Ting!
Ujung mulut gelas wine berdenting nyaring di ruangan yang cukup luas itu. Jisung memutar dua kali gelas dalam genggamannya, menghirup aromanya sesaat, dan mencecap rasa pahit-manis minuman anggur itu.
"Kau tahu? Aku selalu berharap untuk bisa mempercayai orang lain," ujar Minho.
Jisung hanya merespon dengan anggukan samar. Menatap wajah murung wajah milik sang direktur yang nampaknya lelah dengan apa yang terjadi.
Semua kejadian ini bermula ketika Minho masih duduk di bangku SMP.
Sky Hills Mansion,
Tidak ada yang salah dengan cinta, bukan? Bahkan pembaca pun mungkin juga setuju dengan kalimat ini.
Ketika Ayah Lee tidak tahu jika dirinya dijebak oleh dua wanita yang menurutnya tidak tahu diri. Cinta itu buta, tapi apa yang diceritakan oleh Minho kali ini, benar-benar cerita seorang laki-laki yang dibutakan oleh budak bernama cinta.
"Mertuaku---ck, aku bahkan tidak sudi memanggilnya mertua. Dia bersekongkol dengan Ibu Yongbok pada saat itu untuk mencelakakan ibuku. Aku dan Yongbok tidak sedarah? Ibu kami berbeda,"
"Ibuku merupakan hasil perjodohan keluarga ayahku dan keluarga ibuku. Awalnya terasa sangat normal. Aku menjalani hidupku sebagai seorang anak, ayahku berperan sebagai seorang ayah, dan ibuku juga berperan sebagaimana mestinya,"
Jisung dapat melihat, netra sang Direktur menatap dengan dalam ke arah gelas yang di genggamnya, "Semuanya hancur ketika wanita itu datang,"
Kala itu, ibu Minho tengah menyiapkan makan malam. Jarum berdetik dengan tenang, menunjukkan jam 17.10 sore hari. Hingga ada yang mengetuk pintu rumahnya, menghancurkan kedamaian itu.
"Seorang wanita berparas cantik, anggun, dan elegan, tapi ibuku tidak mengenalnya. Ia mempersilahkan wanita itu masuk ke rumah. Dan dia dengan santainya berkata bahwa, 'Ah, Tuan Lee memang memiliki selera yang bagus,'"
Ibu Minho yang menyadari ada yang tidak beres dengan wanita ini, ia akhirnya mengusir wanita tersebut. Namun sayang, disaat yang bersamaan, sosok yang disebut 'ayah' itu kembali ke rumah mereka.
"'Oh sayang, kau kembali,' Bayangkan, ia mengucapkan kalimat itu tepat di depan ibuku. Dan aku baru menyadari betapa hebatnya ibuku pada saat itu,"
Sang direktur berdiri sambil membawa gelas wine nya, menjauh dari meja dan berjalan menuju kaca yang menampilkan sinar rembulan yang benderang.
"Ibuku memintaku untuk pergi pada saat itu, entah bagaima caranya, ibuku bisa mengusir perempuan itu tanpa teriakan dan tangisan. Ia kemudian mengemas bajuku dan mengajakku pergi dari rumah itu,"
"Dan alasanku ingin menghancurkan keluarga istriku adalah ibu Mina bekerjasama dengan ibu Yongbok untuk melenyapkan ibuku pada saat itu,"
Lalu kenapa kalian menikahinya, bodoh, batin Jisung.
"Kau pasti bertanya-tanya kenapa aku menikahi Mina bukan? Jawabannya simpel. Wanita itu sangat terlena dengan uang," ujar Minho.
Minho kemudian berjalan ke arah Jisung, membelai lembut pipi sang sekertaris, sedikit membetulkan kacamatanya, lalu tersenyum ke arah Jisung, "Aku bahkan tidak tinggal satu rumah dengannya, Hannie."
Jisung memejamkan matanya tatkala sang Direktur mengusap pipinya dengan penuh afeksi. Sinyal itu ia terima dengan baik. Ia tahu jika sang direktur tengah menggodanya.
"Kau benar-benar menggoda, Hannie," ujar Minho.
Jisung hanya tersenyum sinis dibalik isapan lembut itu, "Tapi saya bukan penggoda, Tuan," ujar Jisung.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As You Love Me - Minsung
Fanfiction"As long as you love, I'll be your platinum, I'll be your silver, and I'll be your gold,"