7. COWOK BERKEDOK CEWEK

555 28 3
                                    

–HAPPY READING–


Pukul 11.11 Jero pulang dengan wajah kusut nya, saat masuk, rumah begitu terasa sepi. tak ada satupun pelayan di rumah ini, mereka secara kompak minta izin untuk pulang kampung.

Akhirnya, Jero pun berjalan menaiki anak tangga, lalu masuk kedalam kamar nya yang ia harapkan ada sang istri disana. dan ternyata memang ada Zelline disana.

Jero melihat punggung Zelline, wanita muda itu sedang duduk di balkon. ia pun berjalan menghampiri nya.

"Ehemm" Dehem Jero, hal itu membuat Zelline terkejut, lantas mendongak melihat Jero yang baru saja pulang.

"L-loh, kok udah pulang?" tanya Zelline.

Jero memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana nya "Bisa lah, ayo masuk" ajak nya.

"Ngapain? sumpek tau di dalam kamar terus"

Menghela nafas panjang, akhirnya Jero masuk kedalam kamar "Masuk atau yang semalem gue tagih lagi" ucap nya membuat Zelline mendengus kesal, lalu beranjak dari duduk nya.

"mau makan?" tawar Zelline, memperhatikan Jero yang sedang membuka seragam sekolah nya.

"Mau"

Zelline hendak membuka pintu kamar nya "Makan sama apa? gue ambilin apa mau makan disana?" tanya nya lagi.

Jero menoleh "Mau makan lo, makan nya disini" jawaban Jero membuat darah Zelline berdesir, cowok itu berhasil membuatnya salah tingkah.

"Ih, yang bener dong, mau makan ngga?" tanya Zelline menutupi kegugupannya.

"Ga, gue lagi badmood" jawab Jero lalu menghempaskan tubuhnya ke ranjang, ia merasakan dingin saat kulit nya bersentuhan dengan sprei yang sepertinya baru di ganti.

Zelline pun ikut naik keatas ranjang "Gue juga lagi badmood" ia menekuk wajah nya karena teringat setengah hari nya.

"Lo badmood, itu udah biasa" balas Jero memejamkan matanya.

"Lo tau, apa yang bikin gue badmood?"

"Mama"

Jawaban Jero sangat tepat. Zelline teringat kembali dengan segala ucapan-ucapan Naomi, dan ia hanya bisa memendam rasa sakit nya itu tanpa bercerita.

Beberapa saat kemudian, Jero membuka kelopak matanya menatap Zelline yang sedang menunduk "Bukannya tadi pagi lo sama mama belanja?"

Zelline mengangguk, "Seharusnya lo dapetin waktu itu buat deketin nyokap gue dong, kalo gue ada di posisi eloo" lanjut Jero.

"Sekeras apapun gue cari perhatian dari Mama, Mama ga akan pernah bisa nerima gue."

Keduanya sama-sama diam dengan pikiran masing-masing, Zelline pun ikut merebahkan diri nya, karena perut nya sedikit terasa sakit. melihat ada kesempatan, Jero mengulurkan tangan nya untuk memeluk pinggang Zelline dengan posesif.

"Ck, lepas!" Zelline menepis tangan Jero, namun Jero kembali memeluk pinggang nya.

"Gue potong pinggang lo, kalo ga diem!" Ancam Jero.

Zelline mendengus kesal, meskipun itu tidak mungkin terjadi, tapi siapa tahu kan? Jero kan agak-agak, pikir Zelline.

"Jero" panggil Zelline.

"Hm?"

"Lo yakin anak kita bisa lahir?" Jero langsung menatap tak suka pada Zelline karena pertanyaan nya.

"Kenapa tanya gitu? lo berniat gugurin lagi?"

Zelline menggelengkan kepalanya "Ngga, cuma nanya."

Jero mendengus kesal lalu mengusap-usap perut Zelline yang lumayan berisi sedikit "Kalo anak kita lahir, kita masih sama-sama ngga ya?" pikir Zelline.

JENAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang