The Affair

334 42 7
                                    

Beberapa bulan setelah kejadian intim itu, hubungan Minho dan Jisung tidak menjadi sebatas atasan dan bawahan saja. Mereka nampak lebih dekat, tidak dalam artian romansa, tapi juga bukan hubungan platonik.

"Kopinya, Tuan,"

Minho menatap Jisung tersenyum sambil mengangguk. Sedangkan Jisung membalasnya dengan anggukan, "Jadwal hari ini---"

"MINHO!!"

Lagi-lagi, suara pintu kaca ruangan Minho di buka secara paksa oleh Mina yang nampak amat sangat marah pagi ini. Sedangkan wajah Minho dan Jisung, bagaikan teresonansi, langsung sama-sama membuang muka.

"Kau memasukkan adikku ke dalam penjara? Apa maksudmu?" seru Mina.

Minho berdiri sambil menunjuk ke arah dirinya sendiri, "Saya?"

"Kamu pikir, saya punya waktu untuk mengurus keluarga kamu?" sambung Minho.

Mina menggeram marah. Dia seharusnya tahu bahwa Minho tidak mau repot-repot untuk berurusan dengan keluarganya. Mina meraih vas yang baru saja dibeli oleh Jisung tempo hari, karena vas yang sebelumnya berakhir sama-sama hancur karena dilempar.

PRANG!

"Bisakah kau berhenti merusak barangku?" seru Minho.

"Lepaskan adikku atau---"

"Atau apa? Kau berani mengancam apa? Tanyakan sediri kepada adikmu itu!" ujar Minho geram.

Jisung hanya pamit undur diri. Dia akan membereskan kekacauan di meja direkturnya itu nanti. Biarkan wanita ular itu pergi terlebih dahulu.

"Hey, kau sekretaris murahan,"

Jisung menoleh dan berkata, "Saya tidak murahan. Saya dibayar tinggi oleh Tuan Lee. Permisi."

Mina tercengang, tidak percaya jika sekretaris Minho berani untuk melawan ucapannya. Mina menatap Minho dan Jisung secara bergantian. Ia kemudian pergi sambil menghentakkan kaki, keluar dari ruangan Minho.

Selepas kepergian Mina, Minho berjalan masuk ke dalam ruangan Jisung, melipat kedua tangannya di dada, dan bersandar di mulut pintu, "Vas nya pecah lagi," ujar Minho dengan lembut.

Jisung kemudian berdiri dan hendak membereskan pecahan itu sebelum karyawan lain melihatnya. Namun, badan tegap Minho menutupi jalan keluarnya.

"Bagaimana saya akan membersihkan vas itu jika Anda berdiri di sini, Tuan?" ejek Jisung.

Minho hanya terkekeh mendengarnya. Tangannya terulur, menggapai dagu Jisung dengan lembut. Meraup bibir mungil itu dengan bibirnya, sesekali menggigit gemas karena ulah sang sekretaris di depannya.

"Mmphh--ah--"

Minho melepaskan ciumannya dan menatap Jisung dengan tatapan mendamba, "Aku mau morning kiss ku."

Jisung mendengus dan mendorong tubuh Minho perlahan, "Anda sudah mendapatkannya, Tuan."

---

Hari ini, Jisung kembali menemani Yongbok ke pemakaman orang tuanya. Lebih tepatnya, pemakaman ibu dan ayah dari Minho.

Berkat asuhan Minho, Yongbok juga menjadi pribadi yang dingin. Walaupun Yongbok terlihat "baik-baik" saja di depannya, ia cukup bisa menebak karakter adik dari direkturnya itu.

"Kau tahu? Aku membenci ibuku," ujar Yongbok.

Jisung hanya terdiam sambil tetap memegang botol berisi air bersih yang biasanya digunakan untuk menyiram batu nisan. Yongbok berjongkok dan mengapitkan kedua telapak tangannya, memanjatkan doa. Tangannya kemudian terulur ke belakang untuk meminta botol air.

As Long As You Love Me - MinsungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang