Udara di awal tahun masih saja dingin seperti bulan-bulan sebelumnya. Hujan turun tanpa kenal waktu. Hanya beberapa hari ini langit tampak agak cerah, membuat banyak orang jadi bisa keluar rumah dengan nyaman.
Hari ini adalah hari minggu. Waktunya bagi banyak orang untuk bersantai di rumah. Beberapa lainnya membuat jalan macet karena ingin pergi liburan. Sementara itu, Luffy memperhatikan aktivitas kota kecilnya dari atas bukit yang lumayan landai.
Bukit ini sangat cantik. Banyak bunga liar yang bermekaran di sini. Hijaunya rumput juga semakin menyegarkan pemandangan.
Tempat ini adalah tempat rahasia Luffy. Dia menemukannya sejak diajak kakeknya menjelajah lembah saat kecil dulu. Waktu itu, kakek Garp dimintai tolong temannya untuk mencarikan tanaman liar yang bisa dijadikan obat herbal. Luffy yang selalu senang berpetualang tentu saja ikut tanpa pikir panjang.
Saat menemukan tempat ini, Luffy justru keasyikan sendiri sampai lupa waktu. Kakek Garp mengiranya hilang. Saat sore menjelang malam, tahu-tahu di sekitar rumah sudah ramai oleh warga yang berkumpul untuk mencarinya. Kakek Garp sampai menangis waktu itu.
Luffy tertawa saat mengingat kejadian itu. Betapa nakalnya dia di masa lalu. Bahkan sampai umur segini pun dia tetap menjadi bulan-bulanan karena suka keluyuran seenak jidatnya sendiri.
Tapi sekarang berbeda. Semenjak kehadiran Law, Luffy meninggalkan kebiasaan main itu. Meski ini hanya sementara, sih. Setelah ujian, Luffy bisa saja main sepuasnya lagi.
Bicara tentang Law, itu adalah alasan Luffy sudah duduk dengan tenang di sini pagi-pagi begini. Sinar matahari pagi yang cukup menyilaukan membuatnya memilih untuk merebahkan diri.
Kupu-kupu berwarna-warni terbang ke sana-kemari mengelilingi bunga, juga mengelilinginya. Suasana ini jadi cocok untuk melamunkan kisah cintanya sendiri.
Luffy sepertinya semakin jatuh cinta pada Law. Ingin rasanya dia teriakkan ke seluruh dunia bahwa perasaannya benar-benar telah jatuh sepenuhnya pada pesona lelaki itu.
"Apakah Torao memikirkan hal yang sama denganku, ya?"
Tangan Luffy terulur ke udara, membiarkan seekor capung mendarat di jari telunjuknya.
"Hei, capung. Apakah menurutmu Torao suka padaku juga?"
Tidak ada jawaban tentunya, tapi Luffy jadi tertawa sendiri karena membayangkan akan berpacaran dengan Law.
"Haruskah aku menyatakan cinta padanya? Kalau tidak, dia pasti tidak akan mengerti, bukan?"
Lagipula sejak kemarin Law tidak menunjukkan tanda penolakan. Law selalu baik padanya. Bahkan saat Luffy meminta dipeluk, Law tidak menjauhinya setelah itu.
Mungkinkah?
Mungkinkah ada harapan untuk Luffy memperjuangkan cintanya?
Luffy berguling ke kanan dan kiri. Tiba-tiba merasa malu sendiri karena berpikiran terlalu jauh.
"Tapi walau tidak menolak pun, Torao tetap tidak akan mengizinkanku mengatakannya sekarang. Torao pasti akan bilang kalau aku hanya perlu fokus untuk ujian kelulusan." Luffy menggembungkan pipinya pelan dan berakhir sedih sendiri.
Imajinasi indahnya hancur oleh realita di depan mata.
📍📍📍
Ketika hari makin siang, Luffy memutuskan untuk turun dari bukit karena merasa lapar.
Setelah berhasil melewati lembah, Luffy turun ke jalan beraspal. Tidak berselang lama, ia bertemu dengan Nami yang sedang lari pagi.
"Oi, Nami."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love between Us • Lawlu
Fanfiction(ON-GOING) Kumpulan fanfiksi Law x Luffy. Genrenya bisa romance, fluff, atau comedy(?). Bentuknya bisa oneshot, twoshot, dsb. Lawlu Fanfiction ⚠️Warning: Ini bl/boyslove/yaoi ya. Kalau nggak suka, skip aja.⚠️ [Note: Hanya cerita random] Disclaimer :...