03 : Kencan Pertama

70 49 13
                                    

Hari libur menjadi sarana yang pas untuk bersantai-santai di rumah, seperti halnya yang dilakukan Nabila. Gadis itu sangat menikmati kenyamanan hari berliburnya dengan berleha-leha di rumah.

Pagi itu, matahari bersinar lembut, menembus tirai jendela dan menghangatkan ruang tamu. Dengan secangkir kopi hangat di tangan, Nabila duduk di sofa dan menyalakan televisi. Tidak ada yang lebih memuaskan dari menghabiskan waktu di rumah tanpa harus memikirkan pekerjaan. Beberapa jam berlalu, saat ini Nabila mulai merasakan kantuk yang menyerang dirinya. Dengan setengah mata tertutup, ia meletakkan cangkir kopinya di meja, dan berbaring santai. Saat mulai terlelap, notifikasi terdengar. Terlihat pesan masuk, namun dari nomor yang tidak dikenal.

Nabila membaca pesannya dengan raut wajah bingung.

Nomor Tidak Dikenal: "Halo Mbak Nabila, apa kabar? Maaf kalau tiba-tiba mengganggu. Ini Abimanyu. Tukang ojek online yang nganterin kamu kemarin. Kamu ingat?" Nabila berusaha mengingat siapa itu Abimanyu, pada akhirnya wajah laki-laki yang tersenyum ramah terbesit dalam benaknya.

Laki-laki ramah dan penuh perhatian, meskipun mereka bertemu dan mengobrol dalam waktu yang singkat.

Nabila: "Hai, Mas Abi, iya, saya ingat. Ada apa ya?"

Abimanyu: "Saya tahu ini mendadak, tapi saya punya rencana kecil hari ini. Kalau Mbak tidak sibuk, mau tidak Mbak ikut sama saya? Saya jamin, ini pasti seru."

Nabila merasa ragu-ragu sejenak. Ia memang berencana untuk bersantai di rumah, tapi tawaran dari Abimanyu terdengar menarik. Lagipula, Nabila merasa tidak ada salahnya untuk keluar dan menikmati hari.

Nabila: "Hmm ... rencana kecil apa, nih?"

Abimanyu: "Saya berencana menghabiskan hari di Happy Wonderland. Saya pikir akan lebih menyenangkan kalau ada teman yang bisa diajak bersenang-senang. Bagaimana?"

Happy Wonderland. Nabila sudah lama ingin mengunjungi tempat itu, namun Nabila belum memiliki kesempatan untuk pergi. Dan, sepertinya ini adalah waktu yang tepat untuknya.

Nabila: "Oke, saya setuju. Kapan kita bertemu?

Abimanyu: "Okee! Saya bisa jemput Mbak kesana dalam satu jam!"

Nabila merasa jantungnya berdebar lebih cepat, tanda gugup yang tak bisa ia abaikan. Ini adalah kencan pertamanya setelah sekian lama, dan campuran cemas serta antusiasme menguasainya. Ia cepat-cepat bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap, menatap cermin dan mencoba menenangkan pikirannya.

Setelah beberapa menit, Nabila memilih Blouse pastel lembut dan celana jeans yang nyaman namun modis. Ia memastikan rambutnya tertata rapi dan memoleskan lipstik warna natural agar jauh lebih segar.

Sebelum meninggalkan kamar, Nabila berhenti sejenak, memandang bayangannya di cermin. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan debaran di dadanya.

   "Kamu bisa melakukannya," gumamnya pada diri sendiri, sebelum akhirnya keluar kamar dengan keyakinan yang mulai tumbuh di dalam hati.

***

Abimanyu sudah berada di depan rumah Nabila, menunggu dengan sabar di dalam mobilnya. Saat Nabila keluar dari rumah, Abimanyu tak bisa menahan senyumnya. Dari balik kemudi, ia melihat Nabila yang terlihat begitu anggun berjalan mendekatinya. Dengan senyuman hangat, Abimanyu melambaikan tangan, dan Nabila membalas dengan senyum manis yang membuat jantungnya kembali berdebar lebih cepat.

   "Wow, Mbak Nabila. Mbak, terlihat cantik sekali hari ini," ucap Abimanyu kagum. Nabila tersipu dan langsung duduk di sebelah laki-laki itu.

Matanya tak lepas dari penampilan Nabila yang benar-benar sangat anggun, sederhana namun berhasil memikat dirinya.

May I Love U?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang