17

327 41 1
                                    

Saat ini, Dohoon terlihat tengah menghakimi perilaku kucingnya— atau lebih tepatnya manusia kucingnya. Shinyu duduk bersila dengan wajah penuh kekhawatiran, sementara Dohoon berdiri tegak menyilangkan tangan di hadapannya dengan tatapan yang mencerminkan rasa kecewa.

“Dohoonie...” gumam Shinyu dengan suara gemetar, memecah keheningan ruangan.

“Kenapa kamu melukai Hanjin? Itu perbuatan yang tidak baik, Shinyu..” tegur Dohoon dengan suara lembut namun tegas.

“Aku hanya merasa bahwa dia sedang mengancam keselamatanmu..” ucap Shinyu perlahan, matanya menatap lantai.

Dohoon menghela napas, lalu duduk bersila di depan Shinyu, mencoba mendekatkan diri secara emosional.

“Shinyu,” panggil Dohoon dengan lembut, senyumannya yang hangat mencoba menenangkan.

Shinyu menatap Dohoon dengan ekspresi campuran antara rasa bersalah dan kekhawatiran.

“Terima kasih karena peduli padaku. Tapi Hanjin bukanlah ancaman. Dia adalah teman kerja yang baik, dan dia menyayangimu juga, kamu tahu itu,” jelas Dohoon dengan nada yang penuh pengertian.

Shinyu mengangguk perlahan, menggugah memorinya akan hubungannya dengan Hanjin.

“Tapi mengapa kamu selalu menghindarinya sejak awal?” tanya Dohoon, ingin memahami lebih dalam.

“Entahlah. Rasanya aku tidak nyaman sejak pertama kali bertemu dengannya. Mungkin itu naluri kucingku yang sulit dijelaskan,” jelas Shinyu dengan lembut.

Dohoon tersenyum kecut, merasa gemas dengan ketulusan Shinyu.

“Baiklah. Aku mengerti. Tapi di lain waktu, jangan lakukan hal yang sama pada orang-orang yang aku kenal, ya?” pinta Dohoon dengan suara lembut namun penuh makna.

"Eum~” Shinyu mengangguk pelan tanda paham dengan sorot matanya yang berbinar menatap Dohoon

"Eum~” Shinyu mengangguk pelan tanda paham dengan sorot matanya yang berbinar menatap Dohoon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dohoon tidak bisa tidak merasa gemas dengan kucing peliharaannya itu. Ia dengan lembut menangkup wajah mungil Shinyu lalu mempertemukan bibir mereka masing-masing dengan lembut.

Dohoon mulai menggerakkan bibirnya menyesap dan melumat lembut bibir ranum Shinyu yang terasa manis seperti stroberi itu. Shinyu mulai ikut membalas ciuman lembut dari Dohoon dan memberi reaksi berupa lenguhan lembut atas sensasi nikmat dari ciuman itu.

Dohoon mendorong Shinyu perlahan ke belakang memojok pada tembok tanpa memutus ciuman itu.

“Emhh~” lenguhan Shinyu terdengar jelas saat lidah Dohoon beradu dengan lidahnya. Shinyu hanya bisa mengikuti alur dari Dohoon membiarkan dia mendominasinya.

Detik demi detik berlalu tanpa terasa, mereka terjebak dalam dunia mereka sendiri yang penuh dengan rasa dan pengertian yang mendalam. Dohoon merasakan kebahagiaan yang tak terucapkan dalam pelukan bibir Shinyu, sementara Shinyu merasakan kehangatan dan keamanan yang hanya bisa ditemukan di dalam dekapan Dohoon.

[✓] Learn To Meow 学猫叫 😺 | Doshin ♡Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang