"Permisi,"
Jisung masuk ke dalam ruangan Minho yang cukup gelap. Tunggu, kemana perginya pria itu?
"Mencariku, Hannie?"
Sebuah tangan melingkar di pinggang Jisung, menariknya ke belakang hingga punggungnya bertabrakan langsung dengan dada atasannya. Jisung sudah bisa menduga kalau hal ini akan terjadi, sehingga dirinya tidak terlalu terkejut.
"I miss my Hannie,"
Minho mengecup singkat bibir Jisung tanpa aba-aba. Jisung hanya bisa terdiam ketika Minho tiba-tiba mengangkatnya ke dalam pelukannya.
"Wajahmu ditekuk begitu, kau tidak menyukainya?" tanya Minho.
Jisung membingkai wajah Minho dengan kedua tangannya. Mengecup perlahan dahi laki-laki itu, lalu menyatukan keningnya. Matanya nampak lelah.
"Sepertinya aku terlalu sering memberikanmu pekerjaan. Beristirahatlah untuk seminggu ini," ujar Minho.
Jisung mendekatkan kepalanya ke samping wajah Minho, "Apa Anda akan benar-benar memberikan saya istirahat? Saya melihat Anda beberapa mainan di meja Anda, Tuan."
Minho memilih untuk tersenyum kemudian mendudukkan dirinya di atas kursinya dan Jisung duduk di atas pangkuannya, "Apa yang kau dapat hari ini, Hannie?"
Jisung membuka ponselnya, menunjukkan beberapa video Mina yang tertangkap oleh kameranya. Minho melihat video itu dengan seksama, sampai ada waktu dimana video itu menampilkan Jisung berhenti di tempat yang sama selama beberapa detik.
Pause.
"Kenapa kau berhenti disini, Hannie?" tanya Minho.
Jisung menelan ludahnya kasar. Manik matanya tidak berani melihat Minho yang menatapnya dalam. Tangannya memilin kemejanya acak, tak tahu harus menjawab apa.
"Kenapa Hannie? Apa kau bertanya-tanya apakah aku pernah meniduri wanita itu?" tanya Minho sambil menaikkan satu alisnya.
Jisung langsung menengadahkan wajahnya, menatap Minho. Pipinya bersemu merah dan matanya membulat, penuh rasa ingin tahu.
"Aku tidak pernah sekalipun tidur dengannya. Hari dimana aku menikah dengannya, malam itu juga aku pergi karena urusan pekerjaan. Setelah itu, kami tidak pernah bertemu atau tinggal satu rumah," jelas Minho.
Minho membelai pipi Jisung dengan lembut, "Kau yang pertama untukku, Hannie."
Semua dominan juga akan berpikir seperti itu, gerutu Jisung dalam hati.
Minho meletakkan kepalanya di bahu Jisung, menghirup aroma alami yang menguar dari tubuh Jisung. Hidung bangirnya bergesekan langsung dengan kulit sang sekretaris, membuat pria manis itu dibuat geli karenanya.
Minho mendekap erat tubuh Jisung agar tak jatuh dari pangkuannya, "Stay still, Hannie..."
Minho mendekap Jisung semakin erat. Jisung yang merasa kegelian berusaha keluar dari genggaman sang Direktur. Diam-diam, Minho mulai melepas kancing Jisung satu persatu.
"As long as you love me,
I'll be your platinum,
I'll be your silver,
And I'll be your gold,"
Bait lagu itu mengalun dengan baik di telinga Jisung. Anehnya, Jisung merasa terbuai dengan kalimat tersebut. Jantungnya berdebar dengan kencang, perutnya seketika meremang karena rasa bahagia yang tiba-tiba datang. Ia kemudian dengan berani merubah posisinya yang sebelumnya membelakangi Minho, kini menghadapinya dengan penuh percaya diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Long As You Love Me - Minsung
Fanfic"As long as you love, I'll be your platinum, I'll be your silver, and I'll be your gold,"