Reuni dan Perpisahan (1)

346 25 2
                                    

Ron sedang duduk di ruang tamu rumahnya, menatap layar ponselnya yang menampilkan undangan reuni SMA. Senyum tipis terukir di wajahnya saat kenangan masa-masa indah di sekolah kembali menghampiri pikirannya. Salia, kekasihnya, duduk di sebelahnya dan memandang Ron dengan rasa penasaran.

"Kamu mau pergi?" Tanya Salia sambil mengambil ponsel Ron.

"Iya, sepertinya akan seru ketemu teman-teman lama." Jawab Ron dengan senyum lebar.

Salia tersenyum tipis. "Aku boleh ikut, kan?"

Ron hanya mengangguk tipis dan merangkul lembut bahu Salia.

***

Malam reuni pun tiba. Entah kenapa, rasanya Ron sangat menantikan malam ini. Ron dan Salia tiba di gedung sekolah lama Ron dan tampaknya sudah banyak alumni yang berkumpul dan menikmati acara.

Teman-teman lama Ron menyambut mereka dengan tawa dan cerita nostalgia. Semua tampak bahagia. Begitu juga Salia, yang sedari tadi berada di samping Ron, ia tersenyum senang dan sesekali ikut tertawa saat teman-teman Ron menceritakan masa lalu Ron bersama mereka dahulu.

Di tengah keramaian, Ron tak sengaja melihat seorang wanita yang sangat ia kenal. Liya, mantannya yang dulu begitu Ron cintai. Jantung Ron berdetak lebih cepat, dan tiba-tiba semua kenangan indah bersama Liya muncul kembali di benaknya.

Liya memandang balik Ron dan tersenyum. Ia melambaikan tangan ramah dan berjalan mendekat ke arah Ron. Salia, yang saat ini masih berada di samping Ron, hanya memandang mereka dengan bingung.

"Liya, apa kabar?" Tanya Ron antusias seraya memeluk Liya dengan hangat. Entah sejak kapan, tangan Ron yang semula memeluk pinggang Salia, kini bertengger manis di bahu Liya.

"Baik, Ron. Lama tidak bertemu, ya." Jawab Liya sambil tersenyum manis dan membalas pelukan Ron dengan tak kalah erat.

Liya dan Ron masih berdiri sangat dekat dan saling pandang. Siapapun yang melihat, bisa merasakan kerinduan yang mendalam yang mereka curahkan saat ini.

"Itu Liya, mantan Ron dulu." Bisik teman Ron kepada Salia.

Oh pantes.

Salia menghela nafas. Salia bingung harus bereaksi apa dengan info tersebut. Sedangkan Ron, tampaknya tidak berniat mengenalkan Salia kepada Liya. Mereka berdua masih asyik mengobrol dan berpegangan tangan.

Percakapan Ron dan Liya mengalir begitu saja. Ron tampaknya lupa akan keberadaan Salia. Salia, yang sebelumnya selalu berdiri di samping Ron, tiba-tiba sudah berdiri jauh dari jangkauan Ron. Oh Ralat, Ron yang sebelumnya selalu memeluk pinggang Salia supaya Salia aman di sampingnya, tanpa sadar sudah menjauh dari Salia dan berjalan pelan bersama Liya di sampingnya, mengelilingi ruangan.

Jadi, di sinilah Salia, berdiri di pojok ruangan, bersama beberapa teman Ron yang berbaik hati menemani Salia mengobrol.

"Tenang aja Salia, biasalah kalau ketemu mantan suka lupa sekitar." Ucap Pandu, salah satu teman Ron, bercanda.

Salia hanya tersenyum tipis.

"Tapi lucu ya, nama lo dan mantan Ron hampir sama. Apa nggak flashback tuh bocah kalau manggil nama lo." Ucap teman Ron yang lain. Entah apa tujuannya.

Deg.

Salia dan Liya.

Persis.

Salia jadi ingat bagaimana Ron sering memanggilnya dengan panggilan Lia. Katanya panggilan sayang. Walaupun sebelumnya tidak ada orang terdekat Salia yang memanggilnya Lia. Semua orang selalu memanggil Salia dengan panggilan lengkap Salia atau hanya suku kata depan Sal.

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang