4

185 43 1
                                    

Aku mengerjap mendengar perkataan Rick. Tidak yakin benar-benar mendengar dia mengatakan yang sebenarnya. Tapi Rick memang tidak pernah tahu apa yang aku alami di rumah ini. Aku menutup segala hal buruk yang terjadi di rumah ini pada keluarga lain. Itu membuat mereka hanya tahu kalau aku melakukan segalanya atas kemauanku sendiri. Bukan perintah Tammi.

Termasuk Archie.

Wajah Archie seketika menjadi lebih gelap lagi. Dia memandang Tammi dengan penuh ketidaksenangan. "Apa kau yang selama ini menyuruhnya melayanimu dan bukan kemauannya sendiri? Apa kau—"

"Archie, kau salah paham. Bukan aku yang menyuruhnya memasak atau apa pun. Dia hanya menawarkan diri. Karena dia sudah mengatakan akan melakukannya, maka harusnya dia menepati janjinya. Yang aku marahi darinya karena dia ingkar janji. Membuat aku dan teman-temanku kelaparan. Jadi ...."

"Kau memiliki tiga pelayan di rumah ini. Dan apa katamu? Kau kelaparan hanya karena dia tidak memasak untukmu? Maka harusnya kau tidak memerlukan pelayan lagi. Aku akan membuat ketiga pelayan itu pergi dari rumah ini dan kau urus urusanmu sendiri. Isriku bukan pelayan yang bisa kau andalkan pada hal yang tidak pada tempatnya."

Wajah Tammi memburuk. Dia jatuh ke lantai dengan pecahan gelas yang segera menusuk tangannya. Dia menangis kesakitan meraung agar Archie tidak melakukannya. Itu membuat aku hanya memutar bola mata melihatnya. Dimulailah akting ibu tiri teraniaya.

Archie berjongkok di depan Tammi. "Jika kau bertingkah lagi dan mengganggu istriku, aku tidak akan segan padamu. Ingat saja bagaimana kau tinggal di rumah ini. Jadi jangan mengurus keluargaku dengan cara yang buruk. Bukan istriku yang harus melayanimu tapi kau yang harus melayaninya. Dan uangku adalah miliknya, mau dia belanjakan seperti apa, terserah padanya."

Tammi hanya meneguk ludah dan segera beringsut seperti bola kusut.

Archie sudah meraih pergelanganku dan hendak pergi. Tapi dia berhenti dan segera berbalik menatap pada Rick yang masih berdiri di sana tanpa tahu harus melakukan apa. "Apa yang kau tunggu? Tidak pulang juga?"

Rick menggaruk bagian belakang kepalanya, dia cengengesan dan kemudian meninggalkan rumah. Dia hanya memberikan pandangan geli padaku lalu meninggalkan aku.

"Jangan lihat lagi, jalan." Archie menarik dengan agak keras dan kasar.

Aku mengikutinya dan sempat menatap ke arah Tammi yang memberikan aku pandangan tajam tidak senang. Jelas mengatakan segalanya belum selesai denganku. Apa yang terjadi padanya adalah salahku.

Dulu aku selalu berpikir jika aku lebih baik pada Tammi, dia mungkin akan menjadi teman rumah yang baik dan kami setidaknya bisa akur. Tapi sekarang tidak lagi, dua tahun rasanya sudah cukup bagiku menahan segalanya. Aku tidak akan melakukannya lagi, aku akan hidup untuk diriku sendiri.

Dan yang membuat aku heran, kenapa Archie menjadi pria penyelamatku kali ini? Biasanya dia akan selalu mengabaikan segalanya. Archie memang tidak banyak melihat bagaimana aku diperlakukan di rumah ini. Karena dia tidak pernah tampak batang hidungnya. Dia selalu sibuk dengan pekerjaannya dan mungkin juga dia memiliki wanita di luar sana yang harus dia temani setiap waktu. Itu membuat harapanku pada pernikahan ini sudah lama pupus. Lalu kematianku yang akan segera datang membuat aku hanya ingin melewati waktu dengan tenang. Jadi, apakah aku harus menceraikan Archie untuk bisa mendapatkan hal itu? Menceraikanya dan mendapatkan uang darinya untuk berkeliling dunia. Itu menjadi rencana yang menarik.

"Apa yang kau pikirkan?"

