2. KDRT?

882 35 0
                                    

–HAPPY READING–


Di kediaman keluarga Emperatriza pagi ini sudah seperti pasar yang ramai, ramai hanya karena suara nyonya Naomi yang menggelegar di seluruh penjuru rumah, bahkan para art pun langsung was-was dan menjauh dari dalam rumah, mereka tidak sanggup jika nyonya Naomi sudah koar-koar.

Apalagi yang membuat wanita paruh baya itu tidak bisa mingkem ialah menantu muda nya, siapa lagi kalau bukan Zelline. perempuan yang menurut Naomi pengganggu.

Mendengar suara keributan dari ruang tengah, James— papa Jero pun langsung menghampiri istri nya yang tak henti-hentinya menyindir Zelline, membuat telinga James panas rasanya.

"Ma, ada apa sih? pagi-pagi udah berisik"

Naomi menoleh dengan wajah kesal nya "itu tuh, menantu papa ga pernah berubah! seharusnya sebagai istri pagi-pagi itu nyiapin pakaian sama sarapan buat suami nya. tapi dia malah asik tidur!"

James meringis mendengar celotehan istri nya "Ma, kalo mau negur jangan sampe teriak-teriak, rumah ini bukan hutan, mama ga malu sama pekerja di rumah ini?" heran nya.

"Papa tuh kenapa sih? papa mau punya menantu kurang ajar? ga tau diri?"

"Kalo kerjaan nya cuma tidur sama makan doang mau jadi apa? apa di rumah nya dia ga pernah di ajarin sama orangtua nya?" Cerocos Naomi.

James memijat pelipisnya, merasa pusing menghadapi wanita di depannya ini "Biarin aja lah, masa depan nya juga sudah hancur. di masa depan dia cuma bakal jadi wanita bodoh, kita bisa atur ulang masa depan Jero!"

Ternyata suara percakapan yang nyaring itu terdengar sampai kamar Jero walaupun samar-samar, Jero dan Zelline sama-sama diam dengan pikiran masing-masing.

Tadi Naomi sengaja masuk kedalam kamar putra nya dan melihat Jero yang sedang merapihkan seragam sekolah nya, dan sementar Zelline masih tertidur di ranjang.

Melihat itu, bukan Naomi nama nya jika tidak berkomentar seperti netizen.

Dan kini, Zelline menunduk di tepi ranjang sambil menangisi hidup nya, Zelline rasa akhir-akhir ini ia jadi cengeng. apa-apa di tangisi, bukti nya saat ini saja masih belum berhenti menangis tanpa suara.

Jero masih berdiri mendengarkan cerocosan Naomi dan James di bawah sana, ia mengangkat pandangan nya kearah Zelline yang berada di ujung ranjang memunggungi nya, bisa ia lihat jika bahu gadis berpiyama hitam itu bergetar.

Jero mengambil tas nya lalu menyampirkan nya ke bahu, kaki nya melangkah menuju Zelline. terdiam sejenak, sebelum akhirnya berujar "Ga usah ambil hati, ambil hikmah nya aja".

Zelline yang sedang menunduk langsung mendongak merasakan tangan besar Jero yang bertengger di bahu nya, ia ingin marah mendengar ucapan cowok itu, tapi tak jadi.

"Maaf..." Hanya satu kata itu yang terdengar dari bibir Zelline.

Jero tersenyum bangga, sekarang Zelline perlahan mulai tunduk kepadanya. sekarang gampang sekali mengucap maaf tanpa di paksa.

Ia mengangguk-angguk seraya memasukkan kedua tangannya ke saku celana abu-abu nya "Hemm, ambilin gue sarapan, gue mau makan di kamar" suruh nya.

Zelline menggelengkan kepalanya "Ga mau, takut sama mama Naomi" cicitnya.

"Penakut, lo di sekolah aja sok jagoan, suka cari ribut! cepet sana gue laper!"

"Ga mau! Lo kalo mau makan di ruang makan, bukan di kamar!" Kesal Zelline.

Melihat Zelline yang tadinya menangis kini mulai berani membuat Jero ikutan kesal "Cepet ambilin makanan, Lo harus makan pagi, tadi malam lo ga makan kan?"

JENAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang