That Manager

34 0 0
                                    

Hari kelima masa training Quita berjalan dengan baik. Waktu hari kedua, Quita selalu janjian dengan Vier di parkiran motor untuk ke outlet bersama.

Vier juga mengarahkan lewat mana arah pulang Quita waktu di hari kedua sampai akhirnya Quita bisa pulang seorang diri.

Semua berjalan dengan baik. Sampai di hari ketiga bekerja, Quita tau kalau ternyata Vier sudah punya pacar dan Quita tidak terlalu mempermasalahkan hal itu.

Sejak awal memang Quita sudah tau wajah semanis Vier sudah pasti punya pacar.

Quita memarkirkan motornya dengan rapih lalu melihat ke tempat dimana Vier biasa parkir disana.

"Vier?" sapa Quita begitu dia melihat Vier yang sedang merokok.

"Eh? Tumben dateng 30 menit sebelum masuk?" tanya Vier.

"Tadi gak terlalu macet dijalan. Vier mau masuk sekarang atau nanti?"

"Nanti deh, Kak. Vier nyusul jam 7." Jawabnya.

Quita mengangguk, "kalo gitu aku duluan, ya.''

"Oke, Kak."

Akhirnya Quita masuk kedalam seorang diri. Hari ini shift-nya adalah Maya dan juga Vier.

Sebenarnya bisa saja Quita masuk jam 7 seperti yang Vier katakan. Tapi setelah diperhatikan selama 5 hari ini, waktu untuk opening-nya benar-benar tidak cukup.

Supermarket buka di jam 8. Dan outlet harus rapih sebelum jam 8. Ditambah lagi sebelum itu, banyak display-an roti, pastry dan cake yang harus di rapihkan. Jadi supaya lebih cepat selesai, Quita inisiatif mengerjakannya duluan.

Saat berjalan menuju outlet, ada yang sedang merapihkan roti tepat di depan outlet.

Quita tidak tau dia siapa karena belum pernah ketemu, jadi Quita hanya akan menyapa saja.

"Permisi." Sapa Quita.

"Eh? Siapa, ya?" tanya laki-laki berkumis lele itu.

"Quita, anak baru yang lagi training disini," ucap Quita.

Laki-laki itu berdiri dan mengulurkan tangannya. Quita tersenyum canggung, namun dia juga membalas jabatan tangannya, "Ari. Saya yang bagian anter stock pesenan."

"Oh, saya pikir staf juga." Jawab Quita enteng.

"Emangnya belum ketemu semua staf disini? Kan udah 5 hari disini bukan?" tanya Ari dengan wajah bingung

Kalau dipikir-pikir, benar juga apa yang dikatakan Ari. Tapi sudah 5 hari ini, Quita tidak bertemu dengan Pak Weilian si manager store. Padahal Quita penasaran sekali karena nama Pak Weilian sendiri mirip dengan nama Om-nya yang memiliki toko roti ini yang merupakan orang prancis.

Tapi saat Quita masuk kedalam grup SCBD, Quita melihat foto profile-nya, Pak Weilian ini terlihat seperti orang China.

"Sudah ketemu semua, sih."

"Nah, pasti udah, kan? Ini si Maya kemana lagi nih SPV malah belum dateng." Kata Ari yang mengomel sendiri. Tak lamanya dia mengambil handphone-nya dan menghubungi Maya.

"Maya? Lo dimana? gimana sih lo, kalah sama anak baru jam segini dah dateng buat beres-beres."

Quita yang tadinya mau beres-beres pastry, langsung melihat kearah Ari. Wajahnya jadi tidak enak setelah mendengar Ari mengatakan hal itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Last GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang