7

592 71 5
                                    

.

.

.

.

Azhar melihat keadaan terlebih dahulu dimana tidak ada keluarganya, hanya para pembantu saja yang lalu lalang untuk bebersih atau masak. 

Azhar sendiri sudah menutupi beberapa luka nya seperti lebam di pipinya dan memar di kakinya yang sudah membiru, Azhar mengendap-endap keluar dengan kaki yang sedikit pincang dan pergi.

Azhar yang sudah terbiasa menikmati jalan pagi sebelum sampai di sekolah, udara yang masih segar dan sepi membuat Azhar sangat tenang. hingga tak terasa Azhar sudah sampai di sekolahnya, dan benar saja sekolah masih sangat sepi bahkan satpam sekolah baru saja membuka gerbang ketika melihat Azhar 

"semangat amat"puji pak satpam pada Azhar

Azhar terkekeh mendengarnta "iya nih pak, semangat menuntut ilmu"

"tapi jangan terlalu semangat menuntut ilmu, kesian dia ga salah apa-apa"

"hah? kok bisa" tanya Azhar kebingungan

sang satpam hanya tertawa melihat Azhar tidak mengerti atas joksnya "hahahh jangan terlalu di pikirkan, itu hanya joks kecil saja. kamu bisa masuk ke dalam"

"siap!" seru Azhar sambil memberi hormat pada sang satpam, dia pun segera berjalan cepat meninggalkan pak satpam yang masih tertawa melihat kelakuannya sekaligus aneh dengan cara jalan Azhar.

Azhar pun membuka kelasnya yang masih sangat sepi lalu menaruh tasnya tersebut di bangkunya.

"hm.. apa Az ke kantin ya buat makan, tapi Az belum mau makan sih.. tapi apa salahnya buat makan kan" Azhar langsung berlari keluar kelas menuju kantin sekolah dengan harapan ada yang sudah buka dan bisa mengisi perutnya yang kosong ini.

di tengah perjalanan, tanpa di sangka dirinya malah menabrak seseorang yang tak lain adalah Gilang.

"aduhh!" seru Gilang sesaat setelah di tabrak oleh Azhar singga mereka berdua terjatuh.

"eh? maaf bang! Az kira ga ada siapa-siapa" ujur Azhar sambil mencoba bangun walupun agak kesusahan dimana kakinya masih sulit di atur walaupun tidak ada rasa sakit apapun, hingga akhirnya Gilang lah yang membangunkan Azhar.

"ga papa kok, kamu baik-baik saja?"  ujur Gilang sambil mencoba membangunkan Azhar

"ga papa kok bang! maaf Az ya"

"iya, oh ngomong-ngomong kok muka mu ga asing ya.. kek pernah lihat, tapi dimana?"

"hm? masa sih? tapi keknya Az juga pernah liat abang deh.. dimana ya?"

keduanya pun berfikir keras hinggaakinya mereka ingat dalam waktu bersamaan

"temennya bang Ale"

"adek nya Ale"

seketika mereka tertawa karena itu

"oh ya? kenapa datang begitu pagi?" tanya Azhar penasaran

"haha.. itu karna abang mu"

"abang ku?"

"dia pergi sebelum pekerjaan benar-benar selesai dan kini dia izin tidak sekolah, jadi gua harus menyelesaiin pekerjaan itu sebelum watunnya habis"

"owalah" 

"oh iya, wajah mu kenapa? kenapa di tutupi nya? dan mengapa kamu berdiri seperti itu?" tanya Gilang yang merasa aneh dengan paster diri Azhar

"ohh ini ada merah-merah dan kalo kaki itu gegara aku jatuh, tapi ga papa kok soalnya ga sakit" mendenar itu Gilang langsung mendekat dan membuka plester yang ada di pipi Azhar dan memang terdapat memar merah di sana, berlanjut ke kaki dimana Gilang membuka sedikit kaos kakinya dan melihat mema yang bahkan sudah membiru parah 

Happynes [Setiap Hari Kamis]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang