Day One Working

45 2 0
                                        

Quita terbangun dari tidurnya karena suara jam alarm kucingnya berbunyi. Dia menekan tombol ditengah alarm lalu suara pun berhenti.

Ia menatap handphone-nya yang masih menunjukkan Beomgyu sedang tertidur. Iya, setiap malam mereka memang senang sleepcall. Tapi karena suara alarm Quita, Beomgyu ikut terbangun.

"Quita, morning." Sapa Beomgyu.

Quita mengangguk lalu dia segera bangkit dan merapihkan kasurnya.

"Mau kemana?" tanya Beomgyu.

"Mau kerja."

Beomgyu langsung bangun dan menatap ke layar handphone tidak percaya, "huh? Kenapa gak bilang?"

Quita mengambil handuknya lalu menatap kearah layar handphone-nya, "bukannya aku udah bilang kalo ada hal apapun itu aku gak bilang lagi ke kamu? It's not your bussines anymore."

"It is my bussines cause, gimana kalo nanti kamu punya temen kerja cowok terus mereka suka sama kamu?"

Quita tertawa kecil, "then it is what it is."

"Shit, Quita, don't playing around with me."

"I'm not playing around with you. You just afraid that I might find someone new, right?"

Beomgyu melihat kearah Quita dengan tatapan tidak percaya lalu dia tertawa meledek, "you're same bitch as Layu."

Quita terdiam, hatinya memanas. Perasaan ingin memaki Beomgyu sangat besar. Tapi karena melihat kearah jam yang hampir menunjukkan pukul 06:30, Quita segera mengambil handphone-nya dan memutus panggilan telepon.

"Bajingan."

*

Quita turun dari tangga rumah dan melihat Ibunya yang sedang sibuk mengobrol dengan Ayahnya.

"Oh, udah mau berangkat?" tanya Ibunya yang sadar kalau Quita sudah rapih.

"Besok beli kaos polo hitam sama celana hitam lagi sama Papah, ya?" ucap Ery, Ayah Quita.

"Oke." Jawab Quita seraya memakai sepatu.

Setelah memakai sepatu, Daya menghampiri anaknya dan mengelus rambut anaknya penuh kasih sayang. "semangat, ya, Nak."

Quita mengangguk. Memang ini bukan pertama kalinya Quita merasakan bekerja karena Quita seorang penulis novel sebelumnya. Bedanya, kali ini Quita diharuskan bersosialisasi dengan orang banyak.

"Okay, Mah."

"Senyum kalau ketemu customer." Jelas Ery saat Quita menghampiri Ery untuk salam.

"Gak usah khawatir, Quita bisa, kok."

Ery dan Daya mengangguk. Ery dan Daya juga percaya kalau anaknya memang bisa melakukan apapun.

Sejak dulu, Ery dan Daya memang sudah menaruh kepercayaan pada Quita karena Quita sendiri tidak pernah mengecewakan Ery dan Daya.

"Naik motor atau gimana?" tanya Ery.

"Daya suruh Quita naik gojek dulu karena ini pertama kalinya Quita pergi jauh, kan? Anaknya gak pernah keluar soalnya." Jelas Daya.

Quita mengangguk-angguk, "hari ini aja, Kok, biar Quita bisa hapal rute ke SCBD gimana."

Ery akhirnya mengangguk sebagai jawaban. Ery hanya mempercayakan apapun pilihan anaknya.

"Oh, gojeknya udah dateng! Quita berangkat, ya?" ucap Quita yang langsung menghampiri gojek.

Last GoodbyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang