Reuni dan Perpisahan (2)

329 26 8
                                    

Di tengah hiruk pikuk dan canda tawa semua orang yang ada di ruangan, tiba-tiba fokus Ron terpecah melihat perempuan cantik yang berdiri sekitar 100 meter dari tempat Ron. Perempuan itu melambaikan tangannya, dengan senyum merekah. Ia melangkah dengan percaya diri menghampiri Ron yang saat ini sedang terpaku, terpesona. Perempuan itu adalah Liya, mantan Ron satu-satunya.

Perempuan itu masih sangat cantik, lebih cantik dari saat terakhir Ron melihatnya. Lesung pipinya masih ada, rambut panjang hitamnya juga masih sama seperti saat Ron bersamanya. Pelukan hangat yang diam-diam Ron rindukan berhasil menyadarkan Ron bahwa Liya nyata. Ia benar-benar hadir di depan Ron.

"Liya, apa kabar?" Ucap Ron dengan antusias.

Hati Ron menghangat. Sudah lama ia tidak menyebut nama itu lagi di hidupnya. Ada gejolak dan euforia aneh di hati Ron saat ini.

"Baik, Ron. Lama tidak bertemu, ya."

Liya, sama dengan Ron, menyambut hangat pertemuan mereka berdua. Liya dan Ron saling memandang, serta saling melepas rindu dengan genggaman tangan mereka.

"Kangen banget." Ucap Liya lagi, ia memeluk lengan Ron dengan hangat.

Ron menyukainya, tidak ada penolakan apapun dari Ron. Kerinduannya dengan Liya terlalu besar, hingga Ron melupakan semua yang ada pada dirinya saat ini.

"Ron, aku mau pulang. Kamu mau ikut?" Ucap Salia tiba-tiba hadir di antara Ron dan Liya.

Suara Salia barusan menyadarkan Ron, bahwa ia tidak sendiri, bahwa ia juga sudah punya kekasih hati yang harus ia jaga.

Namun, alih-alih mengikuti langkah Salia untuk meninggalkan acara reuni, Ron memilih untuk menghabiskan waktunya dengan Liya. Ron pikir, tidak akan ada kesempatan lain untuk bertemu Liya lagi nantinya. Toh dengan Salia, ia bisa bertemu lagi besok. Salia pasti bisa mengerti.

"Ayo kita keliling sekolah. Kangen banget sama tempat persembunyian kita jaman dulu."

Liya menarik lengan Ron dan keluar dari aula tempat acara reuni digelar. Liya nampaknya juga tidak peduli kepada Salia, Liya tidak mau repot-repot bertanya tentang perempuan yang tiba-tiba hadir di antara acara kangen-kangenan mereka.

"Kamu kangen tempatnya apa kegiatannya." Ucap Ron jahil.

Liya tertawa renyah. Mereka berjalan ringan berkeliling sekolah dengan jari-jari mereka yang saling bertaut.

***

"Gimana bro acara reuni semalem?" Tanya Arkana salah satu teman kuliah Ron yang kebetulan juga rekan kerjanya saat ini.

"Seru sih, gue ketemu Liya."

"Gila, ketemu mantan berkedok reuni ya lo!" Arkana meninju lengan Ron, meledek.

"Enggak lah. Gue dateng bareng Salia juga."

"Yah, nggak ngobrol dan melepas kangen sama Liya dong berarti."

"Ngobrol juga lah, emang kenapa?" Tanya Ron heran.

"Bro?" Arkana memandang Ron tak percaya.

"Lo yakin ngobrol sama Liya dan Salia juga?" Ucap Arkana lagi.

"Nggak sih, gue misah ngobrol sama Liya. Salia sama temen-temen gue yang lain."

"Lebih bangsat ternyata." Arkana menggeleng kepala mendengar cerita Ron.

"Salia nggak ngamuk?"

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang