Chapter 02

1.4K 37 2
                                    

"Saya akan tinggal di sini, Tuan?" Tanya Mei terlihat tidak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Iya, memang tempatnya agak terpencil, sih. Di pegunungan seperti ini. Tapi sejujurnya aku sedang membutuhkan seseorang untuk merawat tanaman di belakang vila ini. Apakah kau mau membantuku sebagai ganti biaya pengobatan selama sebulan kemarin?"

"T-tentu! Tentu, Tuan Zhao Long! Saya sangat berterima kasih. Sejujurnya, saya tidak tahu harus pergi ke mana lagi karena rumah saya sudah hangus terbakar."

Oh, tidak.

Lihatlah dia, percaya padaku begitu saja.

Ah, fuck. Manis sekali.

Apa yang sudah kulakukan?

Bodoh sekali aku sudah meninggalkan gadis sepolos ini sendirian diterkam monster selama bertahun-tahun.

"Sebenarnya ada satu hal lagi."

"Apa it—?"

Suara ketukan pintu membungkam suara Mei.

"Beliau sudah datang, Pak," ucap Han di balik pintu.

"Ah, itu dia. Masuklah."

Ini masih pukul sebelas pagi. Masih jauh terlalu cepat dari perhitunganku untuk dia datang. Tapi sepertinya, dia buru-buru datang karena mengkhawatirkan Mei dan Yue atas apa yang sudah terjadi.

"Mei! Yue!"

"Paman Tao!"

"Ung!" Rengek si kecil Yue dari gendongan ibunya dan kedua tangannya meraih-raih ke arah pria yang baru saja datang.

Seorang pria paruh baya yang baru saja datang itu begitu saja meninggalkan tas jinjingnya, lalu berlari untuk memeluk Mei dan Yue sambil mengusap-usap punggung dua perempuan itu. Suaranya gemetar dan matanya berkaca-kaca.

"Syukurlah kalian berdua baik-baik saja! Begitu mendengar kalau di desa terjadi kebakaran hebat, Paman langsung kembali dengan kapal pertama di pagi buta! Oh, astaga! Syukurlah, kalian berdua baik-baik saja!" Katanya penuh haru sambil sesekali memastikan wajah kedua perempuan ini tidak tergores, dan badan mereka masih utuh. "Aku sudah khawatir sekali! Aku tidak akan memiliki muka untuk bertemu Kakak Lung jika terjadi sesuatu kepada kalian ketika aku pergi. Oh, Dewa! Terima kasih sudah melindungi mereka berdua, Dewa!"

Dewa kepalamu.

"Halo, Tuan Tao. Saya Zhao Long. Kebetulan sayangnya saya belum jadi dewa."

Apa sebaiknya aku bilang saja aku dewa yang lagi magang. Tapi situasinya masih tidak bagus untuk bercanda.

"Ah, Tuan Zhao Long! Saya sudah mendengar semuanya dari Tuan Han! Sungguh terima kasih telah menjaga keponakan saya dan anaknya! Saya sungguh berhutang kepada Anda!"

Pria ini, Tao, adalah adik laki-laki Bibi Lung. Satu-satunya saudara kandung wanita itu. Setelah aku memeriksa background keluarga ini, aku baru sadar kalau aku berhutang banyak pada pria ini. Tao, pria berusia 53 tahun yang bekerja sebagai tukang masak di warung Mei ini, beberapa tahun silam kehilangan anak dan istrinya karena kapal yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan dan karam. Dari kejadian itu, hanya sedikit sekali korban yang selamat. Tao adalah salah satu dari korban selamat dan menjadi saksi hidup yang mengingat apa peristiwa naas itu. Ironisnya adalah perjalanan yang mereka ambil waktu itu mereka tempuh untuk menolong Bibi Lung yang berjuang sendirian untuk membesarkan Mei, tidak berselang lama setelah aku meninggalkan mereka.

Saat aku ingat-ingat lagi, Bibi Lung memang dulu pernah memberiku pesan agar aku fokus untuk mengejar karier dan kesehatanku saja selama aku pergi. Tidak perlu mengkhawatirkan dirinya dan Mei karena katanya bala bantuan akan datang. Ternyata, bantuan yang dimaksud adalah keluarga dari Paman Tao ini. Sayangnya, malapetaka seperti itu terjadi, dan bantuan yang datang hanyalah pria malang yang kehilangan semuanya ini.

Mei - My Beautiful Muse 🔞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang