01 : Awal Pertemuan

238 75 24
                                    

Cuaca nampak cerah pagi ini, langit biru dengan awan tipis menghiasi langit. Nyanyian merdu dari paruh burung-burung yang bertengger di ranting pepohonan semakin menghiasi langit. Seketika itulah kedua mata seorang gadis terbuka dari tidur lelapnya. Sinar matahari dari ufuk timur menembus jendela kamar dan meraih wajah seorang gadis yang masih terlelap. Sang gadis perlahan-lahan membuka matanya dan tak lama tersadar bahwa pagi itu dirinya akan mengikuti interview hari pertama bekerja di sebuah supermarket.

   "Udah jam berapa ini?" gumam gadis itu yang baru saja terbangun dari tidur nyenyak nya. Gadis itu bernama Nabila.

Sesaat setelah Nabila melihat jam yang terpajang di dinding kamarnya, matanya membelalak dan tak berkedip selama beberapa detik, jantungnya berdegup lebih kencang.

Sontak Nabila langsung berteriak dan menggerutu tak jelas dengan raut wajah panik, "WHATT!!! GUE TELAT??? aduh ... kan ini hari pertama gue interview kerja, kok bisa telat sih?"

   "Duh ... udah telat gini Vira masih nungguin gue gak ya?" lontarnya sambil meraih handuk untuk mandi.

Nabila pun bergegas untuk mandi dan segera menelpon Vira, temannya. Benar saja, ternyata Vira sedari tadi sudah menelpon, dan mengirim sebuah pesan kepada Nabila. Isi pesan tersebut, Vira mengatakan bahwa ia telah pergi terlebih dahulu dan meninggalkan Nabila.

   "Tuhkan gue ditinggalin," ucap Nabila dengan nada yang lumayan kesal.

   "Sekarang gimana caranya gue nyampe ke kantor ya?" gumam Nabila sambil menghela napas panjang.

   "Pesen ojol aja kali ya? Ck yaudah deh bareng ojol aja," ucap Nabila.

Gadis itu langsung mengontak-atik ponselnya mencari aplikasi yang sedang ia butuhkan dan segera memesan ojek online.

Tak lama kemudian, ojek online yang gadis itu pesan telah sampai. Betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat ojek online yang sangat tampan dan tampangnya terlihat sangat muda. Di saat itulah gadis itu mulai kagum kepada sosok tampan yang tak henti-hentinya dipuja didalam hati.

Bagaimana tidak terkejut? tampangnya saja tidak seperti tukang ojek. Tak banyak yang bisa diucapkan, gadis itu hanya terdiam dan menatap ojek online itu tanpa berkedip. Pikirannya berisik dipenuhi sosok tampan yang mulai ia kagumi beberapa detik lalu.

   "Ini ojol apa berondong? ganteng banget," batin seorang gadis yang pipinya mulai memerah.

Tak membuang waktu lagi, Nabila langsung menghampiri tukang ojek tersebut, "Permisi, Mas, ini ojek yang saya pesan tadi ya?"

   "Atas nama Mbak Nabila ya?"

   "Oh iya, Mas, itu saya."

   "Yasudah, Mbak, silahkan dipakai helmnya,"

Setelah memakai helm yang diberikan, Nabila langsung menaiki motor ojek online tersebut. Tak berlama-lama, sosok tampan yang mengendarai sepeda motor tersebut langsung saja menyalakan mesin sepeda motor miliknya dan segera melaju menuju jalanan besar kota yang padat. Nabila masih tak menyangka, bahwa ojek online yang saat ini bersamanya ialah seseorang yang ia idam-idamkan. Tetapi Nabila masih bertanya-tanya, "Kok ojolnya ga pake jaket khusus ojol ya?" ucap Nabila dalam hatinya.

   "Eee Mas, Mas nya ganteng, kok bisa jadi ojol ya?" celetuk Nabila dengan rasa penasaran, namun juga dengan rasa panik, karena Nabila takut itu akan mengganggu privasi ojek online tersebut.

   "Emangnya kalo jadi ojol harus jelek ya, Mbak?" lontar tukang ojek online sembari tertawa kecil.

   "Hehehe enggak kok, Mas, saya heran aja kok ojolnya ganteng ya, btw umur Mas nya berapa?" tanya Nabila.

May I Love U?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang