3. OFFENDED

663 37 0
                                    

–HAPPY READING–


Jero baru saja pulang ke rumah jam setengah enam sore, ia tadi sempat nongkrong terlebih dahulu bersama teman-teman nya.

Saat memasuki rumah, matanya berkeliaran mencari seseorang yang beberapa hari ini mengisi pikiran nya, karena tak menemukan nya, Jero pun berjalan menuju ruang keluarga dimana Naomi dan James berada.

"Jer, baru pulang kamu?" tanya James menyadari putra nya baru saja pulang.

Jero hanya mengangguk lalu matanya beralih menatap kearah adik laki-laki nya yang usia nya hanya beda satu tahun, adik nya itu terlihat sedang ngambek dan beberapa kali bergumam tak jelas.

"Kenapa lo?" tanya nya.

Jevan adiknya menoleh dengan ekspresi wajah yang masih kesal "Tuh mama, mau jodohin Jevan sama anak temen arisan nya. emang di kira nya sekarang zaman siti Nurbaya? main jodoh-jodohan?" cerocos nya.

Jero mengangguk, ia mengerti rasanya jadi Jevan, karena ia pun pernah di jodoh-jodohkan, tapi bukan dengan anak dari teman arisan nya Naomi melainkan dengan anak dari rekan bisnis james. hampir saja ia dan gadis yang di pilihkan James menikah, untung saja ada Zelline. ehh?

Omong-omong tentang Zelline, Jero jadi lupa hendak mencari gadis itu. tak mungkin Zelline ada di tengah-tengah James, Naomi dan Jevan, karena Jero tahu gadis itu tidak suka dengan Naomi.

"Zelline, mana?" tanya Jero.

Naomi pembenci menantu muda garis keras itu langsung menoleh "Ga tau tuh, dari tadi pagi ga keluar-keluar kamar, lagi merenungi kesalahan nya kali" acuh nya lalu memakan camilan yang berada di toples.

Jero langsung tersadar, bahwa Zelline mungkin belum makan dari tadi pagi, ia pun segera berlari menuju kamar nya yang berada di lantai dua.

***

Tak pernah terbayang oleh Zelline, jika alur hidup nya akan berbelok ke jurang paling dalam seperti ini. jika ini mimpi, Zelline ingin cepat-cepat terbangun dari mimpi buruk nya.

Namun sayang nya, mimpi buruk itu terjadi di real life. dan Zelline membenci nya, masa depan yang sudah di rancang bunda nya sudah ia hancurkan. Zelline merasa marah pada dirinya sendiri karena sudah membuat bunda nya kecewa dan membuatnya menangis, padahal selama ini Zelline sudah banyak mengecewakan nya.

Setiap kali merasa sedih, Zelline selalu teringat dengan bunda nya, bunda yang selalu memeluk nya di setiap ia terkena masalah.

Zelline menundukkan kepalanya, ia terduduk di lantai kamar mandi yang dingin sambil memeluk erat tubuhnya. selama hampir satu hari ini, ia menangis lalu berhenti, lalu menangis lagi, dan terus seperti itu.

"ZELLINE! ZELLINE!!"

Zelline yang tadinya menunduk kini mendongak, mendengar suara Jero yang memanggil nama nya dari dalam kamar. ia pun tak bisa lagi menahan air matanya, merasakan takut serta senang karena Jero sudah pulang.

BRAK!!

Jero membuka pintu kamar mandi dengan tak bersahabat nya, menghampiri Zelline yang sedang duduk di lantai kamar mandi, penampilan gadis itu masih sama seperti terakhir kali ia tinggalkan tadi pagi.

Piyama hitam yang di kenakan nya masih sedikit basah, rambutnya pun acak-acakan, dengan mata memerah dan berkaca-kaca, bibir yang biasanya pink itu kini pucat pasi.

"Bangun!" Jero membantu perempuan lemah itu berdiri dengan tak sabaran lalu membawa nya keluar dari kamar mandi.

"Lo gila, ha? mau mati lo?"

JENAROTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang