New Love (1)

735 34 0
                                    

"Jangan-jangan selama ini kamu yang selingkuh."

Adam tersenyum sinis kepada Salsafa yang sekarang duduk di seberang meja. Salsafa menghembuskan nafasnya kasar. Ia sudah siap kalau harus marah-marah malam ini.

"Aku udah cukup sabar ya selama ini. Aku juga masih mau datang malam ini buat ketemu kamu. Jadi, jangan sia-siain waktu aku lagi."

"Gimana aku nggak menyimpulkan begitu kalau tiba-tiba kamu jalan sama sahabat aku? Mana belum sebulan dari kita putus."

"Kamu punya kaca nggak sih di rumah? Kita putus karena kamu selingkuh. Kamu yang nyakitin aku dan kamu yang lebih milih selingkuhan kamu malam itu. Sama siapapun aku punya hubungan baru, itu udah bukan urusan kamu."

Salsafa sedikit menyesal menuruti keinginan Adam untuk bertemu malam ini. Adam bilang, ia ingin minta maaf dan menyelesaikan permasalahan mereka. Salsafa akhirnya setuju, karena mau bagaimanapun Salsafa pernah menjalin hubungan cinta selama lebih dari lima tahun dengan Adam. Walaupun akhirnya kandas tepat sebulan lalu.

"Bayangin semua waktu senggang yang kamu habisin sama Aaron. Atau ketika aku lagi business trip ke luar kota. Pasti kamu udah sering jalan bareng Aaron, kan? Aku yakin setelah kamu bosan sama Aaron, target kamu selanjutnya pasti Palevi."

"Aku bukan kamu. Selama aku pacaran sama kamu, nggak pernah sekalipun aku jalan sama Aaron. Aku juga nggak pernah berinteraksi sama dia, kecuali pas ada kamu. Aku baru sadar sekarang, lima tahun hubungan kita, kamu benar-benar nggak pernah ngehargain aku. Kamu nggak pernah mencintai aku dengan tulus." Salsafa menahan nafasnya sejenak, menetralkan rasa sakitnya.

"Aku udah berusaha untuk nggak pernah menyesali lima tahun waktu yang aku habisin buat kamu. Tapi ngeliat kamu nggak ada rasa bersalah sama sekali...."

Salsafa nggak sanggup melanjutkan kalimatnya, ia terlalu speechless. Bahkan, setelah malam itu, belum ada satu kata maaf pun dari Adam.

"Udah diapain aja sama Aaron?"

Wah.

Salsafa tidak menyangka pertanyaan itu akan keluar dari mulut Adam. Laki-laki yang pernah mewarnai hari-hari Salsafa. Salsafa nggak pernah menyangka ia menjalin hubungan dengan laki-laki brengsek seperti Adam. Bagaimana bisa ia pernah menaruh hati pada laki-laki itu?

"Kalau niat kamu malam ini cuma mau nyakitin aku lagi, terserah kamu. Semoga kita nggak pernah bertemu setelah ini."

Salsafa memutuskan bangkit dan pergi dari hadapan Adam.

***

Sebulan lalu, Salsafa pergi menghabiskan malam minggunya ke cafe favorit Salsafa. Rencananya, Salsafa hanya akan membeli ice tea dan cookies kesukaannya, lalu lanjut pergi ke rumah Diana, salah satu teman karibnya. Ia sendirian, karena sedari pagi Adam tidak bisa dihubungi.

"Eh, hai Ron."

Salsafa berpapasan dengan Aaron, sahabat sedari kecil Adam, di parkiran. Sepertinya Aaron hendak mengambil barangnya yang tertinggal di mobil.

"Eh hai Sal. Nyusulin Adam?"

"Hah?" Salsafa bingung, namun Aaron berlalu begitu saja.

Belum juga Salsafa menuju kasir untuk memesan, suara bising terdengar dari ruangan sebelah.

"Surpriiiiseee, happy birthday to youuu, happy birthday happy birthday, happy birthaday to youuuu...."

SHORT STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang