Oktober 2013
Ujian Tengah Semester telah berakhir minggu lalu. Sekarang, siswa SMP Pelita Nusantara akan menerima rapor sementara dari hasil UTS ini. Rapor ini hanya berupa selembar kertas saja dan pembagiannya hanya dilakukan di kelas masing-masing bersama wali kelas. Meskipun hanya rapor sementara, siswa kelas VIII B tidak sabar menanti siapa yang memenuhi peringkat tiga besar.
Sebelum membagikan rapor, sang wali kelas, Bu Rianti memberikan nasihat. "Ingat, ya, ini hanya rapor sementara. Untuk yang dapat peringkat atas, dipertahankan nilainya. Dan untuk peringkat bawah, jangan berkecil hati. Belajar lebih giat lagi, supaya nanti di rapor semester 1 nilainya jauh lebih bagus."
Semua siswa manggut-manggut, termasuk Neona. Perempuan itu tidak mau terlalu berharap bisa mendapat juara karena saingannya di kelas ini cukup berat. Masuk sepuluh besar atau lima besar saja dia sudah sangat syukur. Namun, jika memang dia bisa mendapat juara, tentu saja dia akan senang.
"Ibu akan mengumumkan tiga besar terlebih dahulu. Setelah itu, Ibu panggil satu per satu ke depan, ya." Bu Rianti mengambil kertas di atas meja, lalu membacanya. "Juara 3 diraih oleh... Rasyid Al Ghifari!"
Suara tepuk tangan mengiringi langkah Rasyid untuk mengambil rapornya. Setelah Rasyid mengambil rapornya dan kembali ke tempat duduk, Bu Rianti mengumumkan juara kelas selanjutnya. "Juara 2 diraih oleh... Neona Randita!"
Seketika Neona tercengang saat namanya terpanggil. Suara tepuk tangan kembali terdengar dan Neona bisa melihat beberapa temannya tersenyum. Karena tidak kunjung berdiri, Rachel menyikut lengan Neona, "Udah bengongnya, woi! Diambil tuh rapornya."
Neona segera berdiri dan maju ke depan. Dia mengambil rapor dari Bu Rianti lalu mencium tangannya. "Sedikit lagi, Neona. Nilai kamu sama juara 1 cuma selisih 3," ucap Bu Rianti gemas. "Selamat, ya."
"Terima kasih, Bu," ucap Neona dengan senyum sumringahnya.
Setelah Neona kembali di tempat duduknya, Bu Rianti mengumumkan bintang di kelas mereka. "Dan juara 1 kita adalah... Alyssa Tanuwijaya!"
Tidak ada yang terkejut dengan hal itu sehingga suara tepuk tangan pun terdengar kurang meriah dibanding dua sebelumnya. Alyssa mengambilnya dengan santai seakan sudah tahu semuanya. Saat Alyssa berjalan ke mejanya, Neona melempar senyum sambil berkata, "Selamat, Alyssa."
Bukannya mengucap terima kasih, Alyssa malah mengabaikan ucapan selamat itu. Dia tetap berjalan melewati Neona, seakan perempuan itu tidak ada di sana. Melihat sikap Alyssa, Neona menjadi bingung.
Alyssa kenapa?
Bu Rianti pun melanjutkan pembagian rapor ke siswa lainnya.
"Ranking berapa lo?" tanya Neona pada Rachel yang baru mengambil rapornya.
Rachel membuka isi rapornya, lalu menjawab pendek, "Empat."
"Gak ada kepengen buat masuk tiga besar?"
"Nope. Yang penting gue bisa dapat nilai bagus."
Neona menganggukkan kepala. Tiba-tiba saja, sikap aneh Alyssa tadi berputar kembali di otaknya. "Eh, Alyssa kenapa, ya?" tanya Neona.
"Kenapa apanya?" Rachel bertanya kembali. Bingung.
"Tadi gue sempat bilang selamat ke dia. Tapi dia cuekin gue gitu. Gue ada salah, ya?"
"Lo merasa ada buat salah sama dia gak?" Rachel bertanya balik.
Neona berpikir cukup lama. Seingatnya, dia memang tidak pernah menyinggung atau berbuat salah pada perempuan itu. Jadi, Neona hanya menggeleng sebagai jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak & Waktu
Teen FictionNeona Randita tidak pernah menyangka bahwa si misterius Nash Gardira yang mencuri perhatiannya. Rambut Nash yang sedikit basah saat bermain basket adalah hal yang Neona sukai setelah buku dan es krim vanilla. Lima tahun Neona menjaga perasannya untu...