"Lo udah cerai, Kak?"
Pertanyaan tanpa basa-basi itu muncul dari cewek cantik di depan Arkana. Arkana terkesiap sebentar dan dengan tenang menjawab.
"Udah. Makanya gue mau minta izin deketin lo." Ungkap Arkana to the point.
Arkana menatap lekat cewek di seberang mejanya. Salisa namanya.
Sore ini, mereka berdua tidak sengaja bertemu di Restoran Padang dekat kantor Salisa. Arkana tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dan langsung menghampiri Salisa untuk diajak makan bersama.
Salisa diam.
Ia hanya memandang balik Arkana dan tidak berkata apapun.
"Lagian lo juga masih belum ada pasangan, kan?" Kata Arkana lagi.
Benar.
Salisa masih single dan nggak tahu kapan ia akan melabuhkan hatinya. Terakhir pacaran pun saat Salisa masih duduk di bangku SMA. Itu artinya sudah lebih dari 8 tahun Salisa menjomblo.
Salisa masih enggan menjawab dan fokus pada makanannya. Entahlah, Salisa rasanya malas menanggapi semua ucapan Arkana.
"Lo kan juga pernah suka sama gue, Sal."
Boom. Salisa dengan cepat mengangkat kepalanya dan menatap Arkana lekat. Arkana di depannya tersenyum dengan percaya diri. Salisa nggak pernah menyangka kalau selama ini Arkana tahu bahwa Salisa pernah menaruh rasa padanya.
Salisa menghembuskan nafas pelan.
"Udah telat banget nggak sih, Kak?" Jawab Salisa pada akhirnya.
Salisa merapikan tasnya dengan tenang dan bersiap pergi.
"Gue duluan ya, Kak." Pamit Salisa.
"Sal, tunggu!" Arkana berlari menyusul Salisa.
"Gue beneran soal mau deketin lo. Biar gue yang usaha buat yakinin lo. Lo cukup izinin gue untuk melakukan semua usaha gue." Pinta Arkana dengan tenang.
"Gue juga beneran soal perkataan gue tadi. Udah telat. Gue nggak akan buka hati gue lagi buat lo, Kak." Jawab Salisa dengan tegas.
Dahi Arkana mengernyit. Seingatnya, Arkana tidak pernah menyakiti Salisa sekalipun. Ia yakin Salisa masih menyimpan rasa padanya. Minimal, pasti masih ada sedikit ruang di hati Salisa untuknya.
"Lo nggak perlu melakukan apapun, Sal. Gue akan pergi kalau memang nantinya hati lo tetap nggak bisa nerima gue. Tapi, please, biarin gue melakukan usaha gue terlebih dahulu."
"Terserah. Gue nggak ada tanggung jawab untuk kasih respon apapun nantinya." Jawaban final dari Salisa sebelum ia masuk ke mobilnya.
***
Arkana Ronnie Pranadipa adalah nama cowok yang Salisa temui tadi sore, secara tidak sengaja. Arkana adalah seniornya di kampus dulu. Ia mengenal Arkana gara-gara mereka harus satu kelompok di tugas besar salah satu matkul yang kebetulan Arkana ambil ulang. Mereka berdua menjadi dekat dan secara natural Salisa menaruh rasa kepada Arkana.
Fakta bahwa Arkana mengetahui perasaan Salisa terhadapnya cukup mengganggu pikiran Salisa. Selama ini Salisa pikir Arkana tidak mengetahui dan Salisa berhasil menyembunyikan perasaanya dengan rapat.
Salisa merasa bodoh dan marah. Entahlah.
Pikiran Salisa berlari ke pertemuan terakhir mereka dua tahun lalu. Saat Salisa wisuda dan Arkana menjabat tangan Salisa, seraya merangkul mesra cewek disampingnya. Saat itu juga, Salisa dengan yakin melepas perasaan sukanya kepada Arkana dan menutup hatinya dengan rapat.