Jowie'

32 5 1
                                    

Suasana makan malam di castle Ethereal Moon Pack selalu riuh dengan kehadiran ketiga serigala kecil, The Triangels Moon.

Mereka akan berebut makanan satu sama lain, padahal makanan yang sama tersaji dalam jumlah banyak di meja makan.

Kata Wooyoung, memakan makanan dari piring kedua saudaranya terasa jauh lebih enak dibandingkan makanan di piring sendiri.

"Hahhh Wooyooooo, jangan mengambil ayam ku." keluh Halazia sambil mengangkat sendoknya bersiap menyerang Wooyoung.

"Yaa, Halazia. Bisakah kau diam? Mengapa kau menyendok nasi ku sedangkan nasi mu masih ada." omel Yeosang yang sudah lelah melihat kedua adiknya yang masih bertengkar satu sama lain.

Yeosang memang terlahir lebih cepat beberapa menit sebelum Wooyoung, lalu di susul oleh Halazia.

Walau begitu, Wooyoung dan Halazia hanya memanggil Yeosang dengan embel-embel Hyung atau Oppa jika mereka menginginkan sesuatu dari Yeosang.

"Bisakah kalian sehari saja, makan dengan tenang? Ayah pusing." -Hongjoong

"Mengapa kalian berebut lagi? Halazia?! Tolong makan dari piringmu sendiri sayang, ayo duduk dengan benar." -Seonghwa

"Duduk dengan benar atau ayah berikan seluruh ayam ini pada paman Mingi?"

Mendengar ancaman Yunho, ketiga biang keributan itu akhirnya duduk dengan tenang dan menyantap makanan di piring mereka masing-masing.

"Ayah? Yeo ingin tidur dengan paman Hoho malam ini. Boleh?"

Seulgi mendelik, baru kali ini putranya ingin tidur dengan sang paman. Biasanya Yeosang hanya ingin tidur bersama ia dan Hongjoong, atau dengan Wooyoung dan Halazia.

"Yeo ingin belajar menulis denganku kak, tak apa kan?" tanya Jongho pada Seulgi.

Mendengar penuturan dari Jongho, seluruh yang ada di ruang makan tersenyum.

Akhirnya, ingin belajar menulis lagi.

Biasanya ketiga serigala kecil ini sangat malas jika diperintahkan untuk belajar. Mereka lebih suka bermain, berburu dan berlatih.

Hanya Yeosang yang memang memiliki sedikit ketertarikan untuk belajar menulis, Halazia dan Wooyoung? Jangan harap :)

"Tentu saja boleh, belajar lah bersama paman mu malam ini. Ibu akan membuatkan cemilan untuk kalian." ujar Seulgi

"Wooyo, Zia?"

Mendengar panggilan dari Wendy, membuat Wooyoung dan Halazia merengut lemas.

Pasti sang ibu menyuruh mereka untuk ikut belajar bersama Yeosang dan paman Jongho.

"Hmm, Wooyo sangat lelah ibu. Bisakah belajarnya besok saja? Mata Wooyo sudah ingin tertutup rapat."

"Zia juga, hmm Zia sudah janji ingin berlatih memanah dengan paman Mingi. Iyakan paman?"

Mendengar namanya di sebut oleh keponakan kesayangannya, Mingi tertawa pelan.
Pasalnya mereka tak ada perjanjian semacam itu.

Itu hanyalah akal-akalan Halazia agak terbebas dari kata Belajar Menulis bersama paman Jongho.

"Berlatih memanah? Sejak kapan kalian berlatih memanah di malam hari?" tanya Seonghwa pada putri semata wayangnya.

"Hah? Ohh itu, mulai malam ini hyung. Alpha menyuruh ku melatih anak kecil ini untuk memanah." ujar Mingi berbohong.

Hanya dengan membawa nama sang alpha ia bisa dipercaya dengan mudah.

"Di malam hari?" tanya Hongjoong memastikan.

"Benar hyung, bukan kah berlatih memanah di malam hari bagus untuk meningkatkan kemampuan memanah mereka? Jarak pandang di siang dan malam hari cukup berbeda hyung." jelas San sambil melirik gadis kecil di sebelahnya yang kini tertunduk sambil menyimak seluruh perkataan sang alpha.

