Bab 2

101 16 4
                                    

🍒🍒🍒

"Bunda, Ayah kemana? Kok jam segini belum pulang juga??" Tanya Lini melihat sekeliling rumahnya.

"Malam ini jadwal Ayah dirumah sana Vani" Jawab Bundanya sambil mengelus rambut Lini.

Lini menundukkan wajahnya diatas meja makan.

"Ayo dimakan Van, jangan diliatin aja makanannya nanti keburu dingin",ujar Bundanya dengan lembut.

"Bun" panggil Lini.

"Hmm.."

"Mengapa Bunda ikhlas dimadu sama Ayah?" Tanya Lini pada Bundanya yang saat itu sedang menyendokkan nasi untuknya.

Dengan tersenyum Bundanya langsung menjawab, "Ayah kamu pengen punya anak lagi dan Bunda tidak bisa melahirkan anak lagi Van, kamu kan tau rahim Bunda sudah diangkat setelah melahirkan kamu"

"Tapi tidak harus menikah lagi kan Bun, Bunda sama Ayah kan bisa saja mengadopsi anak dari panti asuhan" ucap Lini yang tidak habis pikir dengan jalan pikiran kedua orangtuanya itu.

"Sudahlah Van,, ini semua sudah keputusan Ayah dan Bunda, yang terpentingkan Ayah sama Bunda tidak berpisah dan kamu tidak kehilangan kasih sayang dari Ayah dan Bunda", tutur Bundanya.

"Tapi aku ingin Ayah dan Bunda selalu ada dirumah ini menemani aku, bukan seperti ini" ucapnya sedih.

"Terkadang kita tidak bisa hidup dengan keinginan kita saja Van, adakalanya kita harus menerima jalan hidup yang terkadang sama sekali tidak sesuai dengan apa yang kita mau, setelah kamu dewasa nanti pasti akan paham tentang arti hidup ini Van"

Lini hanya bisa terdiam mendengar perkataan Bundanya itu, dipikirannya menjadi orang dewasa itu tidaklah seindah yang dibayangkannya selama ini.

***

Seperti biasa Lini saat ini sedang duduk di taman perpustakaan menunggu sang pujaan hatinya.
Biasanya Dewa selalu duduk di taman perpustakaan pada saat jam istirahat tiba.
Kebiasaan Dewa itu membuat Lini juga terbiasa menemaninya membaca buku walau kehadiran Lini sering kali diabaikan oleh Dewa.

"Wa duduk sini!!!!" Teriak Lini saat melihat sosok Dewa berjalan kearahnya.

Dan yah Dewa duduk ditempat yang ditunjuk oleh Lini, karena memang kursi itu menjadi hak milik seorang Dewa, tidak ada berani yang duduk disana kecuali Dewa dan seorang Lini.

Beberapa detik kemudian Dewa sudah mendaratkan bokongnya kekursi itu dan langsung membaca sebuah buku.

"Wa, lu pasti belum makan siang kan, gue bawain sandwich nih, tadi gue beli dikantin sebelum kesini, nih!!!" Lini memberikan sepotong sandwich kepada Dewa dan tanpa ada sepatah katapun Dewapun menerimanya dan langsung memasukannya kedalam mulut tanpa melihat kearah Lini.
Lini yang pemberiannya langsung diterima oleh Dewa tersenyum lebar.

"Enak gak Wa Sandwichnya?? Gue gak tau lu suka rasa apa jadi gue beliin aja yang rasa tuna" ucap Lini masih dengan senyumnya.

"Uhukk..uhukk..."

"Wa, lu kenapa ini minum cepat!!!" Ucap Lini khawatir dan dengan cepat memberikan tumblernya yang berisi air mineral. Dan segera mungkin Dewa meminum air tersebut.

DEWA SHALINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang