Serena berjalan gontai memasuki rumahnya dengan tas ransel yang menggantung di pundak kanannya. Matanya mengelilingi ruang keluarga yang luas itu nampak kosong tidak berpenghuni.
Kakinya melangkah menaiki anak tangga menuju lantai dua, dimana letak kamarnya berada. Sayup-sayup ia mendengar ada suara perdebatan dari sebuah kamar yang merupakan kamar kedua orang tuanya.
Serena mendekat, mengintip dari celah pintu yang terbuka. Matanya mendapati sang mama sedang menangis sambil memaki papanya, di tangannya terdapat beberapa lembar foto, sebelum foto-foto itu mamanya lempar ke arah pria tersebut dan jatuh berhamburan.
Serena masih diam tak bergeming di tempatnya.
"Mas, saya kurang apa sama kamu? kenapa kamu lebih milih pembantu itu?!" teriak Lydia, mama kandung Serena.
Sedangkan yang di ajak bicara hanya diam dengan tatapan dinginnya, membiarkan wanita yang berstatus istri sahnya itu meluapkan semuanya.
"Saya ga sudi, saya akan urus surat perceraian kita." final Lydia dengan air mata yang terus mengalir di pipinya.
"Baik, hak asuh Serena saya yang akan dapatkan!" jawab Erick, papa Serena.
"Gak bisa gitu, dia anak saya. Dia gaakan mau ikut papanya yang tukang selingkuh. Selingkuhnya sama pembantu lagi, kamu gak malu?!"
Serena tidak tahan dengan perdebatan itu, kakinya melangkah masuk ke dalam kamar membuat dua orang yang sedang berdebat itu mematung. Tatapan mereka melembut melihat putri kesayangannya disana.
Serena berjongkok, mengambil sebuah foto yang berhamburan. Matanya meneliti foto yang terdapat papanya dan seorang perempuan di bilik toilet yang Serena tau toilet itu merupakan toilet ART di rumahnya.
Serena bangkit berdiri, menatap papa dan mamanya bergantian. Menghela nafas pelan, dan menggeleng.
"Serena akan tinggal sendiri kalau papa sama mama cerai." satu kalimat singkat dari Serena, kemudian perempuan itu berjalan keluar kamar kedua orang tuanya.
Serena mengambil handphone di saku roknya, mencari kontak seseorang kemudian menghubunginya.
"Tolong kasih abis aja pembantu gue yang namanya Rani, lonte itu harus di kasih pelajaran."
"Gausah sampai mati, siksa aja kalau bisa perkosa." lanjut Serena dengan pandangan tajamnya, kemudian mematikan sambungan telfon tersebut.
"Main-main lo babu sama gue?" gumam Serena.
Zyran, pemuda itu memandang sejenak rumah megah di hadapannya. Kemudian membawa tubuhny turun dari motor sportnya, dan berjalan ke arah pintu rumah.
Menekan bel beberapa kali, menunggu penghuni rumah membuka pintunya.
Pintu rumah terbuka, menampilkan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di umurnya. Wanita itu tersenyum menatap pemuda di hadapannya.
Zyran menyalimi wanita tersebut, dibalas elusan di kepala Zyran dari wanita itu.
"Halo tante, maaf malem-malem ganggu." sapa Zyran kepada Rachel, mamanya Noreen.
"Si ganteng, pasti mau nyamperin Noreen. Ayo masuk."
Mereka berdua masuk ke dalam rumah megah itu, Zyran menatap sekeliling rumah Noreen yang malam ini terlihat sepi. Rachel yang menyadari raut bingung Zyran pun tertawa kecil, kemudian menepuk pundak calon menantunya itu.
"Papa lagi ga di rumah zy, tante cuma berdua aja sama Noreen hari ini. ART juga kan tinggalny di rumah belakang makanya sepi disini." jelasnya dibalas anggukan oleh Zyran.
"Yaudah sana gih ke kamar Noreen, nginep aja udah malem juga kan." lanjut Rachel dan lagi-lagi dibalas anggukan oleh Zyran.
Kedua orang itu berjalan ke arah yang berbeda. Zyran naik ke lantai 2 menggunakan tangga, sesampainya di ujung tangga pemuda itu segera berbelok ke lorong sebelah kanan. Disana terdapat satu kamar dengan pintu bercat putih. Zyran memencet beberapa digit angka, kemudian pintu itu terbuka.
Saat masuk ke dalam, pemandangan pertama kali yang ia lihat adalah barang-barang yang berserakan di lantai. Di atas kasur, terdapat gundukan selimut yang Zyran yakini terdapat Noreen di dalamnya.
Zyran berjalan mendekat, kemudian menaiki ranjang dengan perlahan. Tangannya menyibak selimut yang menutupi wajah perempuan cantik itu.
Memandangi dengan seksama wajah cantik Noreen, yang naas terlihat pucat saat ini. Bibir perempuan itu kering, dan dapat Zyran lihat juga ada jejak air mata di sudut mata dan juga pipinya yang mengering.
Pemuda itu membenarkan posisinya di ranjang, membawa tubuhnya untuk mengubah posisi Noreen agar tidur menghadapnya. Memeluk pinggang perempuan itu erat.
Noreen yang terusik pun membuka matanya perlahan, kepalanya sangat nyeri mengingat hari ini ia menangis terus tak ada henti.
Pandangan mata kedua pasangan itu bertubrukan, Noreen segera mendorong dada Zyran menggunakan kedua tangannya. Memberikan jarak antara mereka berdua, sorotan mata perempuan itu mendingin menatap Zyran yang sedang menatapnya.
"Ngapain lo kesini?" tanya Noreen dengan suara parau.
"Kangen sama cewek gua." jawab Zyran.
Tangan pemuda itu bergerak merapihkan anak rambut Noreen. Noreen yang mendapatkan perlakuan seperti itu memilih untuk diam, hati dan otakny tidak sinkron. Sial.
"Gue mau putus, mulai sekarang jangan usik atau muncul di hadapan gue."
Perkataan Noreen cukup membuat Zyran kesal, pemuda itu memainkan lidahnya di dalam mulut.
"Lo gaakan bisa lepas dari gua, sayang." jawab Zyran santai, tangannya yang tadi memainkan rambut Noreen mulai menjalar ke belakang punggung perempuan itu. Memberikan gerakan mengusap yang cukup sensual disana.
"Setelah semua yang udah kita lakuin, lo minta putus?" tanya Zyran lagi sambil menatap kedua mata Noreen.
Noreen mengangguk mantap, membalas tatapan intimidasi yang Zyran layangkan kepadanya.
"Gue cuma mainan lo, lo sendiri yang bilang. So, buat apa gue stay disini?"
"Lo emang mainan gua, itu fakta. Tapi gua gabakal lepasin lo kecuali gua bosen." jawab Zyran lagi membuat Noreen emosi.
Tangan pemuda itu merogoh saku celananya, mengeluarkan handphonenya, mencari sesuatu disana. Hal itu tak luput dari pandangan Noreen.
"Dan juga, jangan pernah ngomong lo mau kita udahan. Gamau kan video panas kita gua sebarin." lanjut Zyran sambil menunjukkan sebuah video berdurasi 30 menit yang menampilkan Noreen berada di bawah Zyran.
Posisi mereka saat itu berada di sekolah, tepatnya di ruang kelas yang kosong dan sepi. Zyran tersenyum miring menatap Noreen yang mematung, tangannya mematikan handphonenya.
"Kalo pun lo hapus video yang ada di hp gua, masih ada banyak salinannya baby."
"L-lo jahat, gue benci lo zy. Benci!" isak tangis Noreen keluar, tangannya memukul berkali-kali dada pemuda di hadapannya. Zyran hanya tersenyum, membawa tubuh bergetar Noreen ke pelukannya.
"Mending lo nurut sama gua, lo gamau kan video itu gua kasih ke bokap nyokap lo? apa ya kira-kira reaksi mereka liat anak kesayangannya ngedesah keenakan gitu."
Mendengar hal tersebut, Noreen semakin menangis. Kepalanya mengangguk, perempuan itu sudah tidak bisa berfikir jernih lagi.
"Good girl, lo harus siap pas gua lagi mau lo." kalimat terakhir Zyran, kemudian mencuri ciuman di bibir bergetar milik Noreen.
TBC
Ampun dah cast nya pada gelo semua aih 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
EMPIRE OF SIN'S
FanfictionRARELY UPDATE author : wstslvtr genre : romance start : 15 august 2024 end : - cover : pinterest edited by south "Ten more seconds, and then we'll stop."