Aku berhenti melangkah, Archie berdiri di depanku dan kami sudah ada di kamar. "Bukan apa-apa."

"Apa dia sering melakukan ini padamu?"

Melirik padanya dengan agak tidak senang, membuat Archie mungkin menemukan jawabannya. Tapi aku tetap mengatakannya. "Awalnya memang keinginanku tapi itu membuatnya berpikir selalu bisa menindasku. Selama aku patuh padanya, dia akan melakukan segalanya untuk membuat aku terluka."

"Itu yang membuatmu lebih kurus?" Archie sudah mengangkat tangan hendak menyentuh ke arah leherku.

Reflek aku segera menepis tangannya dan memberikannya tatapan tidak senang. "Apa yang kau lakukan?"

"Aku hanya—"

"Jangan berpura-pura lagi. Kita hanya berdua di sini. Kau tidak perlu memperlakukan aku dengan penuh kasih sayang. Tidak ada yang melihatmu di sini, jadi tidak perlu cari muka." Aku duduk di pinggir ranjang. Melingkarkan kaki dan bersedekap dengan dagu terangkat tinggi.

"Aku cari muka?" Archie menunjuk diri. "Memang kenapa aku harus mencari muka? Aku hanya tidak tahu kalau semuanya terjadi padamu."

"Tentu saja kau tidak tahu karena kau tidak pernah ada di rumah ini. Kau sibuk dengan pekerjaanmu, sibuk mengurus uangmu dan mungkin mengurus wanitamu di luar sana yang tidak kuketahui berapa banyaknya. Tapi tenang saja, aku mengerti. Aku tentu saja tidak akan menghalangimu dengan kesenanganmu jadi jangan menghalangiku dengan kesenanganku. Karena aku akan membuat banyak kejutan untukmu."

Archie bukannya duduk di sampingku. Dia malah berlutut di depanku yang membuat aku tidak nyaman. Dengan gaun indah yang aku kenakan, pendeknya jelas bukan sebuah jawaban saat ini untuk berhadapan seperti ini dengannya. Aku menahan tangan menutup ke bawah gaunku. Berusaha mempertontonkan ketidakpedulian.

"Kau pikir aku memiliki wanita lain?"

Aku mendengus mendengarnya. "Siapa yang tahu. Mungkin itu bukan hanya pikiranku."

"Aku tidak memiliki wanita lain. Bisa kukatakan padamu, aku bersumpah, aku tidak memilikinya."

Melirik padanya, aku menemukan kesungguhannya. Aku memang tidak benar-benar mengatakan dia selingkuh, karena dia memang mencintai pekerjaannya lebih dari siapa pun. Jika dia memang menginginkan wanita lain, tidak ada salahnya dia menceraikan aku dan menikahi siapa pun itu. Tapi selama ini dia mempertahankan aku di sisinya. Jadi jelas bukan karena adanya wanita lain.

"Kau masih tidak percaya? Aku bisa membuktikan—"

"Sudah, aku percaya."

"Sungguh percaya?"

Aku hendak bertanya kemudian kenapa dia tidak pernah pulang dan terlihat menghindariku. Tapi aku tidak mau terlalu jauh, aku tidak bisa memiliki harapan pada Archie lagi karena waktuku hanya tinggal beberapa bulan. Lebih baik menjarakkan diri dan membuat dia tahu kalau aku sama sekali bukan istri yang baik baginya.

Tapi bagaimana cara bersikap seperti istri yang buruk

Aku memberikan anggukan pada pertanyaannya.

"Dan kau membeli apa dengan uang yang begitu banyak itu? Aku kembali ingin menanyakan padamu, apakah kau sungguh menggunakannya sendiri atau kau kehilangan kartumu?"

"Kau tidak senang aku membelanjakan uangmu?"

Archie yang mendengarnya segera terkejut, karena mungkin mudahnya aku tersinggung pada apa yang aku katakan. Yang dikenal Archie pada diriku adalah perempuan penyabar dan tulus hati. Tapi aku sepertinya merusak total nama baikku malam ini.

"Sudahlah, aku tidak akan melakukannya lagi kalau kau memang tidak senang." Aku naik ke ranjang dan masuk ke selimut. Membungkus rapat tubuhku dengan selimut itu.

***

Ready Ebook di playstore
Tamat di karyakarsa
Bisa beli pdf di aku

Sampai jumpa mingdep 😘

Istri Presiden (SAB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang