H-7 ujian kelulusan. Sanji keluar dari rumah dengan memakai jaket biru mudanya. Lampu-lampu jalanan menyala karena hari sudah gelap.
Jembatan kecil di ujung persawahan adalah tujuannya, karena dia baru saja mengirim pesan ke seseorang untuk menemuinya di tempat itu.
Ketika baru saja sampai, Sanji terkejut karena seseorang yang ingin dia temui dengan cepat menyusulnya. Biasanya, orang itu berjalan sangat lamban seperti siput.
"Yo, kenapa mengajakku bertemu malam-malam begini? Kamu tidak belajar?"
Sanji bersandar pada jembatan beton di belakangnya. Tangannya ia masukkan ke dalam kantong jaket untuk mengurangi hawa dingin malam hari.
"Aku sudah memikirkannya."
Laki-laki itu, Zoro, ikut bersandar di samping Sanji. Meski langit malam di sini selalu cantik, tapi Zoro lebih suka memandangi wajah seseorang di sebelahnya.
"Kalau kamu ingin pacaran denganku, ada syaratnya. Kamu harus lulus dulu. Aku tidak mau pacaran dengan orang bodoh."
Zoro menaikkan sebelah alisnya. "Oh, begitukah? Tapi apa kamu serius? Aku tidak mau pacaran denganmu kalau kamu terpaksa. Nanti jadi tidak fokus ujian."
Sanji mendengus. "Itulah mengapa aku tidak mengajakmu pacaran sekarang, bodoh. Aku juga akan mempersiapkan diri dulu. Intinya, kamu harus lulus."
Zoro mengetuk-ngetukkan kakinya beberapa kali. "Hanya itu saja syaratnya? Mudah sekali."
Mendengarnya, Sanji jadi kesal. "Mudah katamu? Jangan kamu kira aku tidak tahu kalau nilaimu tidak jauh dari nilai Luffy sebelum dia bertemu tutor pribadinya."
Zoro mengendikkan bahu. "Yang penting aku tidak pernah dapat peringkat terakhir."
Pada akhirnya, Sanji lelah sendiri berdebat dengan Zoro. "Terserah kamu saja. Tapi aku harap kamu lulus dengan nilai yang bagus, karena aku tidak ingin hanya jadi pacarmu saja. Tapi aku juga ingin memikirkan masa depan bersamamu."
Zoro terdiam setelahnya. Dia yang biasanya selalu menggoda Sanji, kini justru merasa tersipu. Memikirkan masa depan katanya?
"Apa maksudmu?"
Sanji menatap bintang yang bersinar terang, seperti sekumpulan berlian. "Aku ingin kita kuliah bersama, dan memiliki masa depan yang lebih cerah. Lalu, kita akan punya pekerjaan tetap, dan setelahnya-"
Perkataan Sanji terpotong oleh ciuman yang Zoro berikan secara tiba-tiba. Sanji tentu saja terkejut, tapi dia tidak berontak sama sekali. Perlahan matanya mengatup, membiarkan malam berlalu dengan dirinya yang sudah bertekad untuk memahami perasaannya sendiri.
📍📍📍
H-1 ujian. Luffy sudah belajar keras sejauh ini. Segala persiapan sudah selesai ia lakukan. Tapi saat sedang semangat-semangatnya menghapal rumus yang sebetulnya sudah dia ingat dengan baik, Law justru menyarankannya untuk beristirahat lebih awal.
Law bilang tidak bagus belajar sampai larut di malam sebelum ujian, karena bisa mengantuk keesokan harinya.
Jadi, saat jam sudah menunjukkan pukul 20:00, Luffy memutuskan untuk menyudahi kesibukannya di meja belajar. Dia mengintai keadaan di sekitar yang sepi. Aman, ayah dan kakeknya pasti sudah tidur.
Setelah ini, Luffy akan mengunjungi kamar Law. Tapi sebelumnya, dia harus ke kamar mandi dulu. Perutnya mendadak sakit, mungkin grogi karena besok adalah hari yang amat penting.
Sementara itu, Law justru sedang merasa kesal setengah mati. Dia melemparkan bantalnya ke sembarang arah saat ponselnya bergetar tanpa henti. Itu adalah panggilan kesekian kali dari orang yang sama.
![](https://img.wattpad.com/cover/373094113-288-k107866.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love between Us • Lawlu
Fanfiction(ON-GOING) Kumpulan fanfiksi Law x Luffy. Genrenya bisa romance, fluff, atau comedy(?). Bentuknya bisa oneshot, twoshot, dsb. Lawlu Fanfiction ⚠️Warning: Ini bl/boyslove/yaoi ya. Kalau nggak suka, skip aja.⚠️ [Note: Hanya cerita random] Disclaimer :...