"Ah, fuck..."
Jisung mengusak rambutnya kasar. Sudah berapa lama ia tidak merasakan jetlag seperti ini? Pusing sekali kepalanya.
Ia membuka ponselnya dan mulai mencari wifi terdekat, mengabari sang ibunda jika ia sudah sampai di tempat tujuan.
"Ah ya, baik. Oh, aku melihatnya,"
Jisung menutup teleponnya, matanya terarah ke tulisan hangeul atas namanya. Pasti itu Pak Jung, supir suruhan ibunya.
"Jung-ssi?"
Pria paruh baya itu mengangguk, kemudian ia membantu Jisung untuk mengangkat barang bawaannya. Supirnya itu kemudian mengantarkannya ke salah satu unit yang dimiliki oleh keluarganya.
Jisung terdiam sambil memandang ke arah luar. Jika dipikir-pikir, hidupnya nampak seperti roller-coaster, terutama semenjak bertemu dengan Minho.
Ah ya, mari kita bahas laki-laki itu disini, mumpung orangnya tidak ada.
Minho kelewat abstrak bagi Jisung. Bahkan lebih abstrak dari lukisan yang ia temukan di pameran manapun. Dan bodohnya, ia mencurinya.
Ia mencuri, bukan membeli.
Jisung menghela nafas panjang. Ia mengusap perutnya, mengingat-ingat sensasi bagaimana ketika lubangnya ditusuk dalam---
"Sshh, kok malah mikir kesana sih," gumam Jisung.
Ia tidak mau mengakui, bahwa semenjak ia berkenalan dengan Minho dan masuk ke dalam lingkaran yang dibuat oleh pria itu, Jisung sudah tidak bisa keluar lagi. Rasanya seperti balon yang susah untuk dipecahkan. Semakin ia menjauh, rasanya seperti dirinya menarik Minho semakin mendekat padanya.
Apa dia akan mengejarku sampai kemari?
Bayangan Minho mengusap pipinya lembut, memanggil namanya dengan sebutan 'Hannie', lalu beberapa perlakuan Minho yang benar-benar membuatnya tak habis pikir.
"Do I miss him right now?"
Jisung kemudian membuka aplikasi chatnya. Entah mendapat bisikan darimana, Jisung membuka block kontak Minho.
"Aku hanya penasaran, serius," gumamnya.
---
"Yang megang bukan Jisung lagi, Hyung. Katanya, Jisung pergi kuliah ke luar negeri. Diminta oleh ibunya yang akan pensiun," ujar Yongbok.
Minho mengernyitkan dahinya. Pergi? Ke luar negeri?
"Kau tahu dia dimana?" tanya Minho.
Yongbok hanya mengendikkan bahu, "Aku tidak bertanya lebih lanjut. Aku tidak tertarik."
Minho terdiam cukup lama. Yongbok yang menyadari hal tersebut kemudian mendekat, "Kau jatuh cinta padanya ya, Hyung?"
Minho kemudian mendongak, "Apa masih kurang jelas?"
Yongbok hanya bisa terkekeh mendengarnya. Laki-laki berparas cantik itu kemudian berjalan menuju pintu ruangan sang kakak.
"Good luck for your love. Aku mau kencan dulu," pamit Yongbok sambil menutup pintu kacanya.
Minho bangkit dari kursinya kebanggaannya, menatap ke arah kaca lebar di belakang tempat duduknya. Ia merenggangkan telapak tangannya sesaat, kemudian mengepalnya erat.
"Kau mau bermain-main denganku, Hannie?"
Tidak terbesit di pikiran Minho bahwa Jisung merupakan anak seorang direktur. Belum lagi, brand nya cukup terkenal di beberapa perusahaan yang memang berlangganan dengan jasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As You Love Me - Minsung
Fanfiction"As long as you love, I'll be your platinum, I'll be your silver, and I'll be your gold,"