CHAP.4

5K 14 0
                                    

Seharian ku lihat Shira terus diajak bermain dengan oma dan opa nya. Melihat mereka yang terlihat sangat sayang dengan cucu nya ini membuat rasa aman dan nyaman juga untuk ku. Begitu juga kulihat Shira yang tidak rewel sama sekali. Sore hari nya opa juga membawa Shira jalan sore keluar, seperti layaknya kakek yang dengan bangga menunjukkan cucu nya dengan orang orang sekitar. Sedangkan aku dan Ibu, menyiapkan makan malam. Alasan ku agar bisa sekaligus belajar membuat ibu menerima ku untuk terus membantu nya dalam hal memasak, meskipun hal lain seperti mencuci piring, membersihkan rumah dan sebagainya tidak di berinya izin.

Malam ini Shira Tampak tidur dengan sangat sangat pulas. Terlihat ketika sekitar jam 9 malam dia sudah nyenyak sekali di ruang keluarga dan kubawa Masuk kedalam kamar ku agar mertua ku juga bisa istirahat. Aku sebaliknya, masih lumayan bertenaga apalagi seharian ini Shira benar benar nyaris lepas dari pengawasan ku. Full time dijaga dan dibawa main oleh mereka. Benar benar seperti liburan saja.

Sambil menunggu ngantuk, aku biasa bermain handphone sejenak jika memang tidak ada lagi yang sedang dikerjain. Melihat sosial media dengan berbagai update dari teman teman ku yang berbeda beda kehidupan, juga scrolling tanpa batas melihat apa saja yang muncul di handphone ku. Sekitar jam 11 aku belum juga ngantuk, dan merasa ingin ke toilet sekaligus mengambil air minum ke dapur. Aku keluar kamar dan seperti nya Sudah pada tidur, terlihat dari lampu lampu yang sudah meredup. Lokasi dapur dan toilet berada bersebelahan dan terpisah dari area kamar tidur. Aku tadi lupa mengambil air minum untuk di bawa karena biasa nya tidak pernah untuk menyiapkan air minum ketika tidur barangkali aku haus dan terbangun di Tengah malam.

Setelah ke toilet dan mengambil air minum itu, aku kembali berjalan menuju kamar ku, melewati kamar tamu lainnya dan juga kamar mertua. Tapi reflek langkah ku berhenti ketika baru saja melewati kamar mertua. Ada sedikit terdengar decitan yang ber irama. Ahh, mungkin sedang berpindah posisi tidur pikir ku. Tapi Langkah ku tidak lanjut berjalan. Sekarang yang kudengar desahan seperti orang kepedesan. Jelas terdengar.

Bapak dan Ibu sedang bercinta? Ah tapi biasa lah namanya suami istri.

Seketika itu yang terpintas di kepala ku dengan cepat. Ku sadari memang kamar kamar di rumah ini tidak kedap suara karena jenis konstruksi bangunan nya. Bahkan suara ranting atau jangkrik bisa terdengar jelas dari luar. Tapi aneh nya rasa penasaran ku menggebu gebu. Irama decitan tempat tidur itu terus berbunyi bersautan dengan sura desah yang semakin jelas. Tapi aneh nya kaki ku tidak juga bergerak menjauh menuju kamar ku. Malah sebalik nya, aku berjinjit, mendekati arah pintu, dan membuat posisi telinga ku semakin dekat.

"Sshh paakk,,, jangan kenceng kenceng, ntar kedengeran sshh aahhh empphh" bisik ibu yang terdengar disana.

"Nggak lah buk. Udah tidur mereka. Bapak dah ga tahan, 2 hari nggak dapet jatah. Slrrruuupp sluurrpp sleeerrpp"

"Ssshh mmpphh eemmmpphh ppakk keluuar ibu kelluuarr eummphh" ibu melenguh panjang dan selanjutnya suara decitan tempat tidur berhenti dan hanya tersisa suara nafas kedua nya yang memberat. Sesekali terdengar suara seperti seruputan "sluurppp sslleeruuupp srrot ssrruupp"

"Sshh ah ppak,,, ennak mmpphh"

"Bapak lanjut lagi ya" ucap bapak yang kudengar berbicara agak kecil.

"He'eh .. sshhh pelan pelan nanti ibu bisa keluar lagi"

Mendengar berbagai kalimat bentuk desahan dan lenguhan juga efek suara yang dihasilkan dari pergumulan itu membuat badan ku terasa Panas rasanya meskipun udara sedang dingin. Ada denyutan yang tidak bisa ku tahan. Paha ku seperti ingin merapat agar vagina ku saling bergesek. Aku merasa sudah lembab dibawah sana. Apa yang ku pikirkan? "Kenapa aku justru terangsang?!" Terbesit kalimat kalimat seperti itu di kepala ku tapi tidak lama mendengar suara mereka yang terus terusan bersahutan membuat pikiran waras ku hilang lagi seketika.

"Kenapa mas Tio gak bisa se ekspresif ini" sesal ku mendengar pergumulan mertua ku yang jauh lebih menggoda dibandingkan percintaan kami selama beberapa tahun ini.


__________

CHAPTER SELANJUTNYA AKAN DI UPDATE SEGERA

SUDAH TERSEDIA DI KARYAKARSA.

PS : CERITA INI MURNI FIKSI DAN ORIGINAL KARYA CLEMENTID PROJECT.

SEBAGAIMANA CERITA FANTASI, DIGUNAKAN UNTUK MEMBANTU MEMFASILITASI FANTASI PEMBACA. TIDAK ADA ANJURAN ATAU AJAKAN UNTUK BERBUAT HAL-HAL YANG TERTERA DIDALAM CERITA FANTASI INI. READ RESPONSIBLY

BOOK 58 - MERTUA ADALAH MAUT ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang