Aku berada di antara salju.
Ah, ini adalah halaman belakang rumahku dulu. Aku sering bermain di sini sendirian karena di desaku tidak ada banyak anak kecil.
Semuanya terlihat lebih luas dan lebih besar dari terakhir yang aku ingat.Mungkin karena aku saja yang masih kecil.
Saat aku menunduk untuk melihat kedua tanganku, betul saja, kedua tangan yang kulihat adalah tangan kecil mirip seperti milik Yue.
Lalu saat aku kembali menatap lurus, aku melihat ada gundukan salju yang bergerak-gerak terlihat tidak nyaman.
Seekor naga bermata biru bersembunyi di balik gundukan salju itu. Tubuhnya berdarah, giginya tajam, begitu pula taringnya.
Yang aneh adalah... aku tidak merasa takut.
Kakiku berjalan ke arah hewan buas itu.
"Ma!"
"Yue?"
Yue ada di kepala naga itu. Sebelum aku bisa menyadari betapa bahayanya itu, si naga membuka rahangnya, lalu menyerangku, melahapku begitu saja.
"Yue!"
Aku terbangun. Yang kulihat adalah kasurku sendiri. Lalu pintu kamarku terbuka dengan cepat.
"Mei? Ada apa?"
"T-Tuan Zhao Long?"
Tuan Zhao Long tengah menggendong Yue. Dan... aku baru saja menyadari betapa mirip mereka.
Mantan suamiku selalu bilang padaku bahwa Yue bukanlah anaknya. Bahwa aku tidur dengan pria lain. Tapi aku tidak pernah tidur dengan pria lain. Hanya pria pilihan ayahku itu, dia adalah yang pertama dan terakhir. Dan memang Yue sama sekali tidak mirip aku, atau pun Bo. Rambutnya hitam legam, sedikit berombak. Matanya sedikit terlihat biru.
Mirip sekali dengan Tuan Zhao Long.
B... bagaimana mungkin?!
Tidak.
Semua itu pasti kebetulan.
"Mei? Hei, kau tidak apa-apa?" Tuan Zhao Long masuk ke kamarku dan buru-buru mengusap pipiku dengan lembut.
Tangan yang hangat, besar dan sedikit kasar, berkapal.
"Mimpi buruk?" Tanyanya lagi, terlihat benar-benar khawatir.
"I-iya, Tuan. Maaf."
Tuan Zhao Long menghela napas panjang, lalu dia dan Yue saling bertukar pandang, seakan sudah bisa berkomunikasi satu sama lain dalam bahasa mereka sendiri, Tuan Zhao Long mendudukkan Yue di hadapanku.
"Maa. Maaa," kata Yue sambil memelukku.
"Oh, Yue."
Aku membiarkan Tuan Zhao Long menonton kami berpelukan saja. Pria itu tersenyum lalu melipat tangannya di depan dada.
"Kau bahkan lebih bocil daripada Yue. Masa tidur sendirian saja sudah bermimpi buruk? Lemah. Benar tidak, Yue?"
"B-bukan seperti itu, Tuan!"
"Maaa."
"Hei santai, aku hanya bercanda."
"Paaa!"
Eh?
"Apa, Sayang? Mau jalan-jalan lagi? Bilang bye bye dulu ke Mamamu."
"Bai, Maa."
"That's my bunny."
Tuan Zhao Long mencium pipi Yue lalu mengambil anak itu kembali ke gendongannya dan pergi begitu saja. Sebelum dia menghilang dari balik pintu, Tuan Zhao Long tersenyum padaku, penuh makna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mei - My Beautiful Muse 🔞 [END]
Short StoryAku pertama bertemu dia, saat aku berada di titik terendah dalam hidupku. Dia menawariku sup yang hangat secara cuma-cuma setelah aku kelaparan selama berhari-hari. Mei, gadis kecil itu, adalah penyelamat hidupku. Saat aku mencarinya, aku menemukan...