Setelah mengabari kedua orangtuanya apa yang terjadi, Quita memilih menunggu sampai pintu depan market di buka.
Sesuai dengan apa yang satpam di depan market katakan, akhirnya pintu depan khusus customer pun dibuka.
Awalnya Quita ragu untuk masuk lewat depan. Tapi Quita tidak ada pilihan lain selain masuk dan bertanya langsung kepada staff yang mungkin saja sudah sampai.
Setelah masuk kedalam, Quita bisa melihat ada tulisan French Bakery yang terpampang jelas. Quita tersenyum dan semakin tidak sabar untuk mulai bekerja.
Saat Quita mendekat, Quita bisa melihat dua orang staff yang sedang sibuk merapihkan outlet. Yang satu di depan, seorang perempuan dan yang satu lagi seorang laki-laki di belakang.
"Permisi, Kak." Sapa Quita pada satu laki-laki tersebut sampai dia menoleh dengan wajah bingung.
"Ya, Kak?"
Dengan jantung yang berdebar karena harus berinteraksi dengan orang lain, Quita berusaha untuk tetap terlihat santai, "saya Quita, yang mau training disini."
"Oh, Kak Maya. Ini Quita yang mau training udah dateng." Kata laki-laki tersebut.
"Oh, Quita, ya? Quita sama siapa kesini?" tanya Maya.
"Sendiri, Kak." Jawab Quita seraya berjabat tangan dengan Maya saat Quita menghampiri Maya. Sepertinya mereka sudah mengetahui info kalau Quita mau training disini sebagai staff baru.
"Tadi Quita masuk lewat mana?"
"Quita masuk lewat depan, Kak, soalnya Quita disuruh fotocopy KTP sama bukti vaksin. Disini tempat fotocopy dimana ya, Kak?" tanya Quita khawatir. Dia hanya takut kalau tidak ada jalan lain, dia jadi harus mulai kerja besok.
Sedangkan Quita sudah benar-benar siap bekerja dari hari ini.
"Waduh, kalo disini tempat fotocopy jauh. Quita naik motor gak kesini?" tanya Maya khawatir.
Sedangkan Quita menggeleng kecil.
Maya langsung menatap laki-laki yang satu shift dengannya, "Xavier, sini."
Quita melirik kearah Xavier dalam diam. Melihat Xavier sendiri, menurut Quita dia laki-laki yang memiliki kharisma. Cukup manis dan sedikit terlihat seperti bule?
"Ya, Kak?" jawab Xavier seraya memakai topinya.
Karena sudah jam buka, seluruh staff diharuskan memakai atribut lengkap sesuai dengan peraturan tenda masing-masing.
"Bisa anterin Quita cari fotocopy-an?" tanya Maya.
"Oh, bisa, sih. Tapi pagi ini kayaknya rame, nanti Kak Maya keteteran gak sendirian di outlet?" tanya Xavier khawatir.
Quita menghela napas, dia jadi menyusahkan semua orang hari ini.
"Gak apa-apa, santai. Jangan lama-lama tapi, ya?" ucap Kak Maya.
Xavier mengangguk lalu menatap kearah Quita, "kalo gitu Quita tunggu di depan market, ya? Di depan kan ada kursi, nanti Xavier kesana bawa motor. Jangan tunggu disini nanti malah jadi masalah."
"Oh, iya, Kak. Kalo gitu Quita kedepan lagi, ya?" ucap Quita yang kembali memakai tasnya.
"Sebentar, ya, Kak. Kasih Vier 10 menit buat rapihin display cake-nya." Kata Xavier.
"Okay. Kalo gitu saya kedepan dulu." Kata Quita yang langsung kembali kedepan dan menunggu Xavier disana.
*

KAMU SEDANG MEMBACA
Last Goodbye
RomanceTentang bagaimana kamu didewasakan oleh keadaan dan menghadapi apapun seorang diri. Rasanya sulit untuk memulai hal baru setelah terluka. Tapi bagaimanapun kamu dimasa depan, tetap kamu yang akan memilih bagaimana kamu kedepannya. Mencari tempat pu...