003

20 3 1
                                    

"Aku ga pernah nyangka kamu se bajingan itu Leon." Leah membuka suaranya lagi, memandang Leon dengan tatapan yang tersirat kecewa disana.

Sahabat mana yang tidak sakit hati ketika mendengar bahwa sahabatnya hanya dijadikan dan dianggap mainan oleh kekasih sahabatnya sendiri.

Leon menghela nafas, tangannya masih menggengam tangan milik Leah.

"Maaf gabisa berhentiin sifat bajingan Zyran." sesalnya dengan wajah yang di tundukan.

"Tapi yang aku liat sekarang, Zyran malah kemakan permainannya sendiri yang." lanjut pemuda itu kembali.

"Bodo amat anjing, intinya dia bangsat dan kamu juga bangsat segala ngumpetin hal ini. Aku gabakal diem aja ya, aku gatau setelah ini apa yang bakal terjadi. Aku gaakan bisa nahan Noreen atau pun yang lainnya kalau emang nanti Noreen ngejauh dari Zyran."

Bahu pemuda di hadapan Leah itu menegang mendengar penuturan dari kekasihnya.

"Dan kamu, gaakan tau Zyran bisa se gila apa biar Noreen stay sama dia." balas Leon menatap lekat kedua manik coklat milik Leah.

Salah satu rumah megah di kawasan elit Jakarta Selatan, saat ini berisi 5 orang perempuan di dalamnya. Hanya terdengar beberapa kali umpatan dari mulut Kania dan selalu di setujui oleh Serena.

Amanda, memandang kebawah dimana terdapat Noreen yang sedang berbaring di pahanya. Tangan perempuan itu tak henti memberikan usapan di kepala Noreen yang sedang terlelap. Perempuan patah hati itu sesampainya di rumah tadi seperti manusia kerasukan setan, ia mengamuk merusak beberapa barang yang berada di rumahnya. Setelah kelelahan menangis dan mengamuk akhirnya Noreen terlelap seperti sekarang.

"Kita buat itu bocah jauh dari Zyran." suara Kania menghentikan keheningan yang terjadi.

Sontak hal itu membuat Amanda, Calypso dan juga Serena memandang Kania.

Amanda menggeleng, menghela nafasnya perlahan berusaha meredam emosi yang sendari tadi ia tahan.

"Zyran, dan teman-temannya itu gila. Mereka sekumpulan manusia yang penuh sama obsesi gila dan posesif ga ketolong. Oliver salah satunya." jawab Amanda, isi kepalanya memutar adegan yang beberapa kali menimpanya.

Mulai dari Oliver yang membuat Sean, cowo yang menyukai Amanda dari kelas 10 mengalami kecelakaan bahkan sampai koma 3 bulan. Menyakiti dengan ucapannya bahkan beberapa kali bermain tangan.

Puncaknya adalah Oliver mengambil hal yang paling berharga dalam hidup Amanda dan semua perempuan di dunia. Amanda hanya diam, bercerita pun tidak bisa. Semua sudah terjadi, nasi sudah menjadi bubur lantas jika ia bercerita pun tidak akan mengubah apapun.

"Oliver apain lo?" tanya Calypso, matanya menajam melihat Amanda yang hanya terdiam dan sibuk sendiri dengan isi kepalanya.

Serena yang berada di sebelah Amanda, tangannya memegang bahu Amanda. Wajahnya jelas menunjukkan bahwa Serena ingin Amanda melanjutkan ucapannya.

Amanda menatap mereka satu persatu, tangannya yang tadi mengusap kepala Noreen berhenti.

"I lost my virginity, because of him." lirihnya dengan suara bergetar.

"Fuck, bangsat. Anjing banget sumpah anjing!" umpat Serena, kepalanya mendadak pusing mendengar penjelasan dari Amanda.

Kania, wajah perempuan itu memerah. Air mata mendesak keluar dari pelupuk matanya. Ternyata dugaannya benar. Ia dan sahabat-sahabatnya memang sudah menjadi target permainan dari Zyran dan teman-temannya.

EMPIRE OF SIN'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang