.
.
.
.
.
Pagi berubah menjadi sore, dan sore berubah menjadi malam. Azhar memulai membuka matanya ketika rasa kantuk di dalam dirinya sudah benar-benar hilang
"uwahhh.. berapa lama aku tidur..?" Az sedikit mengucak matannya dan mencoba membiasakan matanya dengan cahaya luar
"loh.. kok gelap?" Azhar pun turun dari kasurnya dan menuju balkon kamarnya dan memperhatikan betapa indahnya bintang-bintang yang menempel di langitu itu
"wahh, bintang nya bagus.. bagaimana ya bintang itu bisa diam di langit.. bagaimaa caranya lagi tetap di atas tanpa jatuh.. sungguh agung yang menciptakannya" puji Azhar sambil terus memperlatikan indahnya lagit tersebut
Azhar menyentuh perutnya sebentar, dirinya merasa aneh karena dia tidak merasa lapar sama sekali bahkan setelah dirinya tertidur cukup lama. dia ingat kalau dia hanya makan pagi saja bersama Gilang.
"apa Az harus makan? hm.. keknya harus deh"
Azhar pun turun kedapur untuk mencari makanan, namun tidak ada satupun makanan yang telah siap bahkan semua ruangan itu sepi
"loh.. kemana semua orang? ayah? abang Al? bang Ale?" Ahar mencoba mencari mereka namun tetap hasilnya tidak ada, Azhar pun mulai mencari bahan makanan di dapun dan mulai mencoba nya.
sayangnya skil memasak Azhar sangat kurang yang dimana dirinya malah membuat kekacauan. awalnya Azhar ingin membuat kentang goreng yang dimana banyak kentang di sana, hanya saja saat mengupas dan memotong nya Azha malah melukai jarinnya dan saat mengorengnya pun sebagian gosong gegara Azhar tidak tahu cara mengoreng yang benar.
Azhar memperhatikan masakan buatannya yang benar-benar gagal, bahkan saat memakannya hanya terasa rasa pahit akibat gosong itu.
"biari lah, toh yang penting Az ga kelaparan. oh iya makanan yang di beli tadi bareng bang Gilang!" segera Azhar merapikan dapur semampunya dan membawa makanan buatannya tersebut ke kamarnya.
di dalam kamar tersebut Azhar mulai memakan makanan tersebut
"rasanya agak aneh.. tapi selagi bisa di mkana kenapa tidak~"Azhar pu memakannya dengan lahap walaupun makanan tersebut tidak seenak yang dia makan tadi pagi.
azhar memakan maknan tersebut sampai tak tersisa, barulah saat itu dirinya mendengar suara yang familiar di telingannya, itu adalah suara mobil ayahnya! Azhar segera turun ke bawah tak lupa mencuci tagannya hingga bersih.
dan benar saja, tak beberapa lama pintu di buka dan terlihat ayahnya beserta kedua banagnya puln
"ayah! Abang!!" sambut Azhar dengan ceria namun
"beriski! apa lu ga liat kita kecapean apa?! kenapa lu berisisk banget sih!" keluh Alexi pada Azhar
"Az cuma mau nyambut, lagian kalian kemana?"
"berisik banegt sih ah!" Alexi langsung mempercepat langkahnya menuju kamarnnya, bahkan pintu kamarnya di tutup dengan sangat keras
Elvis memilih tidak banyak bicara dan mengabaikan semuana menuju kamarnya sendiri, sementara Alvaro menatap tajam Azhar "jangan biasakan, kita semua lelah jadi jangan berisik"
Azhar lansgung menutup mulutnya mengunakan kedua tanganya lalu tersenyum ke arah Alvaro, sementara Alvaro menatapnnya dengan aneh. tapi Alvaro hanya diam dan melangkahkan kakinya menuju kamarnya, sebelum Alvaro masuk ke dalam kamar dia berkata
"jika kami sibuk, tetaplah sekolah, jangan jadikan itu alasan mu bolos. hari ini masih bisa dimaafkan, tapi lain kali kau akan mendapatkan akibatnya"
Azhar pun mengangguk dan Alvaro menutup pintu kamarnya dengan malas
KAMU SEDANG MEMBACA
Happynes [Setiap Hari Kamis]
Teen FictionAzhar slalu di kucilkan dan diabaikan oleh keluarganya hanya karena dirinya lahir membuat ibunya harus meninggalkan dunia selamanya Azhar slalu di siksa oleh orang-orang di sekitar nya entah di rumah maupun di sekolah suatu hari dirinya tidak senga...