingin Relvin ketimbang diri gue sendiri ataupun pasangan."
"Hmm! Kalo lo udah ngomong begitu berarti ada lampu hijau buat Lo deketin tuh si boti. Urusan ditolak mah belakangan, yang penting berusaha dulu."
"Gue punya anak bukan hasil bikinan gue sendiri, bang. Boti itu emang mau urus anak? Adopsi tepatnya."
"Yaelahhhhh lo liat waktu si boti gendong si Relpin. Senyum mulu juga si Relpin anteng sama si boti."
"Gue takut si boti ga betah sama gue atau direpotin sama Relpin."
Mendengar kejujuran Rellex, Ravel berdiri dan merangkul bahu adiknya.
"Lo paling bontot terus lo yang duluan udah ngerasain gimana rasanya kek punya anak meski lo belum kawin. Sehari-harinya si Relpin kan sama lo. Ada masanya lo bakal namanya kerja cari nafkah sendiri, terus Relvin ga terusan kan dibawa sama lo ke tempat kerja? Relvin bisa sama gue, Rifdyal, Reckrik, atau dititip ke mom juga daddy bisa. Tapi, mau sampai kapan? Ga mungkin lo ga bakal nikah, de."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA Y PAPA
Teen FictionDi malam pulang kerjanya, Yurdaka harus mengalami kejadian pahit di hidupnya ketika seorang yang tidak dia kenal merebut keperjakaannya. Pelecehan seksual. Sampai akhirnya Yurdaka yang merupakan omegavers pun hamil dan melahirkan bayi laki-laki. Tet...