Mingi menghela nafasnya tenang, ia bersyukur sang alpha membantunya.

San tau gadis kecil itu berbohong agar ia tak dipaksa untuk ikut belajar bersama Yeosang.
Tapi akal-akalan dari mana hingga ia berkata akan berlatih memanah? Tak seperti Wooyoung yang dengan jelas mengatakan kalau ia lelah dan ingin tidur dengan cepat.

"Baiklah, ibu akan membuat jus strawberry kesukaan mu dan cemilan untuk kalian berlatih." ucap Wendy sambil mengusap kepala Halazia lalu merapikan gaun yang dikenakan gadis kecil itu saat ia berdiri dari kursinya.

"Wooyo mau kemana kau?" tanya Yunho pada putranya yang sudah akan berjalan meninggalkan ruang makan.

"Hmm, aku ingin melihat Zia dan paman Mingi berlatih ayah. Sebentar saja."

"Jika kau tidak ingin ikut berlatih, segera minum susu mu dan pergi tidur, Jeong Wooyoung." titah Wendy yang tidak dapat dibantah oleh putranya.

"Habiskan susu mu Wooyo, atau ibumu akan marah." ucap Seulgi mengusap sayang kepala Wooyoung dan memberikan segelas susu pada putra dari sahabatnya itu.

"Kenapa harus susu ibu? Kita tiap malam minum susu untuk apa? Mengapa bukan kopi seperti ayah?" keluh Wooyoung

"Karena kalian butuh susu agar bisa tumbuh tinggi, kau sangat kecil." ujar sang alpha yang membuat Wooyoung mendelik kesal.

Semua yang ada di ruang makan terkekeh melihat wajah memelas Wooyoung yang melirik sang ayah untuk meminta bantuan namun sang ayah hanya mengedikkan bahunya tak peduli.

Kini Halazia berada di halaman belakang bersama paman Mingi nya, sedangkan Yeosang berada di kamar Jongho untuk belajar menulis dan Wooyoung yang kini terpaksa tidur karena tidak ingin mengikuti kedua saudaranya.

Shoot!!

Anak panah itu tepat menancap disasarannya tanpa meleset sedikitpun.

Mingi tersenyum puas melihat perkembangan gadis kecilnya yang kini sudah lihai dalam memanah.

"Ingin mencoba menembak sasaran mu sambil berkuda?"

Halazia mengangguk antusias mendengar tawaran sang paman.

Dengan cepat Hyunsuk, warrior yang menemani Mingi untuk melatih Halazia mengambil kuda kesayangan Mingi untuk ditunggangi oleh sang tuan putri kesayangan Ethereal Moon Pack.

"Paman? Kau sungguh? Aku boleh menunggangi Jowie?" tanya Halazia tak percaya.

Pasalnya, sang paman tak pernah membiarkan siapapun untuk menunggangi kuda hitam kesayangannya ini.

"Naiklah, dan buat Jowie berlari membawa mu kemana kau mau." bisik Mingi sambil menuntun kesayangannya untuk beraksi.

Shoot! Shoot! Shoot!

Ketiga anak panah yang dilepaskan Halazia saat menunggangi kuda hitam kesayangan Mingi benar-benar menancap tepat di sasarannya. Membuat Hyunsuk melongo, dan Mingi tertawa bangga.

"Paman! Aku bisa!" seru Halazia sambil terus berkeliling selebrasi bersama kuda hitam kesayangan Mingi.

"Lihatlah gadis kecil ku Hyunsuk, dia sangat hebat bukan?"

"Tuan putri Ethereal selalu membuat kita berdecak dengan segala langkah nya."

Mingi dan Hyunsuk menengok kebelakang, mendapati Alpha mereka sedang berjalan ke arah mereka dengan senyum yang mengembang.

"Kau benar-benar hebat Mingi, terima kasih sudah melatih gadis kecilku."

Mingi berdecak malas, lalu menggoda sang alpha dihadapannya.

"Dia gadis kecil ku San, dia gadis kecil Seonghwa hyung, bukan milik mu".

"Dia milik Ethereal Moon Pack, Mingi. Dia adalah kesayangan Ethereal Moon Pack."

Dan, dia juga milikku..












••••

@esterlynoceanne

ALPHA : CHOI SANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang